[Bag-Ian 8]

10.4K 1.2K 176
                                    

Gua lebih suka minuman yang dingin. Ga usah yang panas, karena gua sendiri udah hot.
-Bagas
__________________________________

Suasana di kantin terlihat lebih tenang dari biasanya. Mungkin karena ini tanggal tua, dari segi uang maupun tugas sekolah. Biasanya di tanggal tua, uang jajan akan berkurang hampir setengah, juga tugas sekolah akan menumpuk seperti catatan yang harus dikumpulkan dan lain sebagainya.

Aku pun kembali ke kelas karena bosan sendirian di kantin. Kemana perginya dua sejoli yang selalu bersama tersebut? Rega-Nemo maksudku. Biasanya kami selalu bersama kalau sedang jam istirahat, apa lagi bagi orang seperti Nemo yang tidak bisa ditinggalkan sendirian, kalau tidak, ia akan membuat keajaiban dunia yang ke-8.

Oh iya, aku baru ingat kalau Ian telah bergabung dengan squad kami. Aku jadi teringat bahwa aku harus memastikan sesuatu.

Aku berjalan melewati lorong kelas sambil memainkan handphoneku. Aku membuka grup chat squad kami dan mengirimkan pesan pada mereka "Lo semua pada kemana, oi?".

Read by 1.

Anj-diread aja?

Sesampainya di kelas, aku berjalan ke arah tempat duduk. Ah, ternyata Ian lagi di kelas juga. Ian sedang memainkan handphonenya sambil memasang senyum di bibirnya.

Tanpa sadar, aku menaikkan alisku dan mengerutkannya.

Dia lagi chatan sama siapa sampai senyum segala?

Aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan mendekati Ian. Dia bahkan tidak menyadari bahwa aku sedang berdiri di sebelahnya.

"Lu, abis pulang sekolah ini lagi free kaga?"

Ian tersentak seketika lalu mengerjapkan matanya saat mata kami bertemu. Ia segera menyembunyikan handphone miliknya. Ia yang semula duduk di kursi, kemudian berdiri untuk menyamakan posisi kami.

"Eng.. Tadi lu ngomong apa, Gas? Gua gak fokus tadi, hehehe," ucap Ian sambil memasang senyuman manis di bibirnya. Eh? Jangan bilang bahwa aku baru saja mengatakan kalau senyuman Ian manis.

"Nanti abis pulang sekolah, lu free kaga?"

"Bukannya ngumpul di basecamp ya?"

"Enggak. Rega-Nemo lagi bermasalah kayaknya. Jadi kita batalin dulu ngumpulnya sampe mereka berdua baikan."

"Oh gitu..."

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

Dammit! Sabar, Gas. Sabar.

"Lu free kaga?"

"Oh? Lu masih nanyain itu. I-ya.
Kenapa emang?"

"Fine. Pulang sekolah gua tunggu lu di gerbang." putusku sambil menepuk bahunya dan memberikan senyuman. Dan bisa kulihat, pipi Ian memerah dengan otomatis. Nah, ini yang kutunggu-tunggu. Ian dengan pipi memerahnya dan wajahnya yang... salah tingkah? Eh? Apa itu karenaku?

Tak terasa pelajaran pun berakhir dan bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya.

Bel aja terdengar happy sekali saat pulang sekolah, apalagi kami siswanya.

Aku segera berjalan keluar kelas dan pergi ke kelas Fio. Sudah kenal 'kan sama Fio yang kumaksud?

Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan Fio. Hanya saja Nemo selalu membahas gadis ini di depanku, dan karena itu aku bisa mengenalnya.

Lorong kelas begitu ramai. Aku bahkan hampir bertabrakan dengan siswa lain. Aku menunggu Fio di depan kelasnya. Kuharap ia belum pulang. Aku ingin mengajaknya jalan-jalan hari ini, dengan Ian juga tentunya. Soalnya, aku ingin memastikan apa sebenarnya yang aneh padaku?

[Un]requited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang