Chapter 1

1.5K 68 1
                                    

Dahyun pov's

Aku masih memperhatikan langkah kakinya yang meninggalkan kelas di sore itu. Tap...tap...tap... Ia mengayunkan kakinya dengan tempo pelan namun ayunan itu berhenti sesaat dan menuju kearahku. "Hey!" Kejutnya, sontak aku pun menaikan daguku dan mendapatinya tepat di depanku."Ayo pulang!, aku ingin minum es depan rumahmu, ahh panas sekali hari ini". Bibirku yang belum bergerak ini terhenti saat Ia meraih pundakku dengan tangnnya yang panjang itu.
Di sepanjang jalan aku terus memperhatikan langkahnya yang membuatku terus menunduk, "Apakah kau sudah memikirkan kemana kau melanjutkannya setelah ini?" Tanyanya yang membuatku menaikan daguku lagi. "Tentu saja tujuanku ke rumah" jawabku, "Bukan, maksudku setelah kau lulus" jelasnya, "Kalau itu aku berencana bersekolah di sekolah kesehatan" jawabku dengan pasti.
Langkah kaki pun membawa kamu sampai di depan toko yang kami tuju "Yahhh tokonya tutup" keluhnya, "Kau ingin sekali makan es ya?"  Tanyaku, Ia pun menganggukan kepalanya yang bagiku itu sangat iimut, "Sebenarnya hari ini ibuku membuat es potong, jadi...bagaimana kalau kita kerumahku sekarang?" Tawarku, "Benarkah ? Wahhh aku senang sekali, aku hampir mati karena panas hari ini".
###
Ia menginjakkan kakinya di rumahku. Matanya meneliti setiap sudut rumahku dengan rinci, ia selalu melakukannya setiap kali berkunjung kerumahku.
"Tak banyak yang berubah."
Ia membuka suara, "tentu saja, itu karena kau sering berkunjung kesini sampai-sampai kau tak menyadari ada nya perubahan" ucapku. "Benarkah? Memangnya ada yang berubah?"

"Ada sesuatu"

"Apa itu?"

"Pokoknya sesuatu"

"Ayolah hari sedang panas aku tak ingin bermain main"

"Cih, sok serius, yakin kau tidak akan menyesal jika kuberitahu?"

"Hmm" jawabnya ragu.
"Baiklah, perubahannya adalah...aku yang tambah imut" jawabku dengan sedikit aegyo.
"Kemari kau!!" Serunya sambil mengjarku. Itulah yang sering  kulakukan sepulang sekolah bersama sahabatku, Minseok.

Minseok pov's
Terasa cukup lama kami berlarian di ruang tengah rumahnya. Kami sering bercanda hingga menguras tenaga bahkan untuk hal kecil yang tak penting sekalipun.
Jam menunjukan pukuk 5.15, sudah 2 stik es krim kusejajarkan di mangkuk berwarna pink kesayangan dahyun tersebut. Tanpa sadar mataku menangkap momen Dahyun yang tengah menguap karena kelelahan, "Baiklah kalau begitu aku pulang dulu" suaraku yang memecah keheningan."Tinggallah disini sebentar, lagipula orangtuaku belum datang, aku takut disini sendirian" ungkapnya dengan setengah sadar menggunakn aegyonya yang menurutku itu lebih mirip orang mabuk.
"Ahh, aku ingin sekali pulang, tapi aku akan menemanimu sampai bibi Ahn kembali"
"Haaa serius? baik sekali sahabat sehidup sematiku ini"
"Bukan karna itu tapi karna aku takut jika sahabatku satu-satunya dimakan oleh makhluk yang bangkit saat gelap"
jawabku untuk menakutinya, ia pun memanyunkan bibirnya yang sering ia lakukakn jika ia sedang kesal.

tampaknya karena kami keasikan berbincang, kami tak sadar akan kehadiran bibi Ahn yang sedari tadi memperhatikan kami berdua. Aku yang tak sengaja menolehkan kepalaku untuk melemaskan otot leherku kaget bibi Ahn disana sedari tadi, ini adalah reaksi tubuhku yang sebenarnya benci akan hal mistis. "Ya ampun bibi Ahn, kau hampir membuatku teriak" kataku kaget, "Habisnya kalian sangat asik berbicara, bibi tidak mau mengganggu kalian, oh Dahyunku ternyata sudah tidur, nampaknya ia sangat kelelahan" jelas bibi Ahn sambil menunjuk Dahyun yang berada disebelahku. Aku yang berada di sebrangnya tak sadar sama sekali bahwa ia terlelap. "Cepat sekali, dasar koala" gumanku, "Nak Minseok ingin pulang, kau pasti lelahkan telah mengajak Dahyun bermain sepanjang hari? pulanglah dan istirahatlah, terimakasih ya" ucap bibi Ahn yang mengagetkanku kembali, "Baiklah, kalau begitu aku pulang bi" aku pun pamit dan jalan dengan cepat menuju rumah mengingat hari yang sudah petang, ah pasti bibi Seo sudah siap mengomeliku

Author pov's
Minseok melangkahkan kakinya dengan pelan pelan saat ia berada di depan daun pintu rumahnya dan saat membukanya, bukan ibu atau ayahnya yang menunggu, melainkan pengasuh setianya sejak kecil, bibi Seo. "Sekalian saja kau tak usah pulang minseok-ah" tegur bibi Seo yang terkenal akan sarkasmenya. "Aku tadi keasikan main di rumah temanku jawabku yang masih menunduk. "Dahyun bukan? kau tahu berapa kali tuan Kim melarangmu bermain dengan orang kelas bawah seperti dia? untung saja ayahmu sekarang sedang pergi ke Turki dengan ibumu karena urusan bisnis, kalau tidak mungkin kau akan dikurung selama beberapa hari" omel bibi Seo panjang lebar, namun Minseok hanya bisa mengeluarkan kata "maaf" dari mulutnya. "Kau tau daritadi bibi sangat mencemaskanmu" kata bibi Seo sembari memeluk Minseok.
Itulah hari-hari Minseok yang hanya ditemani oleh pengasuh yang sudah ia anggap bagai ibunya sendiri itu. Dalam hidup Minseok ia jauh lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuhnya bahkan ia yang mengajari Minseok tentang pelajaran di sekolah. Minseok hampir tak tau apa itu kasih sayang seorang ibu atau orang tua bila bukan hati baik bibi Seo.

Minseok pov's

Aku merebahkan diriku di ranjang kesayangku serta mengistirahatkan telingaku yang disambar oleh ribuan omelan bibi Seo sepanjang makan malam kami. Aku pun memejamkan mataku sambil merasakan sensasi seakan melayang-layang namun ketenangan itu tak berlangsung lama saat ponselku berdering dan mendapati tulisan 'Tofu' tertera dia layar notifikasiku, yang langsung ku klik

Tofu
'Minseok-ah kau tiba-tiba berubah jadi ibu hahaha, maaf ya aku tadi. Bisakah kau menelponku? ada yang ingin aku bicarakan soal perasaanku akhir akhir ini'

Mataku terbelalak mendapati pesan dari sahabatku. Aku tak mengerti akan reaksi badanku yang mendadak jantungku berdegup kencang hanya karna membaca pesannya. Ku akui bahwa aku menyimpan rasa padanya sejam pertengahan tahun ke-2 kami di SMA. Aku tak mengerti mengapa aku baru jatuh cinta padanya padahal kami bersahabat dari kecil.
Aku pun langsung membuka kontak Dahyun nam saat aku menemukan ikon berbentuk telpon tersebut entah kenapa hatiku berdegup kencang, gerogi? benarkah, aku harus memastikannya.

.
.
.
.
Sorry berantakan baru pertama buat hehe 😂

Melted Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang