1.0

1.1K 217 14
                                    

 
 
  
 
Kamis lagi.
Les lagi.
Pulang malam lagi.
 
  
 
Tiga hal itu berputar di kepalaku sejak bel tanda berakhirnya sekolah dibunyikan.
 
  
 
Seperti siswi lainnya, aku segera meninggalkan kelas dan menghampiri Mama yang berdiri di depan gerbang sekolah dengan membawa dompet di tangan kanannya.
 
  
 
Iya, iya. Walau rok yang kupakai sudah berubah warna jadi abu-abu, Mama masih setia menjemputku. alasannya, sih, simple; menghemat pengeluaran bulanan.
  
 
 
"Kak Aya, les kan?"
 
  
 
Hm, baru juga masuk mobil, sudah ditanya perihal les.
  
 
 
"Iya, Ma."
 
  
 
Dan setelahnya, tidak ada suara lagi selain suara radio yang mengumandangkan lagu milik Dua Lipa yang rasanya, sudah kudengar lebih dari 10 kali di stasiun radio ini.
 
  
 
Sekitar 40 menit kemudian, aku sampai di tempat les. Setelah mencium tangan Mama dan meminta uang tambahan, aku turun dari mobil sambil mengutak-atik ponsel-kebiasaan sebelum terperangkap di ruangan ber-AC untuk belajar lagi.
 
  
 
Saat itulah sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselku.
  
 
 
Notifikasi yang sukses membuatku merutuk sebal.
  
 
 
joo haknyeon🐽
gue bolos, hehehe. selamat les sendirian! (2)
  
 
 
"Anjir ya juragan babi! Nolos terus padahal nilai juga pas-pasan!" omelku sambil berusaha melepaskan sepatu dari kaki.
 
  
 
Setelah puas merutuk, aku membuka pintu dan masuk ke dalam bangunan bimbingan belajar.
 
  
 
"Loh, Mbak Aya datang cepat ternyata. Langsung masuk kelas aja, mbak. Tutornya sudah nunggu." ucap Kak Yuha, pegawai magang yang sudah kukenal selama hampir dua bulan.
 
  
 
Karena mood-ku sudah terlanjur rusak akibat Haknyeon, aku hanya mengangguk sekenanya dan melangkah menuju ruang kelas yang berada tepat di samping tangga menuju lantai dua.
 
  
 
Secara serampangan, aku menggeser pintu yang dilapisi dengan kaca film berwarna gelap hingga menimbulkan suara yang begitu gaduh.
 
  
 
"Eh, eh. Hati-hati, dong. Nanti bisa roboh, nih, satu gedung."
 
  
 
Mendengar suara tepat di belakang, aku spontan menoleh ke asal suara dan menemui sesosok asing yang tengah menatap ke arahku dengan alis tertaut.
 
  
 

Untuk beberapa saat, yang bisa kulakukan hanyalah mematung di depan pintu sembari menatap karya Tuhan di hadapan.
 
  
 
Sepertinya, ekspresi wajahku nampak begitu menggelikan sekarang karena karya Tuhan di depan sana tertawa hingga kedua matanya menyipit secara sempurna.
 
  
 
"Choi Aya, kan? Saya sudah tunggu kamu sejak tadi." Lagi-lagi, suara yang terkesan maskulin itu menyapa telinga.
 
  
 
Kalau saja tidak sadar sedang diperhatikan, mungkin aku sudah terduduk lemas di lantai sekarang.
 
  
 
Tapi ... sebentar. Untuk apa Karya Tuhan ini menungguku? Apa aku pernah berhutang padanya hingga kini dia muncul di hadapanku?
 
  
 
Seolah tahu bahwa aku kini tengah bertanya-tanya, Sang Karya Tuhan kembali berucap, "Saya tutor Fisika yang baru. Silakan duduk, Aya. Jangan tegang karena saya tidak menggigit."
 
  
 
Tanpa berkata-kata lagi, aku segera menempati bangku terdepan sesuai perintah Karya Tuhan alias tutor Fisika yang baru.
 
  
 
Benar, nih, yang model begini adalah tutor Fisika? Bukannya peragawan yang salah alamat?
 
  
 
Kalau beneran sih ... aku rela ditinggal Haknyeon bolos setiap minggu.
 
  
 
Biar aku puas memandangi Karya Tuhan yang satu ini tanpa gangguan Si Kunyuk satu itu!
 
  
 
 
  
 

ㅡ👧📖👦 ㅡ

 
  
 
 
  
 
Seharusnya update kemarin...

Tapi berhubung lupa, jadi diganti hari ini, ya :(
 
  
 
 
  update setiap selasa dan kamis, ya!❤❤❤

[ONHOLD] mas tutor : lee juyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang