Squad Time

68 26 42
                                    

04 June 2017

Hari ini adalah hari Minggu, dimana para pelajar menghabiskan waktunya untuk bersantai. Sama seperti halnya dengan Aurel yang masih tidur-tiduran.

Drtt.. drrtt...

Getaran handphone Aurel, sama seperti getaran hati kemarin malam.

LINE

Squad(4)
Natasha: main yuk
Stella: kemana?
Aurel: rumah au aja
Natasha: boleh
Natasha: tapi siapin makan ya rel hehe
Aurel: siap
Christy: mau ikut.
Natasha: natasha otw ya
Stella: stella otw jam 10
Aurel: ok

Aurel langsung keluar kamar dan berlari mencari Adel.

"Ma, kawan Aurel mau kesini sekarang, tolong siapin makanan ya," teriak Aurel dari ruang tamu, Adel sedang berada di dapur.

Tidak ada jawaban dari Adel, malah muncul sesosok makhluk gaib, eh bukan, tapi seorang lelaki, tidak lain adalah sosok Ilham.

"Aih ngagetin aja Am," sahut Aurel kaget.

"Tadi malam pulang sama siapa? Kata mama, dianter cowo ya?" tanya Ilham mengintimidasi.

Sudah kuduga, pasti dia akan menanyakan hal yang tidak penting ini.

"Siapa? Jawab," sahut Ilham, terdengar sedikit memaksa.

Memangnya setelah dia mengetahui nya, apa yang akan dia lakukan?

"Punya mulut gak? Atau jangan-jangan lo bisu dan tuli ya," sahut Ilham lagi, sekarang terdengar seperti menghina.

Apakah dia akan mengancam Fachrian, seperti dulu dia mengancam Raihan?

"Ben..." Ilham ingin berbicara, namun ada yang memotongnya. "Selamat pagi," ucap Natasha.

Ilham memasang raut wajah sebalnya, karena dia tidak bisa berterus terang dengan Aurel.

"Akhirnya yang Ilham tunggu datang juga. Natasha duduk dulu ya, Aurel ambilkan makanan dulu ke dalam," ucap Aurel asal seraya beranjak dari ruang tamu, meninggalkan Natasha dan Ilham disana, hanya berdua.

"Kamu nungguin aku?" tanya Natasha, mengernyitkan dahinya.

"Kamu ngapain kesini? Masih pagi," tanya Ilham balik kepada Natasha, tidak merespon pertanyaan Natasha tadi.

"Memang ini rumah kamu? Memang tidak boleh datang kerumah orang sepagi ini? Kalau ada perlu bagaimana?" jawab Natasha dengan cepat.

Ilham terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang harus ia lontarkan, "Bukan sih, memang kamu gak ada kerjaan dirumah sampe kerumah orang sepagi ini?" tanya Ilham lagi.

"Keinginan tau mu kepadaku begitu besar ya, ada apa nih?" tanya Natasha, sedikit menggoda Ilham.

Ilham salah tingkah. Dia memasang wajah datarnya, namun dia seperti sedang menahan tawanya. Bukankah sangat jelek kalau kita fikirkan bagaimana muka Ilham sekarang?

CINTA ITU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang