CHAPTER 12 : Perfect Sibling

66 3 2
                                    

Heera POV

Setelah kenyang melahap masakan yang disiapkan Jin oppa aku lalu membersihkan tubuh dan bersiap siap

Kami akan memberikan kejutan bagi eomma. Aku yakin eomma pasti sangat senang bertemu Jin oppa. (Kakak laki-laki) (Ibu)

"Heera cepatlah, kau ini masih saja lamban" teriak Jin oppa dari luar kamarku. Jangan lupa dia juga berusaha membuka paksa knop pintu kamarku.

Dulu dia memang selalu sembarangan jika memasuki kamarku. Tapi sekarang aku sudah besar, bagaimana jika aku dalam keadaan yang tak seharusnya dia lihat?.

"IYA! Sabar Jin oppa yang ketampanannya telah mengalahkan Leonardo DiCaprio" Teriakku tak kalah keras.

Apa benar tak ada perubahan dalam hidupku?

Kau masih saja.. kau masih saja..

Sejak tadi kalimat itu tak lepas dari perkataan Jin oppa.

Huhh oppa akan ku buktikan kalau aku sudah beranjak dewasa.

Kuraih t-shirt crop top abu abu dengan ripped jeans.

"Lumayan juga untukku" senyum mengembang begitu saja diwajahku.

Kuraih jaket oversized hitam dan beanie dengan warna senada dengan bajuku, mengingat udara diluar lumayan dingin.

"Wah aku ini memang cantik. Jin oppa pasti akan memujiku kali ini"

Setelah selesai berkutat dengan outfit aku mulai memoles makeup tipis diwajahku.

Merasa segalanya siap, kulangkahkan kakiku menuju anak tangga. Terlihatlah Jin oppa yang sedang menunggu di ruang tamu.

"Wah wahh siapa sangka kau tumbuh menjadi se-cantik ini?" Mata Jin oppa menelusuri setiap inci diriku. Dari ujung kepala hingga ujung kakiku.

"Aku sudah tidak seburuk dulu kan? Aku lebih cantik sekarang kan? Iya kan oppa?" Kuangkat daguku, melipat lenganku didepan dada.

"Kajja Heera, mari kita buat eomma terkejut" ajak Jin. (Ayo) (ibu)

"Oppa bagaimana kalau kita bawakan eomma bouquet bunga?" Saranku.

"Oh iya, sudah lama juga aku tidak memberikan bunga kepada eomma kan"

Jin oppa menginjak pedal gas mobilnya. Membelah jalanan kota seoul.

***

"Eommaa" panggil Jin oppa saat membuka pintu kedai

Sepertinya oppa sangat merindukan eomma, hingga lupa bahwa aku ada dibelakangnya. Sampai - sampai saat ia membuka pintu, wajahku jadi menghantam pintu karena dia melepaskan begitu saja pintu kaca itu.

"Oppa aku masih ada dibelakangmu!" Aduku sembari mengelus-elus hidungku yang agak sakit.

"Oh astaga mianhae Heera-ah" dia terkekeh pelan, lalu mencubit hidungku. (Maaf Heera)

"Heera!" Teriakannya mengejutkanku.

Aku yang mendengarnya langsung terkesiap.

"Hindungmu benar benar menghilang sekarang. Astaga ini memang kesalahanku" lanjut Jin oppa dengan ekspresi sedih yang dibuat buat.

"Berhenti menarik hidungku!" Pekikku kesal.

"Yakk! Ini agar hidungmu menampakkan wujudnya. Apa dia tidak lelah bersembunyi?"

My Precious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang