1. Sial

64 6 0
                                    

Hari ini aku dan Risa terpaksa harus pergi ke luar kota untuk menyelesaikan sedikit kesalahpahaman dengan salah satu dosen pembimbing skripsi. Yah, satu perkara yang sebenarnya sedikit memalukan jika diceritakan lebih lanjut. Intinya ialah dosen pembimbing kami kesal atau kecewa atau marah? Entahlah.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit. Sekarang aku harus bergegas menuju rumah Risa karena kami harus pergi sebelum jalan mulai dipenuhi dengan para manusia yang berangkat bekerja atau pergi ke sekolahnya.

Ku hidupkan mesin mobil kesayangan ini lalu langsung berangkat ke tempat tujuan. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di rumah Risa. Tentu saja karena jalan masih tidak terlalu ramai.

Tinn.. tinn..

Tidak ada respon dari penghuni rumah, padahal suara klakson mobil ku cukup nyaring untuk sekedar memberitahu bahwa aku sudah menunggu sejak tiga menit yang lalu.

Lama amat sih ni cewek. Sial, keburu macet entar. Batin ku memburu. Terpaksa aku harus keluar dari mobil. Liat aja kalo udah di depan mata, gue seret lo Ris.

Toktoktok..

"Risa!" Di pagi hari seperti ini sebenarnya tidak etis berteriak di depan pintu rumah orang. Tapi juga tidak berlaku di siang maupun malam.

Sudah yang kedua kalinya aku mengetuk pintu rumah ini, tapi tetap tidak ada respon. Anjir Risa masih idup gak sih di dalem? Wah minta ditabok nih orang.

Ceklek

"Cari siapa?" Suara seorang laki-laki menyapa. Anjir, jadi ini kakanya Risa yang di foto keluarganya itu.

"Risa-nya ada?"

"Temennya?" Aku mengangguk. "Masuk."

"Apaan sih kok ribut? Ganggu berbi lagi tidur cantik aja." Seorang perempuan muncul dari balik pintu kamar dengan kondisi yang sedikit memprihatinkan. Wajah pucat tanpa make up, rambut berantakan layaknya manusia jaman purbakala dan mengenakan piyama hello kitty merah muda yang sepertinya sudah sedikit pudar.

Aku melotot ke arahnya. Melihatnya dengan tatapan geram karena sekarang dia asik mengucek matanya tanpa sadar kehadiranku di depannya.

"RISA MANDI SEKARANG,"ucapku dingin penuh penekanan. Matanya terbelalak saat mendengar suara ku di dekat telinganya. Bagus jika sudah sadar.

"AAAAAAAAAA! KITA TELAT MAMPUS!!" Aku yakin tetangga di sebelah rumahnya pasti mendengar suara tiga oktaf nya itu. Sambil berlari ke kamar mandi, samar-samar ku dengar Risa mengomel karena tidak ada yang membangunkan.

"Lima menit, Ris. Gue tinggal kalo lama." Aku sedikit berteriak agar Risa mendengar suara ku dari dalam.

"Iya bawel," ucapnya balas berteriak dari kamar mandi.

Tidak lama kemudian Risa keluar kamar mandi dengan kemeja dan celana kainnya. Terkesan formal karena kami kan ingin meluruskan kesalahpahaman dengan dosen pembimbing.

"Ayoo buruan. Kita udah telat banget ini,"ucapnya sembari mengamit tangan ku.

"Karna lo dodol." Ku lepaskan tangannya yang menggenggam tanganku lalu karena aku terlalu kesal, akhirnya ku pukul kepalanya dengan 7 lembar kertas yang sudah ku gulung.

"Aw! Bego lu ndro. Sakit pala gue." Dia mendengus sambil sesekali mengusap kepalanya.

Tanpa menghiraukannya aku langsung masuk ke mobil. Sedangkan Risa masih saja berteriak dari depan halaman rumahnya.

"Abang, Risa berangkat ya."

***

Hampir 4 jam lamanya kami menunggu dosen. Ditambah lagi saat berangkat kami terjebak macet. Tidak sia-sia kedatangan kami berdua. Ya, kesalahpahaman itu sudah diatasi. Masalah selesai.

"Akhirnyaaaaaa.. bisa nyenyak juga gue tidur malam ini." Suara perempuan pecicilan di sampingku menginterupsi. "Eh, kita main yukk mumpung di Bandung. Entar malem aja pulangnya." Sekali lagi. Aku hanya melirik sekilas ke arahnya.

"Ayoolah Kar. Kapan lagi kita bisa kayak gini. Yayayaaaa." Risa mendekat. Mengeluarkan jurus puppy eyes nya. Dia pikir aku akan luluh apa.

"Gak."

"Iya. Kar lo cantik deh Kar. Ayo dong Kar gue kan bosen di rumah."

"Derita lo."

"Ahh lo nyebelin bat si jadi orang. Gak asik lo, sebel gue."

"Diem." Aku sedikit membentak. Tapi perempuan di samping ku ini tetap saja tidak mau diam dan malah semakin barbar. "Woy. Berisik nyet. Gue gak konsen nyetir nya." Kali ini aku melihat ke arahnya. Dia terkejut akan hal itu.

Tintintin

Suara klakson terdengar sangat nyaring dan tergesa. Aku pun langsung menoleh ke depan dan lihat apa yang ada di depan mataku. OMG!!! Mati gue kali ini.

"Aaaaaaaaaaaaaa!!! Awas Kar."

"Astagaaa!" Secepat kilat aku membanting setir ke kiri. Entah apa yang ku lakukan benar atau tidak. Aku tidak dapat melihat dengan jelas lagi karena mobil itu sudah sangat dekat.

BRUK

Aku masih bisa merasakan mobil kesayanganku ini menubruk sesuatu di depannya dengan sangat keras hingga ku jamin pasti bunyinya terdengar di radius 6 meter. Ah, mobilku maafkan pemilikmu ini.

Kepala ku terasa sangat sakit. Sekarang semua terasa seperti slow motion. Aku bahkan tidak yakin apakah salah satu bagian tubuh ku baik-baik saja atau sudah di penuhi darah. Risa? Aku belum melihat keadaanya. Risa lo masih idup kan?
Tidak. Tidak ada tenaga yang tersisa untuk sekedar menoleh. Ini terlalu menyakitkan.

Satu hal yang masih teringat di pikiranku saat kecelakaan ini telah terjadi. Mom, i'm so sorry. Setelah itu semua gelap.






~HALLO HALLO~
I'M BACK HAHA. Maafkan dariku yang dulu dan mohon terimalah diriku yang sekarang.

Part 1 nya segini dulu ya. Janji kok diriku akan kembali membawa part 2, hehe.

Oh ya, jangan lupa vote dan komennya ya readers yang cantik2 dan ganteng2.

[LIKE YOU] MY SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang