Aku tiba di rumah lewat pukul sebelas dan tidak melihat mobil Mama di garasi. Mbak Ayu, asisten rumah tangga kami, menyambutku di depan pintu dengan wajah mengantuknya yang lelah namun ceria. Dia menarik lenganku dan langsung membawaku menuju meja makan yang sunyi seperti biasa. Mama mungkin tidak akan pulang, tapi itu bukan masalah besar. Mama bisa mengurusi dirinya sendiri dan aku bisa makan sup ayam sendirian. Mbak Ayu pandai memasak.
Mbak Ayu duduk di depanku dan bercerita dengan ceria tentang turnamen Malaysia Open yang tadi ditontonnya sendirian. Bagian favorit Mbak Ayu adalah smash-smash kemenangan atlet-atlet muda Indonesia dan upacara penyerahan medali. Mbak Ayu bilang, seharusnya aku melihat teman sekolahku bermain di lapangan. Karena dia ganteng dan kalem dan permainannya sangat bagus. Dia memenangkan finalnya dan mendapatkan medali emas. Mbak Ayu menyebut 'medali emas' dengan penekanan penuh kebanggaan. Mbak Ayu heran, bagaimana mungkin aku bisa tidak mengenal si Atlet Bulutangkis padahal kami bersekolah di tempat yang sama. Kukatakan padanya, bahwa sekolahku sangat besar dan luas. Tidak semua orang saling mengenal. Mbak Ayu bilang, tidak apa-apa kalau memang begitu. Dia percaya, aku akan bertemu si Atlet Bulutangkis nantinya. Dan kalau aku bertemu dengan si Ganteng Kalem di sekolah, aku harus mengucapkan selamat untuk kemenangannya.
Setelah menyelesaikan makan malamku--yang lebih tepat disebut makan tengah malam, Mbak Ayu bilang, nanti, kalau musim turnamen bulutangkis lagi, aku sebaiknya bolos bimbingan satu malam saja untuk menonton pertandingan bersamanya di rumah. Dia berjanji akan memasak apa pun yang kuminta. Aku mengiyakan karena aku cepat-cepat ingin masuk ke kamar dan merayakan keberhasilanku membobol loker Tami dengan tidur nyenyak.
***
Gemes ya, nunggu Raina ketemu si Atlet Bulutangkis Manis. Hehe....
Love,
KAMU SEDANG MEMBACA
Everybody's Boy & A Lone Girl
Ficção AdolescenteArlingga Vanega hanya menginginkan medali emas dalam setiap turnamennya. Karena itulah dia sibuk berlatih dan berusaha agar tidak tertarik pada gadis SMA mana pun. Sementara itu, Raina Binar Galuh terlalu sibuk dengan rencana masa depannya dan kelas...