Epilog

1.7K 202 10
                                    

"Eomma! Appa tidak mau membelikanku es krim!"

"Kamu sedang batuk, sayang. Tidak boleh makan es krim."

"Huaaaaaaa! Eomma dan Appa jahat!"

Kedua insan itu kini berpandangan. Apa yang harus mereka lakukan dengan anak lucu ini?

"Kita beli balon, yuk!" tiba-tiba wanita dengan blouse putih menghampiri lalu menggendong Park Shin Ho.

Anak itu berhenti menangis lalu tertawa senang, "Aku sayaaaaang sekali sama Halmoni!"

Hani membawa cucunya pergi, meninggalkan anak dan menantunya berdua.

"Aigoo... Untung ada Eomma," Jisoo membuang napas.

"Dia mengambil sifat keras kepalamu."

"Kau yang keras kepala, bukan aku!"

"Aku juga sayang padamu."

Jisoo menatap aneh suaminya, lalu tertawa. Jinyoung ikut tertawa, mereka berjalan sambil bergandengan tangan.

"Anak itu akan tampan sepertimu."

"Dan pintar sepertimu, ah, dan juga keras kepala."

Jisoo memukul pelan bahu Jinyoung. "Kau memang istriku yang terbaik!"

"Memangnya kau mau menambah istri lagi?" Jisoo sudah menatap Jinyoung galak.

"Tentu saja..." Jisoo melotot pada Jinyoung, "tentu saha tidak. Kan aku hanya cinta padamu."

"Semakin hari kau semakin aneh. Aku tidak tahan melihat sikap genitmu."

"Aku ketularanmu sifat anehmu."

"Yak! Jinyoungie!"

Jinyoung berlari menghindari pukulan Jisoo. Mereka terlihat seperti remaja yang sedang berpacaran, padahal usia pernikahan hampir menginjak 5 tahun.

Semua tamu bertepuk tangan setelah mereka mengikrarkan janji masing-masing.

"Aku tidak menyangka kalian akan menikah. Selamat ya!"

"Kau sangat beruntung, Jinyoung! Andai aku bertemu duluan dengan istrimu."

Jinyoung melotot pada teman satu kantornya itu. Sementara Jisoo tertawa.

"Semoga kalian langgeng. Aku benar-benar iri!"

Jisoo mencibir. Yang tadi bicara adalah Yerin. Ya, musuh besar Jisoo dulu. Tapi, entah kenapa mereka berteman sekarang.

"Makanya seriuslah dengan satu lelaki. Baru putus sudah sama yang baru," sindir Jisoo.

Yerin ikut mencibir, lalu membiarkan pasangan itu berbicara dengan tamu yang lain.

"Aku lelah!"

"Kau makan saja dulu, aku yang menemani tamu."

"Nanti kalau aku pergi banyak yeoja yang akan melirikmu," Jisoo merengut.

Jinyoung mengecup sekilas bibir Jisoo. "Aku hanya milikmu."

Jisoo tersipu. "Baiklah. Setelah aku makan, kau juga makan ya."

"Shireo! Nanti namja lain akan menggodamu!"

Jisoo mengecup pipi Jinyoung, berbisik "aku hanya milikmu, Park Jinyoung."

Jinyoung yang salah tingkah membuat Jisoo tertawa.

"Apa yang kau pikirkan? Lebih tampan jalanan daripada wajahku?"

"Aku hanya memutar kembali masa saat kita menikah dulu," jawab Jisoo.

"Itu hari yang paling membahagiakan dalam hidupku."

"Gomawo, karena telah menepati janjimu," Jisoo tersenyum.

"Itu karena aku seorang namja sejati."

Jawaban Jinyoung membuat Jisoo terbahak, "terserah kau sajalah."

"Kau ini semakin tua malah semakin cantik," Jinyoung tiba-tiba berbicara random.

"Mwo? Jadi kau bilang kalau aku ini tua?!"

"Ani, ani! Bukan begitu maksudku!"

"Itu yang kau maksud!"

Jinyoung sudah berlari melihat Jisoo yang siap-siap memukul dada bidang Jinyoung.

"Hani eomma! Tolong selamatkan aku!!"

"Kau tidak bisa lari, Park Jinyoung!!!"

Taman bermain, saat matahari terbenam menjadi saksi pasangan bahagia tersebut berpelukan erat setelah aksi kejar-mengejar mereka.

"Aku tidak bisa berhenti berkata kalau aku sangat mencintaimu, Kim Jisoo."

"Aku juga tidak bisa berhenti berkata kalau aku juga sangat mencintaimu, Park Jinyoung."

The End

***

maap yeu kalo endingnya agak gaje. Di cerita berikutnya pasti bakal lebih baik daripada ini (semoga aja)😂😂 thanks buat kalian yang udah setia baca dari episode awal-akhir♡ I love you to the moon and (not) back:v ❤

It's Getting Louder | kjs • pjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang