04. Her

458 53 7
                                    

Author: Idew Hwang
Instagram: @idewsmile









Diperlukan dua orang untuk menemui kebenaran; satu untuk mengucapkannya dan satu lagi untuk memahaminya ...

(Kahlil Gibran)

.

.

.


Usai menjemput Eunjin dari Brain studio, Yuha menyempatkan diri untuk mengajaknya makan siang, mereka berdua menghabiskan waktu bersama ditengah kesibukan masing-masing belakangan ini, namun Yuha tidak pernah kehabisan cara agar gadis di hadapannya ini memiliki quality time untuknya– hanya mereka berdua saja.

“Yuha, kau melamun?”

Yuha tersentak dan mengalihkan pandangannya kembali memandang Eunjin “Maaf, kau mengatakan sesuatu?”

“Aku tadi bilang bahwa kita akan sering bertemu sekarang, sebelum keberangkatanmu ke London,”

“Oh, benar” gumam Yuha sambil tersenyum lebar. “Ya, itu benar sekali, maksudku– aku―”

Eunjin tersenyum melihat raut wajah Yuha yang kebingungan– tangannya menggenggam lembut tangan Yuha

“Yuha, apa kau sedang memikirkan sesuatu? Hm?”,

“T-tidak― kenapa?”

“Jangan bohong– katakan saja, aku akan mendengarmu”

Yuha mengerjap– menatap Eunjin “Begitu banyak yang aku pikirkan,”

“Tentang Minkyung?”

“Banyak hal― bukan hanya itu saja”,

Eunjin menatap Yuha penasaran, menunggu tiap kalimat yang akan di ucapkan Yuha padanya, “Apa saja? Katakan—”

“Eunjin– aku”,

“Tidak apa, ceritakan saja apa yang sedang kau pikirkan, aku akan mendengarkanmu.”

Yuha menatap Eunjin ragu, sebelum akhirnya mulai berbicara lagi “Aku kira, setelah keluar dari Pledis Entertainment, akan lebih mudah bagiku untuk menyiapkan keberangkatanku ke London―”,

“Lalu?”

“Kau tau kan, Minkyung sekarang ada di apartmenku– dia tidak mau pulang– dia bertengkar dengan Yebin– Yebin tidak bisa di hubungi– dan tentang permintaan ayahku itu, aku bisa gila jika memikirkan semuanya satu persatu― it's like what the hell with this situation– i didn't get it”,

Yuha menyesap moccachino di hadapannya sebelum kembali bicara, “Aku tau, ayahku memintaku menetap di London karena dia mempercayaiku, tapi aku juga memiliki impian tersendiri, aku tidak bisa jika hidup di bawah kendali ayahku seperti itu, bahkan ayahku sudah mengatur semuanya, termasuk segala hal mengenai keberangkatanku– Eunjin, semua ini diluar perencanaanku, it's not my planning―”,

Yuha menghela nafas panjang– tangannya menggenggam tangan Eunjin– seolah agar Eunjin dapat merasakan bagaimana kalutnya hati Yuha saat ini.

“Dan kenapa Minkyung harus datang kembali ke hidupku lagi? Kenapa dia harus masuk ke dalam hidupku lagi disaat aku telah memilih― untuk mengejar impianku”,

“Menjadi seorang komposer musik?”, tanya Eunjin

Yuha mengangguk “Yeah, itu salah satunya, impianku sangat sederhana– aku hanya ingin mengapresiasi segala kemampuanku di bidang musik, menjadi produser, menjadi composer, menulis lagu dan memainkan piano bersama musik karyaku di hadapan banyak orang― aku tidak berniat menjadi penerus bisnis keluargaku seperti kemauan Ayah, aku bahkan tidak tertarik dengan segala apapun yang berhubungan dengan uang― like seriously, i don't wanna be like my father– dia terlalu gila pada bisnis”,

RHAPSODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang