2.0

885 179 38
                                        


  
Namanya Lee Juyeon.
Mahasiswa jurusan fisika yang kini tengah berjuang mati-matian demi mendapat persetujuan dari dosen pembimbing mengenai judul tugas akhir.

  
 
Dua informasi mengenai tutor fisika yang baru kuperoleh tanpa mengajukan satu pertanyaan pun. Karena pemuda di depan sana sudah terlebih dahulu membagikan informasi tentangnya.

  
 
Umur yang tak berbeda jauh denganku membuat sang tutor menolak dipanggil dengan embel-embel 'bapak'.

  
 
"Panggil Mas saja agar lebih akrab. Tapi kalau kamu mau panggil sayang, saya tidak keberatan, kok."

  
 
Ya. Makhluk dengan wajah teduh itu nyatanya juga memiliki bibit-bibit kerdus sebagaimana pemuda zaman sekarang. Padahal, aku sempat mengira bahwa Mas Juyeon ini berbeda dari pria pada umumnya.

  
 
Namun, berhubung Mas Juyeon sangat tampan, aku tidak bisa mencibir seperti apa yang biasa kulakukan pada Haknyeon ketika anak itu mulai ngerdus. Untuk membalas perkataan Mas Juyeon, aku hanya mengangguk singkat.

  
 
"Oke, saya rasa cukup mengobrolnya. Langsung ke materi, ya."

  
 
Gila. Aku kira Mas Juyeon bakal santai hari ini karena masih baru. Nyatanya, dia sudah siap untuk mengajar.

  
 
Dengan ogah-ogahan, aku mengeluarkan buku dari dalam tas beserta kotak pensil.

  
 
"Di sekolah, Aya sudah belajar sampai mana?" tanya Mas Juyeon sembari menuliskan tanggal di ujung papan tulis.

  
 
Aku terdiam dan sibuk mengingat-ngingat materi terakhir yang aku dapat dari Bu Jieun, guru fisikaku.

  
 
"Eung ... Elastisitas, sepertinya, Mas."

  
 
Mas Juyeon yang sudah selesai menulis tanggal mulai mengangguk-angguk dan kembali menatapku. "Sudah paham?"

  
 
Oke, ini pertanyaan sulit.

  
 
Sekedar informasi, setiap pelajaran fisika di sekolah, yang kulakukan hanyalah mengobrol dengan Mina. Hal ini membuat pengetahuanku tentang fisika begitu minim.

  
 
Aku ingin mengatakan yang sejujurnya di depan Mas Juyeon tapi ...

  
 
... ya gengsi, lah!

  
 
Aku tidak mau terlihat bodoh di depan makhluk setampan Mas Juyeon. Sehingga dengan percaya dirinya, aku menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa aku memahami materi elastisitas.

  
 
"Bagus! Kalau begitu, saya langsung beri kamu soal ya."

  
 
Hah? Apa tadi katanya?
Soal?

  
 
"Oh, ya. Karena kamu bilang tadi sudah bisa, jangan buka buku ya." lanjut Mas Juyeon sebelum menorehkan tinta spidol di papan tulis guna menulis soal.

  
 
Mampus.

  
 

  
 
Kalau tahu begini, mending tadi jujur aja!

  
 
Aku jadi ingin pindah ke Meik*rta.

  
 
 
  
 

ㅡ👧📖👦 ㅡ

 
  
 
 
  
 
Aku buat chapter ini cuma 30 menit. Jadi kalau berasa kurang nendang, aku minta maaf ya. 🙏

[ONHOLD] mas tutor : lee juyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang