Empat

48 5 0
                                    

Mandy membasuh mukanya berkali-kali. Air mata nya menyatu dengan air keran yang disiramkan ke mukanya. Mata Mandy memerah. I never thought , it's gonna be that worst. Maafin gue Ghin .... Mandy menghapus air matanya dengan punggung tangan. Hatinya jadi tidak karuan. Perasaan nya sedih menyesal campur aduk.

Di kelas , Ghina tidak lagi mau duduk bersebelahan dengan Mandy.
"Elo atau gue yang pindah?" tanya Ghina ketus. Mandy belum menjawab, tiba-tiba Ghina sudah mengambil keputusan "OK.biar gue yang pindah, orang kaya elo mana mau ngalah ?" dan Ghina sudah pindah ke meja belakang. Ghina memilih duduk bersama Hilda , sementara Tina yang semula duduk dengan Hilda harus mengalah dan duduk bersama Mandy. Setelah itu, selama pelajaran hari itu, yang terdengar hanyalah dengung bisik-bisik. Ternyata Ghina Mencoba membangun image nya yang sempat terjungkal karena Mandy.

"Sungguh. Gue tuh nggak hamil. Pacaran aja jarang. Ya kalian tau lah. Cewek macam gue kan banyak banget cowok yang ngejar. Jadinya gue mesti selektif Banget."
Dan semua orang mengangguk-angguk percaya. Tapi bisik-bisik itu bukan berhenti seiring dengan penjelasan Ghina malah semakin menjelma bagai pasukan lebah yang menyerang kelopak bunga. Lambat laun Mandy malah merasa suara itu bagai desing peluru yang di tembakkan kearah jantung nya.
"Elo nggak salah kok man. Gue yang salah. I am the one who deserve to be punished," bisik Mandy lirih kepada dirinya sendiri

Sejak kejadian itu Mandy merasa kehilangan sahabatnya. Hari- harinya begitu sepi. Walaupun celotehan Ghina yang kecentilan dulu terasa mengganggu, sekarang justru menjadi hal yang dirindukan Mandy. Tidak ada lagi ajakan Ghina...."Man anterin gue ke mall yuk! Katanya body shop lagi sale tuh...". Atau "Man lo udah liat majalah nggak ? Ada distro baru deket kompleks rumah loh. anterin gue kesana ya please...."

Melodi lagu Havana nya Camilla Cabello tiba-tiba menghentak di kamar Mandy dan membuyarkan lamunan. itu suara ring tone Hp Mandy. Nama Evan terpampang disana. Mau ngapain lagi sih nih anak? Mandy langsung mengangkat hp nya,
"Ada apaan van ?"
"Woi. Sabtu ini kita jadi kumpul nggak ?"
"Di base camp? " tanya Mandy
"Yoi lah. Emang dimana lagi ?"
Setiap sabtu, mereka biasanya berkumpul di base camp untuk hang out Bareng atau melakukan apapun buat have fun. Tapi apa Ghina akan tetap datang ?
"Kayak nya gue gak kesana deh Van "
"Kenapa ?" desak Evan.
"Gue males jadi cewek sendiri di sana," alasan Mandy.
"Ah ge-er aja lo. Siapa bilang lo cewek satu -satu nya di base camp kita?"
Kening Mandy langsung berkerut "Emang nya ada siapa lagi?"
"Ya Ghina lah. Selama ini kan kita selalu berempat jadi, sabtu besok pun nggak bakalan ada perubahan. Pokoknya dateng ya !" Evan langsung mematikan telpon nya.
Mandy termangu, masih memegang hp nya. Ghina bakalan dateng ? Yes mudah mudah dia emang udah bisa maafin gue senyum Mandy mengembang.

"Pertiakaian Mandy sama Ghina Harus buruan di hentiin."
"Setuju!" Damar mengangguk.
"Trus lo punya strategi jitu nggak buat nge damain Meraka?" tanya Evan.
Damar hanya menggeleng, "Gue percaya sama lo Van. gue doain setelah proyek ini berhasil, lo bakal di angkat jadi duta perdamaian PBB. Good luck ya..." Damar menepuk bahu Evan.
Seorang cewek tiba-tiba melintas dihadapan Evan dan Damar.
"Sophie.... Sophie mau ke kantin ya ? Tungguin dong !" Damar sudah melesat menghampiri Sophie . Dalam hitungan menit, Damar sudah bisa menggandeng Sophie sambil tertawa renyah dan tatapan mesum.
Evan hanya bisa menghela nafas kasar melihat Damar dan Sophie menghilang kearah kantin. Sejak saat itu Evan berpikir bahwa misi mendamaikan Mandy dan Ghina hanyalah tugas untuknya. Damar tidak berniat sama sekali untuk ikut-ikutan.

Setelah keliling-keliling ke seluruh pelosok sekolah akhirnya Evan menemukan
Ghina. Saat itu Ghina sedang duduk di atas tikar di bawah pohon mangga yang tumbuh dihalaman belakang sekolah. Ghina sedang duduk makan burger bersama Ariel cowok yang menurut Evan amat sangat sok keren...
"Honey , ada saus di bibir kamu."Ariel langsung menghapus bercak saus yang ada dibibir Ghina dengan sapu tangan nya terlihat mesra dan begitu memuakkan bagi Evan.
"Huh kebanyakan nonton film india tuh orang ..." gerutu Evan.

Dihadapan Ariel Ghina tersenyum lebar, menurut Ghina tindakan Ariel begitu gentleman. Kepercayaan diri China memang bertambah pesat saat dirinya terbukti tidak hamil image, nya kembali pulih.  "Pembunuhan karakter Mandy buat gue tuh Gatot... Gagal total." begitu yang di ucapkan Ghina ke seluruh antero sekolah dan Ghina kembali menjadi idola cowok-cowok SMA bhakti tunas bangsa.

"Heh  ngapain lo disitu ? Ngintipin kita ya?"  Evan terlonjak kaget Ariel sudah menunjuk ke arahnya dengan wajah garang.
"Ih siapa juga yang mau ngintipin lo? Lagian ngapain juga lo berdua disitu ? Kalo mo piknik tuh ke taman mini sama keluarga lo... jangan di halaman belakang sekolah dong, di bawah pohon mangga pula nggak OK banget..."
"Emang nya yang OK di bawah pohon apa?" tanya Ariel sok garang padahal bego.
"Dibawah pohon duren"
Ariel garuk-garuk kepala seolah berpikir, sesaat kemudian Ariel tampak marah "Lo mau bego-begoin gue ya ?"
Ariel sudah bersiap menyerang Evan  tapi tangan Ghina sudah menarik tangan Ariel
"Sudah... Evan gak bermaksud gitu kok dia temen aku " Ariel masih kelihatan marah "kamu tunggu disini ya" pinta Ghina ke Ariel walaupun masih kesal Ariel pun mengangguk.
"Gue mo ngomong sama lo Ghin.."
"Ngomong aja " sekilas Evan menoleh ke arah Ariel yang tampak sedang memperhatikan nya, Ariel masih tampak nyolot sambil mengacungkan jari tengah ke arah Evan tapi Evan tidak peduli.
"Gue minta lo kumpul di base camp ya ,malam minggu" pinta Evan Ghina kelihatan bimbang. " Pasti ada Mandy disana..."
"c'mon Ghin. elo jangan kayak anak kecil gitu dong ...."
"Dia tuh yang kayak anak kecil.." sembur Ghina.
" Honey kmu di ganggu bajingan itu?"
Teriak ariel merusak suasana.
Ghina menoleh dari kejauhan lalu menggeleng  " i'm fine kamu, gulung tiker aja trus ke kelas nanti aku nyusul deh...."
Haiiiya ngomong pake 'honey' segala padahal pacaran masih pake tiker,Evan menggerutu dalam hati.
"Sorry van gue lebih baik gak dateng" ucap Ghina Datar.
"Ghin kita tuh temenan gak setahun dua tahun kita temenan dari kecil masak cuma karena missunderstanding kecil kayak gini kita jadi bubar?" Ghina terdiam menatap kosong halaman belakang sekolah Ariel sudah masuk kembali ke kelas dengan membawa tikarnya.
"Ayolah Ghin kasih kesempatan Mandy buat ngomong sama lo, Do this not only for her, but for us....for our friendship... please"  ucapan Evan terdengar mengiba. Ghina terpaku, tidak ada jawaban dari mulut Ghina.

Okay guys segini dulu ya ceritanya maap ya lama aku update soal nya kemaren kemaren sibuk wkwkkwk ,maap juga cerita masih flat tapi tenang aja guys nanti bakalan sampai ke chapter  yang bikin greget dan ngakak, makasih juga buat yang udah baca dan readers ku yang setia ,pokok nya terus baca cerita Evan ku,jangan lupa vomment bye-bye  😘.

 Evan Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang