Empat

184 4 0
                                    

Kali ini yang datang melamarnya bukan orang sembarangan. Pak H.Fery Supardi, M.E Seorang yang sangat dihormati di kampus ia mengaja. Duda berumur lima puluh tahun, status dan umurnya tidak masalah baginya, sudah bertitel haji, kredibilitasnya tidak diragukan lag, materi tak usah ditanyakan lagi. Di Jawa Tengah saja ia mempunyai sebuah pabrik makanan ringan. Namun soal moral dan ahklak, susah bagi zahrana untuk menerimanya, repotnya jika ia menolak lamaran beliau ia sangat susah untuk menjelaskan ia harus berkata apa nantinya.
Zahrana telah membicarakan hal ini juga kepada kedua sahabatnya Dinda dan umma. Dinda berpendapat Semua pilihan ada di tanganmu rana jika menurutmu itu yg terbaik untukmu terimalah beliau,jika memang rana belum merasa cocok dengan beliau jelaskan lah dengan sejujurnya.
Sedangkan umma berpendapat lain menurutku kau sudah saatnya untuk berumah tangga terima saja rana mustahil beliau akan menyakiti-mu. Apalagi beliau orang yang terpandang.
Ia belum bisa mengambil keputusan, kata-kata umma sahabatnya terngiang-ngiang di telinganya. Ia nyaris memutuskan untuk menerima lamaran Pa Fery.
                              ***
Lima menit sebelum rombongan Pa Fery datang, zahrana berbicara kepada kedua orangtuanya. Ia minta kepada mereka pengertiannya jika ia nanti mengambil keputusan yang mungkin tidak melegakan mereka berdua.
     Ia berdandan secukupnya,ia pakai jilbab hijau muda kesukaannya, serasi dengan gamis yang ia gunakan. Hanya dirinya dan kedua orangtuanya yang akan menyambut.
     Rombongan Pa Fery datang tepat waktu tepat pukul setengah lima sore, tidak main-main empat mobil. Ayah dan ibunya kaget tidak menduga yang akan datang sebanyak ini dan seserius ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takbir Cinta ZahranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang