Bab 11

1.1K 193 16
                                    

Kini, mereka sedang duduk di kedai ayam. Setelah 2 jam meninggalkan Jisoo mencari buku, Jinyoung akhirnya tidak jadi meminjam buku.

Jisoo sudah merengut daritadi. Tentu saja dia kesal.

"Wae?"

"Molla."

"Ya.. Kenapa lo masih cantik ya kalau lagi marah?"

Jisoo tetap diam. Mencoba untuk tidak tersenyum.

"Mianhae. Lain kali, gue nggak akan ninggalin lo lagi. Janji."

Ah, Jisoo sudah tidak tahan. Bagaimana bisa dia masih kesal saat seseorang yang disukainya selembut in?

"Arra arra."

"Udah dimaafin?" Jinyoung bertanya.

Jisoo mengangguk. Tepat saat itu, pesanan mereka sudah datang. Mata Jisoo langsung berbinar. Dia mengambil beberapa potong ayam.

"Makan yang banyak," Jinyoung tersenyum. Dia senang melihat gadis di depannya makan dengan lahap.

Melihat Jisoo tersenyum, dirinya ingin ikut tersenyum. Begitu juga jika dia melihat gadis itu sedih.

"Jin, lo makan juga dong."

"Ah... ya."

Jinyoung tahu pasti perasaannya terhadap gadis pecinta ayam ini. Dia selalu ingin melindunginya setiap melihat manik mata Jisoo yang tampak rapuh.

Jinyoung selalu ingin melihat kebahagiaan dimatanya, tawa lebarnya, mendengar suara indahnya. Lama-lama Jinyoung bisa gila!

"Gomawo!" ucap Jisoo setelah selesai makan.

"Udah kenyang?"

"Udah," Jisoo menganggukan kepalanya.

"Sekarang... jadi ke taman bermain?" Jinyoung bertanya.

"Tentu saja! Kajja! Gue mau main semuanya!" Jisoo berseru semangat.

Jinyoung berdiri diikuti Jisoo.

"Kajja! Jangan terlalu semangat, baru habis makan," Jinyoung memperingatkan Jisoo yang sekarang berlari menuju mobil Jinyoung.

Jisoo nyengir, sudah berada disamping mobil. Menggerakan tangannya, mengisyaratkan Jinyoung agar cepat.

Jinyoung tertawa melihatnya lalu berlari kecil. Apapun akan dia lakukan agar membuatnya bahagia. Semoga dia bisa menepatinya.

***

"Heol. Daebak!" Jisoo melompat riang melihat wahana-wahana di taman bermain.

"Gue udah lama pengen main ini! Akhirnya!"

"Pertama, mau main apa?"

"Roller coaster!"

Jinyoung melongo menatap Jisoo. Gadis ini perlu diingatkan lagi kalau dia baru saja makan.

"Kalau gitu kita nonton 3D Theatre yuk!" ucap Jisoo setelah membaca sekilas wahana yang ada.

"3D Theatre?"

Benar dugaan Jinyoug kalau 3D Theatre untuk anak kecil. Hanya sejenis kartun yang ditayangkan disana. Dan sekarang, gadis disampingnya sedang asyik menonton dan bertepuk tangan kecil.

Ditambah lagi, di ruangan itu kebanyakan terisi oleh anak anak kecil dan orangtuanya. Jinyoung merasa terasing, sungguh.

Akhirnya, satu jam yang membosankan itu berlalu. Jika tidak bersama Jisoo, mungkin Jinyoung sudah tertidur di dalam sana.

"Masih kenyang?"

Jisoo menggeleng cepat.

"Roller coaster?"

"Ne!" Jisoo menjawab dengan semangat. Dia membiarkan tangannya ditarik Jinyoung menuju wahana tersebut.

"Lo tunggu disini ya, gue mau beli tiket dulu," ucap Jinyoung.

Jisoo menahan pergelangan tangan Jinyoung. Lelaki itu menatap Jisoo heran.

"Wae?"

"Ah, ani... Jangan lama-lama."

Jinyoung tersenyum mendengarnya. "Arra."

Jisoo mengantre di depan wahana tersebut. Setelah dilihat-lihat, yang akan naik wahana ini sepertinya pasangan. Gadis berambut hitam ini tersipu. Dan sekarang, malah sibuk berandai-andai.

"Kim Jisoo? Wah, rupanya sekarang lo udah bisa main-main, ya."

Jisoo mengenal suara itu. Dia menoleh ke kanan. Oh, tidak. Jangan sampai hari ini rusak gara-gara gadis yang sekarang sedang tersenyum miring.

"Apa hal itu jadi masalah lo, Jung Yerin? Hidup lo kurang apa sampai mengurusi hidup orang lain?" Jisoo berkata sengit.

Yerin tampak kaget mendengar perkatan itu dari seorang Jisoo. Dia menutupinya dengan tertawa sinis.

"Ah..." ucapnya setelah melihat Jinyoung yang membeli tiket di belakang sana.

"Sejujurnya gue nggak mau ngerusak kencan lo ini. Tapi, gue akan kasih tau sesuatu."

Yerin maju, membisikkan sesuatu. Jisoo mengernyit mendengar ucapan Yerin. Jemari tangannya sekarang sudah terkait. Berharap apa yang barusan dikatakan Yerin hanya kebohongan belaka.

Setelah gadis berambut pirang itu pergi, Jinyoung datang membawa dua lembar tiket.

Jisoo bersyukur Jinyoung tidak bertemu dengan gadis itu. Tapi, melihat senyum Jinyoung sekarang, dia memikirkan ucapan Yerin tadi.

"Lo tahu apa yang akan terjadi antara dua keluarga kaya kalau masing-masing mempunyai anak laki-laki dan perempuan. Yep. Perjodohan."

***

Disini ada yang kesel sama Yerin nggak?😂😂

It's Getting Louder | kjs • pjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang