CHAPTER 9 : RAHASIA

74 4 4
                                    

Jadi dapat dipastikan siapa pemenang dan siapa pecundangnya. Ya, akulah yang kalah. Bahkan sekeras apapun aku berusaha, aku akan tetap kalah darinya. Lagi-lagi aku harus mengikuti kemauan Jungkook.

Karena dia pemenangnya jadi Jungkook kembali menarik pergelangan tanganku.

Kurasakan langkah kaki kami akan menuju taman sekolah.

Aku akhirnya kembali melontarkan pertanyaan yang sudah kutanyakan sebelumnya untuk memastikan kemana Jungkook sunbae akan membawaku kali ini.

"Kita akan ke taman sekolah" jawabnya santai

Mataku membulat "Apa!? Taman apa?! Taman sekolah?!" Jawabku terkesiap

Seketika kuhentikan langkahku "Tidak sunbae aku tidak mau. Aku harus kekelas sekarang"

"Eitss tidak tidak. Enak saja" Jungkook mengulurkan tangannya merangkul pundakku.

.
.
.

Sesampainya di taman sekolah kami duduk di sebuah kursi taman yang panjang.

Angin semilir menerpa lembut rambutku yang di ponytail.

Jungkook menatap langit, entahlah apa yang sedang dipikirkannya.

"Heera, kenapa kau menghindar dariku tadi?" Tanya Jungkook memecah suasana hening diantara kami.

"Aku? Menghindar? Ah Tidakk sunbae, aku tidak menghindarimu. Lagipula untuk apa aku menghindarimu?" Jawabku kikuk.

"Aku sedang bertanya padamu, kenapa kau jadi malah balik bertanya" dia mengehembuskan nafas berat.

Jungkook kembali merebahkan tubuhnya di kursi ini, tentu dengan posisi kepalanya berada di atas pahaku.

Oh tidak, jangan lagi. Bagaimana tidak, terakhir kali hal seperti ini terjadi dan akhirnya tidak baik untukku.

Intinya, jangan hiraukan bel masuk kelas, jangan berusaha memindahkan kepalanya, jangan jatuhkan dia, jangan meneriakinya.

Dia terlihat manis jika diam seperti ini.

"Um.. Jungkook sunbae, ini sudah bel masuk kelas. bukankah akan buruk jika kita membolos lagi?" Ucapku dengan nada sehalus mungkin.

"15 menit saja, diamlah seperti ini"

"I-itu.. tapi.."

"10 menit saja kalau begitu"

"5 menit" jawabku ketus

"8 menit?" Dia memberi jeda.

"Eh bulatkan jadi 10 menit saja ya Heera, yaa?" Tatapan Jungkook memang benar-benar tak dapat ku tolak.

"Baiklah 10 menit saja"

Kutatap wajah Jungkook yang sepertinya sedang tertidur lelap itu. Entah kenapa dia selalu tertidur di pangkuanku seperti ini. Lalu apa guna ranjang dirumahnya itu eoh?

Dan tanpa disadari salah satu tanganku yang sama bodohnya dengan otakku mulai membelai lembut rambutnya.

"Oh astaga apa yg berusaha kulakukan? Heera, apa kau sedang berusaha membangunkan macan tidur?" Bisikku sekecil mungkin.

Belum sempat aku menjauhkan tanganku dari dahinya, tangan kekar Jungkook sudah dengan cepat memegang tanganku.

"Jangan berhenti, lakukan seperti tadi, itu sungguh menenangkanku" diletakannya kembali tanganku di dahinya.

Eh sebenarnya dia benar-benar tidur atau hanya berpura-pura.

Jungkook sunbae, dia sempurna dan aneh disaat yang bersamaan.

My Precious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang