10. How?

709 57 26
                                    

Author : Idew Hwang
Instagram:  idewsmile

Author : Idew HwangInstagram:  idewsmile

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



RHAPSODY

Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu. Semua lampu sudah dimatikan, kecuali yang terdapat di sudut ruangan dekat jendela. Lampu di sana masih menyala karena masih ada seseorang di sana. Gadis yang menempati meja di dekat jendela itu sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan penerangan karena ia tidak sedang bekerja.

Yuha Kang, duduk bersandar di kursi dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Keningnya berkerut dan matanya menyipit menatap lekat-lekat ponsel yang tergeletak di meja kerjanya.

Ruang rekaman gedung agensi Loen Entertainment seolah menjadi ruang kerja barunya belakangan ini. Tidak– tapi tepatnya hari ini adalah hari terakhir Yuha berada di ruangan ini. Menyelesaikan dua demo lagu yang sudah ia aransmen secara sempurna.

Ia melirik jam tangan dan mendesah. Jam tujuh lewat. Dengan sekali sentakan ia memutar kembali kursinya menghadap komputer di hadapannya.

“Unnie, masih disini?”

Yuha mengangkat wajah dan menoleh. Son Juyeon yang baru masuk ke ruangan tersenyum kepadanya.

“Kenapa kau belum pulang?” tanya Yuha ringan sambil mencondongkan tubuh ke depan, menumpukan kedua siku di meja dan bertopang dagu.

Juyeon mengangguk. “Aku sedikit sibuk.” ia melirik
jam dinding, “Bukannya kau disini sejak satu jam yang lalu, unnie?” tanya Juyeon dengan alis terangkat.

“Memang,” jawab Yuha lemas. Ia menunduk dan menyandarkan kening di meja.

“Hei, kenapa lesu begitu?” tanya Juyeon sambil mengetuk-ngetuk pelan kepala Yuha dengan bolpoin. “Memikirkan Xiyeon?”

Yuha mengangkat kepala dan tersenyum muram. “Tidak—”

“Ooh... Minkyung?,” kata Juyeon tiba-tiba dan tersenyum. “Sudah ku tebak.”

Yuha menggeleng pelan, “Bukan bodoh, aku tidak memikirkan siapapun saat ini.” ia mendengus dan meraih ponselnya, “Aku hanya kelelahan saja,” katanya tegas, lebih kepada dirinya sendiri.

“Aku dengar— unnie akan berangkat ke London,” sahut Juyeon tiba-tiba.

Yuha terdiam sejenak, namun ia bersikap acuh sambil berpura memainkan ponselnya, “Kau ini bicara apa?”

Juyeon meraih botol air mineral di hadapannya, meneguknya perlahan. “Sudahlah– jangan menyembunyikan kebenaran yang sudah jelas. Lagipula aku sudah tau tentang hal itu sejak beberapa hari yang lalu,”

Yuha tidak segera menjawab. Ia menahan diri, membiarkan Juyeon menghujam dirinya dengan begitu banyak rentetan pertanyaan.

Juyeon menatap Yuha lekat, “Apa kau tau? Xiyeon sudah tau semuanya, dan itulah alasan kenapa ia terus mencarimu belakangan ini–”

RHAPSODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang