Prolog

3.3K 366 5
                                    

Jisoo baru saja naik ke kelas 3 SD. Wajahnya imut dan cantik, sayangnya dia harus rela di-bully.

Anak-anak kecil lainnya terlalu sombong untuk menerima perbedaan derajat mereka. Itulah yang dipikirkan Jisoo selama ini.

"Aish!" Umpatan itu terdengar dari belakang.

Coklat panas tumpah mengenai seragam Jisoo. Kulitnya terasa panas, namun dia bertahan untuk tidak menangis.

"Kamu jangan bengong di tengah jalan, dong! Kamu kira ini sekolah punya orang tuamu?!"

"Maaf."

"Belikan aku gantinya!"

"Aku nggak punya uang..."

Gadis bermarga Jung itu menatap Jisoo marah.

"Kalau kamu memang nggak punya uang, harusnya jangan buat cokelatku tumpah!"

Jung Yerin mendorong badan Jisoo keras. Namun, tentu saja tenaganya tidak cukup untuk menjatuhkannya.

"Kamu bikin aku kesal!" Yerin berteriak lalu mengambil cokelat panas milik temannya.

'Byur'

Jisoo memejamkan matanya, takut merasakan cairan panas itu di kulitnya. Tapi, ketika dia tidak merasakan apapun, dia membuka matanya.

"Jin-jinyoung?" Jisoo berkata dengan gugup.

Seragam Jinyoung kini ikut basah akibat menolong Jisoo. Untungnya dia cukup tinggi. Kalau tidak, cokelat itu pasti sudah membasahi kepalanya.

"Lain kali kamu harus melawan," Jinyoung berkata pelan.

Dia juga merasakan hal yang sama dengan Jisoo. Dibully oleh teman-temannya, sudah biasa. Untuk itu, dia ingin  melindungi orang yang sepertinya.

"Yak! Park Jinyoung!"

"Kekayaan juga bisa menghancurkanmu, Yerin," Jinyoung membalikkan badannya sambil menatap Yerin tajam.

Yerin terkejut. Jinyoung tidak pernah menatapnya seperti itu. Dia tidak pernah mendapat tatapan seperti itu.

"Aish! Memang kalian tidak berguna!" Yerin berlari meninggalkan mereka berdua.

"Terimakasih," Jisoo kecil berkata pelan.

"Ingat, yang kamu perlu cuma keberanian," Jinyoung tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan gadis yang sedang mencerna perkatannya.

It's Getting Louder | kjs • pjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang