-tiga-

46 6 2
                                    

Malam tiba.

Bagi yang bukan makhluk nokturnal ini waktu yang cocok buat mengisi ulang tenaga mereka.

Seperti tiga manusia, sebut saja Seongwu, Daniel, Hyunbin, yang sudah tergeletak di tempatnya masing-masing. Walaupun seharian tadi mereka hanya duduk di atas jok mobil, tapi itu cukup menguras tenaga mereka.

Apalagi sepanjang perjalanan isinya hanya tertawa. Energi yang mereka buang tambah banyak.

Apalagi Daniel, yang harus menyetir sambil tertawa karena selera humornya yang sudah tiarap.

Dan Seongwu yang berceloteh tanpa henti seharian.

Tapi mata mereka masih enggan menutup. Jadi saat ini mereka sedang ngobrol untuk mengisi kesunyian sebelum tidur.

"Capek bener gue," keluh Daniel.

"Apalagi gue, niel," tambah Seongwu yang mendapat protes dari yang lain.

"Itu mah elonya aja yang nggak bisa mingkem, bang,"

"Tau nih si lolot," dan yang di protes hanya bisa cengengesan. Mereka lanjut melontarkan candaan dan hinaan terhadap satu sama lain.

Jarum jam terus berlalu satu persatu dari mereka mulai tidur. Menyisakan Hyunbin yan masih terbangun.

Seberkas cahaya bulan menembus jendela ruangan tempat mereka tidur dan cahaya terlihat berwarna.... biru.

Hyunbin yang penasaran berjalan meendekati jendela. Matanya melihat cahaya bulan menerangi sebuah hamparan bunga yang sama seperti tadi.

Matanya pun mendadak tak bisa berkedip. Pemandangan di depannya terlalu bagus.

Ia pun merebahkan badannya dan memutuskan untuk mencari lokasi hamparan tersebut besok.

Hyunbin menutup matanya bersamaan dengan angin yang membelai lembut kulitnya. Samar- samar ia mendengar sesuatu.

"Tolong."

---

Ia duduk dengan dan menatap kosong langit luar. Tiba-tiba ia merasa ada yang memperhatikannya. Ia merasa akhirnya ada yang menyadari eksistensinya.

Bulir-bulir air mata jatuh begitu saja tanpa disadarinya

---

tidak terlihat ada yang berbeda ya?

E he he

heavenly blue +hyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang