First

29 9 25
                                    

05 June 2017

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Aurel dan Natasha sudah berada di kantin sekarang.

"Kamu pesen apa Rel? Biar aku pesenin," kata Natasha.

"Batagor es teh."

Natasha beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke salah satu gerobak yang bertuliskan Siomay Batagor.

Tiba-tiba, 3 orang lelaki menghampiri meja Aurel. Siapa lagi kalau bukan Aji, Agung, dan Alvin. Dedemit yang selalu mengganggu Aurel dan Natasha. Apalagi Agung yang sangking tergila-gilanya selalu membelikan Aurel barang-barang yang manis. Karena pemberian, Aurel menerima bunga itu dengan senyuman paksa, lalu diberikan kepada adiknya Anisa.

"Hai Aurel," Agung menopang dagunya dengan kedua tangannya diatas meja.

"Hm," Aurel hanya berdehem sambil memutar bola matanya. Kebiasaan.

"Hari ini aku kasih kamu ini," kata Agung sambil menyodorkan boneka panda berukuran sedang.

"Huft," desah pelan Aurel sambil menerima boneka itu. "Thanks," hanya tersenyum singkat.

"Mmm, btw kamu udah pesan makanan belum? Kalau belum ak--"

"Udah," potong cepat Aurel.

"Jangan jutek-jutek dong Rel, cantiknya hilang lho," sahut Aji disebelah kanan Agung.

Aurel hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Detik berikutnya, Natasha datang membawa nampan berisikan batagor, mie ayam, dan dua gelas es teh.

"Minggir," usir Natasha kepada mereka bertiga.

"Hai Natasha," sapa Alvin.

"Eh hai juga, Vin," ya, Natasha adalah gebetan Alvin.

Natasha menaruh semangkuk batagor dan segelas es teh ke hadapan Aurel. Aurel hanya manggut-manggut lalu melahap batagor itu.

"Rel, nanti aku ke rumah kamu ya?" tanya Agung.

"Ngapain lagi sih?" ketus Aurel.

"Ya main lah Rel," kata Agung memelas.

"Saya risih tau gak."

"Terus gimana supaya kamu gak risih?"

"Kamu jauhin saya."

"Rel.. gak bisa."

Aurel hanya terus memakan batagornya tanpa membalas perkataan Agung.

"Aku kurang ganteng apa sih?"

"Bukan masalah itu, cuma saya risih kemana-mana selalu diikutin sama kamu. Mana ada sih cewe betah diikutin terus? Saya bukan anak kecil ya," Agung takjub dengan jawaban Aurel yang lumayan panjang. Biasanya Aurel menjawab dengan singkat. Namun, dua detik setelahnya wajah Agung terlihat tidak suka.

"Tapi aku suka sama kamu. Bahkan udah cinta."

"Suka ya sewajarnya aja kali."

"Aku jadi cowo ya harus gentleman kalau aku suka sama seseorang, aku kejar orang itu."

"Jangan berharap ke saya."

"Dan jangan berharap aku bakal jauhin kamu."

"Kamu pergi atau saya suruh cowo lain buat ngusir kamu?" ketus Aurel dengan menaikkan salah satu alisnya. Agung menghela nafasnya gusar.

CINTA ITU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang