Hai Gengs!
Gimana hari Seninnya?
Senin-ku jungkir njengkelit hehehe.
Semoga cerita ini bisa menghibur lelah senin kalian.
Happy reading ^^
****
Sudah seminggu sejak taruhan konyol yang Theo lakukan. Selama seminggu pula, dia menjadi bahan ejekan teman-temannya. Terlebih saat mereka tanpa sengaja melihat gadis itu. Seperti saat ini, padahal masih radius beberapa meter, mata mereka langsung bisa mengenali gadis itu, karena penampilannya memang cukup mencolok.
"Theo, pacar lo lewat!" ujar Dikta penuh semangat, di antara yang lain, dia memang paling semangat menggoda Theo.
Theo memperhatikan gadis itu, setelah dilihat-lihat gadis bernama Raisha itu ternyata tidak seaneh itu, tentu saja kecuali kacamata bundarnya dan juga kuncir kudanya itu. Namun tentu saja tidak mungkin dia mengatakan itu pada teman-temannya, yang ada mereka semakin meledeknya.
"Bang, lo tahu Raisha itu sepuluh sempurna," celetuk Haikal.
"Maksudnya?"
"Dia itu nggak pernah dapat nilai sembilan, nilainya selalu sepuluh di semua mata pelajaran, kecuali olahraga."
"Dia nggak bisa olahraga?" tanya Theo tanpa sadar.
"Cieeee, yang mulai kepo," ledek Yuda.
Theo yang malas hanya melirik Yuda tajam, lalu kembali menunggu jawaban Haika.
"Bukan gitu, dia juga pintar olahraga. Dia itu atlet taekwondo tau."
"Raisha!" Dikta dengan isengnya memanggil Raisha yang lewat depan mereka.
Raisha terlihat kebingungan. "Saya?" tanyanya memastikan.
Mereka secara refleks langsung menunjuk Theo, seolah memberi tahu jika Theo adalah yang memanggilnya, tapi rupanya Raisha bukan orang yang peka. Dia hanya menatap bingung lalu melanjutkan perjalanannya.
"Wow! Seorang Matheo Wiranagara dicuekin gitu aja. Keknya bener deh, dia dari planet lain."
Mereka tak bisa menutupi keterkejutan mereka, termasuk Theo. Padahal selama ini dia menjadi cowok paling populer, sedangkan gadis yang bukan siapa-siapa itu bersikap jika dia tidak mengenalnya. "Ah nggak peduli gue, ngapain juga."
"Tapi tau nggak fakta menarik tentang Raisha, dia itu mantannya Juan anak dua belas IPS tiga. Musuh lo bang." Lagi-lagi Haikal memberikan informasi tentang hadis itu.
Theo memasang wajah tak peduli, tapi sebenarnya dia ingin tahu lebih banyak. "Terus?"
"Terus, terus! Tukang pakir lo!" Haikal kesal, karena Theo seolah tak peduli dengan informasi yang sudah susah payah dia kumpulkan.
"Eh, ntar malam ikut nggak?" tanya Yuda menyela ketengangan mereka.
"Ikutlah!"
"Lo yakin? Belakangan ini, lo itu lagi nggak hoki." Jeffery berusaha mengingatkan Theo.
"Mana ada."
"Theo itu bukan nggak hoki, tapi sial aja," celetuk Dikta yang disambut oleh gelak tawa teman-temanya.
"Bangsat kalian semua!"
"Loh kok ngamuk, kan fakta. Contohnya aja, mobil yang baru lo beli nambrak tiang listrik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Bad Boy
Teen FictionAkibat sebuah sumpah asal yang kebetulan diaminkan oleh semesta, Matheo Wiranagara cowok bertitel internasional playboy, harus memacari Raisha cewek paling aneh menurutnya untuk membuang sial. **** Dari pertaruhan asal, Matheo dan Dikta hidup Mathe...