-satu-

82 20 5
                                    

"HAHAHAHHAHA, BEGOOOOOO!!!!!"

"Ya gini ini kalo waktu kecil laper makan otak sendiri, waktu gede jadi nggak punya otak,"

"yHAAA BODOH LO BANG"

Suara ricuh barusan berasal nggak lain nggak bukan dari sebuah mobil yang tengah melintasi area persawahan dan hutan. Padahal isinya cuma 6 kaum adam, tapi pasar malam saja kalah berisik.

Ada Daniel, si receh yang terus menyupir sambil tertawa terbahak-bahak.

Ada Jonghyun yang hanya senyam-senyum geli menanggapi candaan sahabatnya.

Ada Seongwu, atau akrabnya Ong, yang terus mengeluarkan banyolan-banyolan bodoh.

Jaehwan yang tak kalah receh. Suara tertawanya sudah berkumandang memenuhi mobil.

Minhyun yang tertawa dan melontarkan kalimat sarkasnya.

Dan Hyunbin yang nafasnya tersendat-sendat karena terlalu banyak tertawa.

Mereka terus-terusan mereceh sepanjang perjalanan mereka. Hari ini mereka memang berencana untuk pergi ke salah satu pantai yang agak jauh dari perkotaan. Nggak ada alasan yang spesifik, hanya sedang ingin berlibur saja katanya.

Hyunbin tiada henti tertawa, sampai matanya menangkap sebuah pemandangan yang sepertinya indah di hutan sana.

Ada hamparan bunga morning glory berwarna biru memenuhi, errr, sebuah pekarangan?

"Woi bin! Bengong aja lo. Ngeliatin apaan dah?" tanya Daniel.

"Hah? Heh? Hoh? Oh. Itu bang, ada ladang isinya bunga warna biru di sana. Bagus bener, ntar kesana kuy?" jawab Hyunbin.

"Hah? Apaan? Gue nggak liat apa-apa tuh?" timpal Ong.

"Makin tua biasanya emang penglihatan makin berkurang sih bang. Lo kan udah tua,"

"Anjir, emang kurang asem lo bin. Gue senggol juga terbang lo,"

"Ah masa, CIAAAAA,"

Dan obrolan mereka kembali berlanjut sepanjang perjalanan.

----

Ia terduduk menghadap jendela. Memandang ke arah dunia luar. Dari pelupuk matanya mengucur bulir-bulir bening yang berlanjut menjadi deras.

Ia tak tahu mengapa ia menangis.

Ia tak tahu apa sebenarnya yang dia lakukan.

Ia tak tahu. Ia, ia—


heavenly blue +hyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang