1.1. Night Changes (GxG): Part 1

5.8K 277 29
                                    

Genre: Romance
Plot: Dea adalah mahasiswa sarjana yang rajin. Satu malam mengubah segalanya, saat pertama kali ia pergi ke sebuah klub dan dipertemukan dengan mahasiswi Doktor yang biasanya ia sering lihat di salah satu laboratorium di departemennya.

A/N: Oke, jadi ini semacam cerita pendek aku yang pertama. Tapi, untuk cerita ini mungkin akan aku publish dengan dua atau tiga bagian. So, enjoy reading!

***

Tugas hari ini sangat merepotkan, dosenku sudah gila. Tanpa menjelaskan banyak hal, dengan mudahnya dia memberikan tugas yang jauh lebih rumit daripada materi apapun yang ia sampaikan. Sudah hampir 1 jam lamanya aku duduk sendirian berkutat dengan laptopku di tempat ini, nasibku sungguh sial.

Demi Tuhan, hari ini hari libur, tetapi aku harus pergi ke kampus untuk menumpang internet, hanya karena deadline dan sedang ada gangguan internet di tempatku sehingga sangat terpaksa aku harus kesini. Aku mungkin seharusnya ke cafe saja, tidak, internet di kampus jauh lebih cepat, dan aku tidak suka melihat pemandangan cafe. Seharusnya juga, aku ke perpustakaan saja daripada harus sendirian di departemenku dan duduk di beberapa bangku kosong di depan laboratorium ini. Laboratorium ini, aku penasaran kapan profesor akan membuka rekruitmen untuk mahasiswa sarjana, meskipun pada kenyataannya laboratorium ini hanya khusus mahasiswa master dan doktor saja.

Krek...

Aku mendengar suara pintu dibuka, baru saja aku berpikiran tentang laboratorium ini, dan tiba-tiba saja laboratorium ini menunjukkan bahwa ia sedang hidup, maksudku sedang ada orang-orang yang bekerja atau melakukan penelitian di situ. Seperti halnya manusia biasa, aku menoleh ke pintu sebagai refleks atas adanya sumber suara, aku harap itu bukan Prof. Heru, karena akan sangat malu jika itu Prof. Heru yang keluar dari pintu itu. Memang ia sangat ramah kepada mahasiswa, tetapi sepertinya ini memalukan aku terlihat mengenaskan harus ke kampus sendirian di hari libur. Aku harap ini hanya orang-orang Lab yang tidak aku kenal saja. Namun, parahnya sekarang, aku berharap itu Prof. Heru saja. Karena...

Apa aku tidak salah lihat? Aku dengan jelas bisa menyaksikan kecantikan dari malaikat. Seorang wanita dewasa menatap kosong ke arahku, jelas saja dia beberapa tahun lebih tua dariku, mungkin 10 atau 12 tahun lebih tua. Dia sungguh cantik dan anggun, terlihat keibu-ibuan, rambutnya terurai, kulitnya kuning, dan tubuhnya langsing juga tinggi. Sempurna. Aku segera merapatkan kedua bibirku kembali akibat terpukau, aku berusaha untuk bersikap dingin, apalagi hal ini sungguh memalukan, hanya aku sendirian di sini.

Bagaimanapun juga, aku mengakui, wanita itu mungkin akan menjadi panutanku mulai sekarang. Bagaimana tidak? Sudah pasti dia pintar, sudah pasti juga dia mahasiswa master atau doktor di Departemen ini, tidak mudah kan untuk menjadi mahasiswa master dan doktor itu. Itu juga cita-citaku selama ini, untuk melanjutkan studiku sampai dengan tingkat tertinggi, entah untuk apa, tetapi aku suka sekali dengan bidang ini dan aku tidak puas jika hanya mempelajarinya sebanyak 144 SKS.

***

Beberapa kali aku menongkrong dengan teman-teman sekelasku, atau teman-teman dekatku dari Departemen ini, aku seringkali melihat perempuan itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa sih, hanya diam saja dan mengaguminya dari jauh. Untuk mengetahui namanya saja juga tidak mungkin. Sehingga aku hanya akan terus bersikap dingin seperti ini. Memang apa yang kau harapkan? Berkenalan dengannya? Sungguh ide yang bodoh, mana mungkin aku tiba-tiba mendekati orang yang tidak ingin kenal denganku dan sama sekali tidak saling membutuhkan.

***

"Sedang mengerjakan apa kalian?" Profesor Heru yang ramah menyapaku dan Fina yang sedang sibuk berurusan dengan program yang sedang kami buat.

"Uhm, kami sedang mengerjakan penelitian kami, Pak. Untuk kompetisi yang diadakan oleh IEEE." Fina menjawab dengan canggung dan malu-malu, ia juga tidak menyebutkan kata Prof, karena Profesor yang satu ini tidak suka untuk dipanggil Prof, beliau lebih suka dipanggil Pak saja.

GROW IN GRACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang