Chapter 4

31 41 0
                                    

Air hujan tidak berhenti dan membuat air di desa itu terus menaik. Clara dan Malvin mencoba menenangkan beberapa warga disekitar.

Mereka harap semuanya akan cepat berakhir. Semoga banjir ini cepat surut dan bisa kembali beraktivitas, mereka begitu ketakutan dengan kejadian ini.

Kasihan mereka, tidak punya tempat tinggal sekarang. Rumah-rumah mereka habis terseret oleh air.

Kejadian ini membuat Clara dan Malvin ingin cepat menghabisi para ilegal itu.

"Malvin apakah kau sudah menghubungi Liam atau Christi?"

"Mereka tidak bisa dihubungi,"

"Astaga kemana mereka?"

"Aku sudah meminta teman mu untuk membantu mencari,"

"Ah syukurlah,"

Clara dan Malvin kembali mencoba mengobati mereka yang sedikit terluka.

Hujan mulai mereda, tapi air masih menggenang tidak surut sama sekali.

Disini memang kekekringan dan tidak ada pohon yang meresapnya ke dalam tanah.

"Apa kau bisa membantu ibuku?" tanya anak kecil berusia lima tahunan.

"Dimana ibumu?" tanya Malvin.

"Ada di dalam rumah," ucap nya sambil menangis.

"Hei, kau tidak usah bersedih. Aku pasti akan menolongnya." ucap Malvin mencoba menenangkan gadis kecil itu

"Apa kau sungguh-sungguh?" tanya nya mencoba meyakinkan.

"Tentu saja," jawab Malvin.

"Tapi Malvin ... Air disana sudah meninggi." tangkas Clara untuk mencegah Malvin.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa," tenang nya.

Malvin dan petugas lain nya segera mencari ibu anak tadi. Untunglah, air sudah mulai surut.

Ini memudahkan petugas lain nya untuk membawa mayat-mayat itu ke tempat yang sudah di sediakan.

Malvin terus mencari kesekitar rumah itu. Dan tampak.seorang wanita yang tengah tenggelam.

Malvin dan petugas lain nya mencoba membantu.
Ibu anak itu masih bernafas dan memungkinkan untuk bis hidup.

"Bawa dia ke ruang gawat darurat." perintah Malvin.

***
"Ssstttttt ...." bisik Christi.

"Kita harus lari dari sini, sebelum para psikopat itu membunuh kita,"

Christi mulai melepaskan tali yang mengikat ditangan dan dikaki Liam.

Sekarang mereka harus memikirkan bagaimna caranya untuk bisa keluar dari gedung ini.

Disetiap sudut ada para penjaga.

"Ayo Liam berpikir!" pinta Christi.

"Bukankah kita membawa pistol," ucapnya. "bagaimana jika kita menggunakan nya untuk bersenang-senang." tawar Liam.

"Boleh juga, untuk para ilegal itu." tegas Christi.

"Aku akan menembaknya ke sembarang arah untuk mengalihkan perhatian mereka."

"Baik, aku akan mengawasi mereka."

Suara tembakan ternyata sangat berpengaruh pada telinga petugas Alford. Dan itu cukup menarik perhatian mereka.

"Mereka sudah pergi!" ucap Christi.

Mereka mengambil tali yang ada di dalam gedung itu. Liam mengikatkan tali itu dengan kuat pada salah satu tangga yang ada di dekat jendela.

Four to NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang