****

56 10 2
                                    


Pagi pun menjelang. Aku bangun dengan mata yang sedikit sembab. Aku sudah sedikit melupakan Rifqi. Walau masih ada rasa rasa sakit yang tersisa di hati dan ada sesuatu yang hilang di pagi ini.

Setelah bangun aku segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Walau di hati rasanya berat jika aku bertemu dengan riqi. Tapi aku tahu tak ada gunanya menangisi seseorang yang tidak sayang padaku.

Setelah mandi dan mengenakan pakaian. Aku turun ke bawah untuk sarapan pagi. Pagi ini mama ingin mengantarku pergi ke sekolah karena mama tahu aku sedang tidak sehat.

" Sudah nak makannya?"
" Iya ma sudah."

Mama mengantarku naik mobil dan saat di perjalanan mama berkata.

" Kenapa kau murung Tika sayang?"
" Aku sedang ada masalah ma di sekolah."
" Masalah apa?"

Mama memang sering kawatir jika aku memiliki masalah di sekolah. Tapi aku selalu berusaha membuat agar mama tidak terlalu kawatir.

" Tidak apa ma biasa hanya masalah kecil dengan teman."
" Oh begitu. Jangan murung lagi sayang."
" Iya mama."

Tak lama kemudia aku dan mama sampai di sekolah. Di gerbang sudah ada rifqi yang memang terbiasa menungguku di gerbang. Tapi karena hari ini aku diantar dia sembunyi di belakang pintu gerbang dan aku berdiri di pinggir jalan sambil menunggu mobil yang mama tumpangi sudah tak terlihat.

Setelah itu. Aku masuk dan ada rifqi di belakang gerbang dan ternyata ia sedang menunggu pacar barunya yang juga berjalan berdampingan denganku, walau pun jaraknya lumayan jauh.

" Tika!"
" Eh litha. Ada apa?"
" Tidak ada apa-apa hanya ingin masuk ke kelas bersama dengamu."
" Baiklah mari!"

Kemudian kami berdua masuk ke kelas bersama. Hatiku masih sangat bimbang dan gundah. Aku masih tidak percaya bahwa akan seperti ini pada akhirnya. Aku hanya bisa menerima semuanya. Lupakan dan mulai hidup baru.

" Tika!!!!!!"

Suara dari dalam kelas memanggilku dengan sangat keras.

" Iya. Ada apa?"

Ternyata itu adalah suara dari Pratama.

" Lo udah ngerjain tugas IPS?"
" Sudah. Memangnya kenapa?"
" Gue boleh pinjem nggak?"
" Silahkan!"

Mencontek PR saat akan masuk ke kelas memang sudah seperti tradisi di kelasku. Mereka berangkat awal demi mengerjakan PR yang belum atau pun kurang.

Setelah Pratama meminjam bukuku. Teman-teman langaung merapat. Dan aku hanya bisa tertawa-tawa sendiri. Setelah melihat itu aku segera mencaru tempat yang masih kosong dan aku duduk bersama temanku yang baru aku kenal namanya adalah Naya.

Naya itu baik. Dia bisa mengerti aku. Aku senang memiliki teman seperti dia.

Setelah menaruh tasku di kursi. Tiba-tiba temanku dari kelas sebelah yang bernama Ita memanggilku.

" Tika!"
" Iya. Ada apa Ita?"
" Aku mendengar kabar bahwa kamu putus dari Rifqi ya?"
" Iya memang benar. Kamu tau dari siapa?"
" Hello... berita ini udah nyebar Tika! Dan asal lo tau aja ya! Kan sekarang si mantan lo itu udah punya yang baru masak lo nggak nyari juga?"
" Dengerin gue secara seksama ok! Gue.. nggak mau pacaran dulu. Gue masih sakit dan gue nggak mau di atur atur."
" Baiklah.. Jangan lupa ekskul nanti!"
" Gue ijin dulu deh."
" Ok! Ok! Gue ngerti."

Aku malu.. sangat malu dengan semua ini. Entah mukaku harus ku tutupi bagaimana. Berita ini semakin hari semakin banyak yang tau. Aku tidak menyesal putus dengan Rifqi. Tapi aku malu dengan alasan kita putus.

****
Saat istirahat aku duduk sendiri di dalam kelas. Kemudian ada cowok yang masuk ke kelas.

" Eh Tika! Lo nggak pergi sama temen-temen lo Tik?"
" Nggak Ya! Gue lagi nggak mood."

Arya mengangguk yang menandakan ia mengerti apa yang sedang aku alami.

" Oh iya Tik. Kan minggu depan kita ada acara study tour nih. Bagaimana kalau pada saat study tour lo jalannya sama gue aja."
" Maksud lo apa? Lo kan udah punya pacar."
" Gue putus Tik!"
" Lo putus? Kapan lo putus?"
" Tadi malem Tik. Pacar gue chat gue... ternyata dia malah minta putus, ya udah deh gue iya-in aja apa maunya!"
" Sabar bro. Nasib kita sama!"

Dia tertawa.. dan ia pergi meninggalkanku.
Aku masih duduk di kursi dan memikirkan apa maksud perkataan Arya tadi. Ada sesuatu yang mengganjal di hatiku karena perkataannya.

Terima kasih buat vote sama komennya ya!
Ya itung-itung semua itu bisa buat pelajaran buat aku!
Dan kalau ada yang kurang pas kata katanya maaf ya! Maklum aku masih belajar.

Tunggu capter selanjutnya ya!
Jangan lupa vote dan komennya!
Bye.. bye.. 😊..

KISAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang