part 5

285 29 4
                                    

Matanya mengerjap pelan, satu pemandangan yang dilihat oleh gadis itu ketika membuka kelopak matanya adalah ruangan bernuansa putih dengan aroma obat-obatan khas rumah sakit. Gadis itu meringis ketika tiba-tiba rasa pusing singgah dikepalanya tanpa permisi, apa yang dilihatnya terasa berputar. Entah sudah berapa hari dirinya terbaring lemah di tempat ini, yang jelas kejadian pada malam itu sungguh masih teringat jelas di memorynya. Dimana ketika gadis itu melihat dirinya yang lain, ia juga ingat bagaimana sosok yang sangat mirip dengannya itu menatapnya dengan penuh kebencian. "Akh", rasa pening itu kembali menyerangnya, ia kembali meringis sebelum suara pintu mengalihkan perhatian.

Ceklek

kedua sudut bibirnya perlahan terangkat ketika melihat seorang anak laki-laki muncul dengan menenteng papper bag di tangannya. "Jung sik-ah" lirihnya tersenyum.

"Eun soo nonna!" Jung sik berjalan cepat mendekati gadis itu, kedua matanya berbinar dengan mulut yang terbuka lebar. Anak itu tak kuasa menahan kebahagiaan hingga beberapa butir air mata lolos mengalir ke setiap sisi pipinya. "ku kira kau akan mati"

"Yak! Kau kira nonna mu selemah itu? Eoh?!"

Jung sik menggeleng, "kau kan wonder woman, tapi sayang, sekarang wajah mu lebih mirip seperti mayat hidup"

Eun so mendelik, "benarkah?". buru-buru tangannya tergerak meraih sebuah ponsel yang tergeletak di meja nakas samping ranjangnya. Ponsel yang dalam keadaan mati itu ia buat untuk melihat pantulan wajahnya sendiri. "Ahh, kau benar, wajah ku terlihat jelek, haruskah ku memakai riasan?".

"Tidak perlu, kau masih terlihat cantik jika dibandingkan dengan para mayat yang tergeletak disamping kamar kita"

"Yak!" Gadis itu kembali berteriak hingga lupa akan rasa pening yang masih menggelayuti kepalanya. "Ayo kita pulang" ujarnya langsung mencoba melepas jarum infus di punggung tangannya membuat anak itu langsung terkesiap seketika.

"Biar ku panggilkan dokter saja! Lagi pula istirahat saja dulu, kau baru sadar setelah 3 hari tidur" sergah Jung sik.

Gadis itu menggeleng, "kau lupa? Aku cukup pandai dalam melakukan hal ini"

Benar, Jung sik lupa bahwa nonnanya itu sempat pernah belajar tentang dunia kedokteran sebelum sesuatu merusak segalanya. Saat di panti asuhan tempat dimana ia tinggal pun, gadis itu sudah seperti menjadi dokter bagi para penghuni panti yang hanya terdiri dari anak-anak terlantar itu.

"Aku akan menggadaikan kalung ku, dengan begitu kita bisa pergi dari tempat ini", Eun soo beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi dengan membawa papper bag berisi baju ganti dari Jung sik.

"Tidak perlu nonna, sudah dibayar"

Gadis itu berhenti, ia berbalik lagi untuk kembali mendekati Jung sik yang tengah merapikan tempat tidur. "Dapat darimana uang itu? Bukankah kau sudah ku larang untuk bekerja? Kau pikir aku akan menyukainya"

"Kau menyuruhku untuk tidak melakukannya, kenapa aku harus melanggarnya?", Jung sik kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. "Tadi siang, ada seorang pria yang membayarnya"

"Pria?"

Jung sik mengangguk, "dia bilang, dia mengenalmu"

Eun soo semakin mengerutkan dahinya, otaknya bekerja sepuluh kali lebih keras dari biasanya. Seorang pria? Eun so bahkan tidak pernah ingat bahwa dirinya memiliki teman pria.

"Aku juga dengar, pria itu mengaku sebagai kekasihmu saat proses pembayaran tadi" lanjut Jung sik yang membuat Eun so semakin kebingungan. "Cepatlah nonna, kau bilang ingin cepat pulang, rumah sudah seperti kuburan sekarang"

Who Are You? [PCY-KSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang