'Kata orang cinta itu buta. Konyol? Memang. Karena sekarang aku sedang merasakannya.'
Abimana Aryasatya
Point of view✍✍✍
"Ai'." Bisikku lirih menyebut namanya.
Sedikit menghela nafas, menenangkan jantungku yang berdetak kencang.
Pikiranku melayang kepada gadis kecilku, Rhaella Aphrodhite. Gadis kecil yang membuatku tergila gila, hingga aku sanggup berlutut bawah kaki kecilnya. Bukannya melebih lebihkan, tapi memang itu yang aku rasakan.
Dulu aku sering mengira bahwa aku tidak normal. Tidak pernah sekalipun terbersit didalam pikiranku untuk memikirkan lawan jenis bernama perempuan, sampai-sampai sahabatku Keynan mengatai kalau aku Straight alias gay alias homo.
Gila.
Tentu saja aku frustasi, rasanya hampa dan kosong.
Hingga aku merasakan perasaan aneh itu, perasaan berdebar-debar yang hanya dapat kurasakan saat melihat gadis kecil itu, Rhaella.
Dulu, dia hanya sebentuk bayi merah mungil yang berisik, dan aku tidak menyukainya.
Cengeng sekali, Keynan yang saat itu kutanyai apakah dia senang memiliki adik bayi yang cengeng dan tukang makan seperti itu malah tertawa.
Matanya berbinar senang, Keynan bilang dia akan menjadi Optimus prime nya Rhaella, karena ia akan jadi pelindungnya. Bagi keynan, adik kecilnya adalah sesuatu yang berharga yang pernah dimiliki oleh seorang Keynan Brahmantyo dan harus ia jaga sepenuh hatinya.
Dan karena hal itulah aku jadi sering memperhatikan perkembangan Rhaela. Lama lama ada sesuatu yang tidak beres dengan jantungku.
Rasanya aneh.
Seperti sekarang saat ia sedang sibuk menyendok ice cream berwana pink didepannya. Tidak memperdulikan sekitar, tidak menyadari bahwa aku berdiri dibelakangnya. Mengamati punggung kecilnya, mengamati bagaimana sibuknya dia dengan sendok dan es cream dipangkuannya.
Sungguh saat itu pikiranku sangat tidak karuan, sepertinya aku memiliki riwayat penyakit jantung mendadak. Jantungku berdetak sangat kencang, tidak seperti biasanya. menyesakan sungguh, sampai aku sulit bernafas, tetapi anehnya terasa menyenangkan.
Mataku terpaku, melihat betapa kecil dan mempesona nya dia. Ingin sekali aku memanggilnya, menyerukan sekeras kerasnya bahwa aku tidak suka diabaikan olehnya, ingin menjadi pusat perhatiannya, bukan benda berbentuk kotak putih dengan isi ice cream berwarna pink itu.
Kuberanikan diri untuk menyentuhnya dari belakang, hingga keynan datang secara tiba tiba dan mengejutkanku, menepuk punggungku dengan keras sampai aku hampir terjungkal.
Kuseret dia kekamarnya, aku ingin memberi tahu sesuatu. Kututup pintunya, kukunci sekalian takut jika ada yang mendengar.
"Key." Kataku berbisik.
"Kenapa sih Bim? Tingkah lo aneh banget tau nggak sih, main seret orang aja. Entar kalau gue kesandung trus jatuh kan ng..." Ck, mulai deh si Keynan dengan mulut kalengnya.
"Jangan drama deh lo, dengerin dulu." Kataku serius. Ya iyalah, masa depan ini.
"Pa'an." Tanyanya sambil memutar bola matanya malas. Ck.
"Tonjok gue key, sadarin gue. Kayaknya gue udah gila.." Seruku gusar sambil mengacak acak rambutku yang tadinya memang sudah acak acakan.
"Nggak kaget sih gue denger elo gila. secara, elo kan jones dari orok. Butuh belaian pasti lo, yekan? Ngaku aja deh Bim, nggak usah sok jaim sama gue sampe ngomong gak doyan cewek segala." Kata kampret didepan gue panjang kali lebar. Dasar..

KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia?
Romance"Siapa sih Lo? Sikap lo yang kayak gini yang buat gue penasaran. Anedd" _Rhaella Aphrodhite "Teruslah mencari tahu siapa diriku. Dengan begitu kau hanya akan memikirkan tentangku, bukan yang lain. Cause you're MINE" _Abimana Aryasatya