Prolog

18.5K 1.2K 36
                                    


Dia, gadis berkuncir kuda dengan berkacamata bulat, yang mungkin dia pinjam dari Harry Potter berdiri termenung saat melihat mantan kekasihnya yang baru putus dengannya satu bulan yang lalu, bergandeng mesra dengan gadis lain.

"Sayang ...," ucap gadis dengan baju yang seragam yang cukup ketat.

Sungguh, mendengar itu si gadis berkuncir kuda itu rasanya ingin muntah. Mungkin lebih tepatnya dia ingin menjambak, bahkan jika bisa meremas wajah sok manja gadis itu. Namun semua itu hanya ada dalam imajinasinya. Dia masih cukup waras untuk tidak menjadi pelaku kekerasan sekolah. Lagipula dia dan anak laki-laki sudah benar-benar berakhir.

"Sayang," ucap gadis itu lagi.

"Kenapa?" tanya anak laki-laki singkat. Ya, selama beberapa bulan menyandang status kekasih dari laki-laki itu, dia memang irit bicara, bahkan jika irit bicara bisa membuat seseorang menjadi kaya, dia sudah menjadi salah satu dari deretan orang terkaya di negara ini.

"Mantan pacar kamu, kayanya nggak suka aku deh. Dia natap aku terus, kaya penuh dendam. Aku takut."

Gadis itu tercengang, bagaimana dia yang hanya berdiri diam tak melakukan apa-apa membuatnya ketakutan."Hah!" Gadis itu tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. "Maaf ya pacarnya mantanku, jika sudah bikin kamu takut," ucapnya lalu memilih untuk pergi, jika bisa menjauh dari keributkan bukankah itu lebih baik?

Merasa tak mendapat tanggapan yang dia inginkan, dia terlihat begitu kesal dan melempar cup minuman yang dia bawa ke arah gadis itu, tapi tanpa di sangka-sangka seorang menghalanginya hingga justru dia yang basah.

"Pacarku kamu nggak apa-apa?" tanya cowok itu dengan lembut.

Seluruh yang menyaksikan kejadian itu tercengang, termasuk gadis berkuncir kuda itu.

"Lo? Pacarnya Raisha, tipenya Raisha bukan cowok bergajulan kaya lo!" Juan menatap remeh cowok itu.

"Mau gue tipenya atau bukan, yang penting sekarang, dia ...." Cowok itu menarik Raisha hingga dia berada di sampingnya. "Pacar gue!" tegasnya.

"Lo pikir gue percaya?"

Cowok itu tersenyum sinis. "Mau bukti?" Tanpa menunggu jawaban, tiba-tiba dia mendaratkan bibirnya dibibir Raisha.

Raisha membeku, semua orang di sekitar lokasi langsung heboh. Namun semua berakhir saat dia memberikan tatapan tajam. "Lebih baik kalian bubar!" ujarnya yang langsung di turuti oleh mereka semua.

"Apa lo mau lihat lebih?"

Raut wajah Juan terlihat sangat kesal, terlebih melihat Raisha sepertinya juga mengiyakan hubungan mereka. "Seira, ayo pergi!"

Plakkkkk! Dengan begitu ringannya tangan Raisha mendarat di pipi cowok itu.

"Dasar mesum!" ujarnya lalu pergi meninggal cowok itu yang mematung di tengah lapangan. 

****

TBC 

Hai-hai Gengs! 

Bagi pembaca lama cerita ini, aku ucapkan selamat datang kembali jika kalian kembali untuk membaca ulang cerita ini setelah aku daur ulang. 

Untuk pembaca baru, aku ucapin selamat datang, semoga kalian betah. 

Sedikit cerita, dulu ini adalah ff-nya Lee Taeyong,  setelah beberapa pertimbangan aku mutusin untuk revisi sekalian, aku rombak hampir delapan puluh persen. Karena aku mutusin buat ganti latar tempatnya, tentu saja nama tokoh juga aku ganti untuk menyesuaikan. 

Tapi lucunya pas aku baca ulang, aku mikir gini, kok bisa sih dulu aku nulis gini? Kok bisa sih aku nulis percakapan se-geli ini? 

Ya, emang se -berbeda itu gaya tulisanku waktu itu tahun 2018, dulu aku nulis pas lagi bucin-bucinnya sama yang namanya segala macam ke-Korea-an sekarang juga masih sebenarnya.  Namun yang lebih lucunya lagi tiap baca author note-nya, kaya ngerasa ketemu sama diriku dengan versi yang lain. Kaya sampai mikir dulu aku gini toh? 

Emang boleh senostalgia ini, padahal baru lima tahun yang lalu? 

Semoga kalian bisa menikmati cerita ini dengan versi yang lebih baik. 

Happy reading 

Innocent Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang