Nyatanya, aku tidak bisa tidur lagi setelah meladeni chat singkat-padat-gak jelas dari Mas Juyeon
Yang kulakukan hingga fajar menyingsing hanyalah berguling-guling di atas kasur. Dan di akhir setiap pergerakan yang kubuat, wajah Mas Juyeon berkelebatan di pikiran.
Mas Juyeon susuknya terlalu kuat kali ya?
Karena tidak tidur lagi sejak pukul empat, di sekolah aku merasa super mengantuk. Hampir setiap detik aku menguap lebar sampai-sampai Haknyeon meledekku kerbau. Sialan memang.
Untung saja aku masih punya teman yang baik hati, Kang Mina namanya. Sadar bahwa aku tidak sanggup melanjutkan pelajaran karena mengantuk, Mina berakting sesak napas dan izin beristirahat ke UKS. Khawatir terjadi apa-apa dengan Mina, Bu Yuri memerintahku untuk menemani Mina beristirahat di UKS sebab penjaga UKS sedang cuti melahirkan, katanya.
"Akting lo bagus banget deh, Min. Gue kira lo bengek beneran," komentarku setelah berada cukup jauh dari ruang kelas. Yang dipuji tersenyum lebar, jelas sekali dirinya merasa bangga akan pujian yang kulontarkan. "Ya iya, Kang Mina gitu. Titisannya Song Hyekyo."
Aku hanya bisa tersenyum masam. Kalau saja Mina tidak menyelamatkanku dari pelajaran Ekonomi yang membosankan kuadrat, pipi tembamnya itu pasti sudah habis kucubiti.
"By the way, lo ngapain aja semalem? Ngeronda? Sampai bisa-bisanya ngantuk di pelajaran pertama..." tanya Mina begitu kami berdua memasuki ruang UKS.
Aku meletakkan sepatu di rak sepatu lalu membaringkan tubuh di atas kasur yang kenyamanannya jauh dari kasur di rumah. Sengaja, aku tak langsung menjawab pertanyaan Mina.
"Gue tengah malem chat sama guru les. Bentar doang sih. Tapi setelah chat itu, gue jadi gabisa tidur."
Mina yang baru saja berbaring di kasur lain mengernyitkan dahi. "Ngapain chat sama guru les tengah malem? Memang istri gurunya kemana?"
"Belum punya istri doi. Baru mau lulus kuliah."
Mina mengangguk-angguk, tanda mengerti akan jawabanku. "Chat apa aja deh? Nanya pelajaran?"
Aku menggeleng, kemudian menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Dimulai dari wajah tampan Mas Juyeon, tak masalah dipanggil sayang, hingga masalah 'Ay' yang baru berlangsung beberapa jam yang lalu. "Itu orang aneh banget deh, Min. Untung mukanya ganteng." Setelah bermenit-menit, aku menutup cerita yang kubagikan pada Mina dengan semangat yang meletup-letup.
"Hm . . . kalau kata gue sih, mas-mas yang lo ceritain ini sukaㅡ"
Bodohnya, di saat Mina belum selesai mengutarakan pendapatnya, aku memotong ucapan Mina dengan perkataan konyol.
"Gak! Gak mungkin doi suka sama gue, Min. Kita baru ketemu sekali dan cinta pada pandangan pertama itu bullshit."
Mina yang berbaring di hadapanku memutar bola matanya, nampak jengah. "Please deh, Ya. Gue gak mau bilang doi suka sama lo. Gue tadi mau bilang doi suka godain muridnya!"
Eh? Jadi tadi aku salah tangkap, nih? Duh, malu! Mau taruh di mana mukaku ini?!
"Jangan-jangan, lo ngarep ya disukain masnya?"
Refleks, aku melempar bantal yang menganggur ke arah Mina. "Ngaco! Ngapain juga ngarep sama doi? Mending ngejer Changmin." selorohkuㅡtak santai.
"Selow, Ya. Lagian, lo naksir doi juga gapapa, kok." Mina tertawa lepas, "kecuali, kalau doi udah ada monyetnya."
Perkataan Mina hanya kubalas dengan melotot. Dan Mina kembali menjadi Mina Si Sahabat Terbaik. Ia mengalihkan topik dengan mulai bercerita tentang hubungannya dengan Haknyeon yang makin tak jelas itu.
Sebagai teman yang baik, aku mendengarkan celotehan Mina dan sesekali memberikan masukan.
Tapi sesungguhnya, di lubuk hatiku yang terdalam, aku sibuk berpikir.
Apakah Mas Juyeon yang tak keberatan dipanggil sayang itu sudah memiliki pacar?
ㅡ👧📖👦 ㅡ
Hayooo. Mas Juyeon sudah
punya pacar atau belum?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONHOLD] mas tutor : lee juyeon
Nouvellesniat hati ingin menguasai fisika, eh, hati malah dikuasai oleh mas tutor. ✾. wandearluts ⋆ alternate universe ⋆ may contain harsh words #14 in lee juyeon. cover credit : buzzfeedau @ tumblr.