05. Dia kembali

47 10 6
                                    

Author

"ELLA, DIMANA LO BOCAH. KELUAR SINI, DASAR ADIK DURHAKA."

Sore itu di kediaman Brahmantyo sangat ribut. Dan itu dikarenakan suara menggelegar milik Rey yang saat ini sepertinya sedang marah besar. Wajahnya nggak karuan. Lipstik dimana mana, bahkan alisnya yang tebal dan hitam sudah mirip Sinchan sekarang ini, pokoknya nggak banget deh.

Para maid yang melihat itu hanya menahan tawa, sudah biasa mendengar teriakan cetar membahana badai ulala milik tuan mudanya. Dan yang menjadi penyebabnya siapa lagi kalau bukan adiknya, Rhaella. Dan memang hanya gadis itu yang berani menistakan kakaknya dengan begitu kejamnya seperti saat ini.

Sedangkan sang pelaku sedang mengintip di atas tangga dan cekikikan tidak jelas.

"Khe khe khe, rasain lo bang." katanya pelan dan berbalik dengan hati hati supaya tidak ketahuan abangnya.

"RUPANYA LO DISITU HAH! SINI ABANG KETEKIN SAMPE MAMPUS LO, ELLAAA."

SIALAN.

Rhaella Aphrodhite pov

SIALAN, gue ketahuan. Kabuuur.

Abang gue udah kalap dibawah, ditambah ngeliat gue. Alamat, nggak bakal selamet gue.

Dengan secepat flash guepun berlari mondar mandir di lorong lantai dua.

Anjay~

Gue panik, gue harus bisa selamet dari ketekan maut abang gue.
Huwaa, Mama.

Gue masuk kamar, Eh baru sampe pintu gue mikir. Kalo masuk kamar gue sendiri pasti bakal langsung ketahuan.

Gue balik badan, bengong depan pintu sambil cari inspirasi.

"ELLA."

sialan, abang gue mulai dekat. Kulihat di depan, pintu kamar Bima terbuka sedikit.

Ahaa~

Gue jadi punya ide. Tanpa basa basi gue masuk ke kamar si manusia es, dan sesampainya di dalem gue langsung tutup pintunya rapat-rapat.

Gue senderan di pintu sambil pejamin mata. Napas gue ngos ngosan, kayak lari marathon. Sumpah, tadi itu memacu adrenalin banget. Rollercoaster mah nggak ada apa apanya.

"Ngapain lo."

"Hah?" Anjay, gue kaget. Tiba-tiba Bima udah nongol aja didepan gue. Deket banget, anjaz! salah pokus gue.

"Ngapain dikamar gue? Keluar."

Beuh, galak banget sih mas? Untung ganteng. Kalo enggak, yaa~ enggak apa-apa sih. Hehee

"ELLA, DIMANA LO?"

"Ngapain masih disitu, Keluar." kata Bima tajam.

"Aduhh. Bim, tolongin gue dongg. Ada monster ngamuk di depan," kata gue memelas. "Ayoalahh."

"Nggak, keluar gue bilang"

"ELLA, AWAS AJA LO SAMPE KETEMU. BENERAN GUE KETEKIN, DASAR BOCAH TENGIL."

"Bimmm."

"Nggak, KEL...mhh." Gila, ngapain pake teriak sih. Gue bekep dah. Gue sedikit jinjit, nggak gue emang lagi jinjit sekarang ini.

Shit~ tinggi banget sih Bima. Makan apa coba, Enggrang?

"Ssttt,, jangan teriak oke. Nanti gue ketahuan sama abang gue." perintahku sambil berbisik dan gue lihat Bima membelalakkan matanya kaget. Lucu juga

"Ngapa liat liat, gue tahu kalo gue cantik." pede dikit nggak papa kan? Hueheee

"Ehhhh." teriak gue pelan. Uju gile nih orang, ngapain deket Deket muka gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amnesia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang