someone who killed my daughter

57 9 2
                                    

Paginya,  penduduk membawa  mayat gadis itu ke Kuil Suga.  Mereka membopong nya menggunakan tandu yang dipinjam dari rumah Kepala Desa.

Mayat gadis itu seperti tak berdaging. Kurus kering. Ditambah kulitnya yang pucat pasi dan rongga matanya yang kehitam-hitaman. Terlihat lehernya yang berlubang sudah agak membusuk dan darahnya mengering berwarna merah tua. Terlihat juga beberapa goresan serta memar dan lebam disekitar wajah dan badannya.

Beberapa orang tampak menangis mengiringi pemakaman gadis itu. Yuuki membaur diantara mereka.  Ia pura-pura ikut bersimpati. Padahal didalam hatinya ia begitu senang karna sudah bertambah korbannya.

Yuuki memperhatikan mayat gadis itu yang sedang di make up  oleh perias mayat.  Perias itu memoles wajah gadis itu dengan bedak putih. Sesekali ia membelai kepala gadis itu dan membetulkan kimononya. Gadis itu mengenakan kimono berwarna pink muda dengan hiasan berupa ornamen bunga sakura di bagian bawah rok hingga keatas paha.  Ornamen itu berwarna peach dengan sulaman benang emas disekitarnya, benar-benar indah.

Setelah itu jenazahnya dibaringkan didalam peti yang berisi es kering, kimono polos yang berwarna putih, sendal geta, 6 keping uang koin. Yang dipercaya oleh Orang Jepang,  dapat memudahkan almarhum untuk melintasi 3 neraka pada saat proses menuju surga. Tak lupa,  beberapa benda kesukaan si gadis ketika masih hidup ikut dimasukkan kedalam peti. Benda-benda itu seperti permen, dan jam tangan.

Keluarga korban membawa peti tersebut ke ruang tengah, dimana banyak kerabat dan teman-teman gadis itu menunggu. Lalu, diletakkan peti tersebut ke meja altar. Isak tangis melatar belakangi acara pemakaman.

"Do?  Dono yo ni suru koto ga dekimasu ka? Bagaimana ini bisa terjadiiii!!!" isak ibunya sambil memeluk peti itu.  Ia meraung-raung. Sesekali ia menjambak-jambak rambutnya. 

"siapa yang berani membunuh putriku ini?!  Siapa?!  Lihat saja jika aku menemukan pembunuhnya, Aku akan membunuhnya!!!" jeritnya tak sadarkan diri. Air matanya mengalir deras.  Cairan kental berwarna kehijauan terlihat diujung hidungnya. Ia tak mempedulikan itu dan terus menangis.

"yang membunuhnya pasti menggunakan senjata tajam seperti gunting atau sejenisnya. Ia dendam dan iri kepada putriku karna tidak bisa secantik dirinya. Dasar manusia yaban'na!!! Aku akan membunuhnya! Aku akan membunuhnya!!!!" umpat ibu sang gadis.

Ayah gadis itu menepuk-nepuk pundak istrinya.  Ia mencoba menenangkan walau dia sendiri masih menitikkan air mata. 

Yuuki memperhatikan kedua orangtua gadis itu. Pemandangan yang cukup memilukan. 

Yuuki pulang kerumah. Ia mengganti pakaian serba hitamnya dengan kaos lengan pendek berwarna pink tua dan celana gantung dengan motif tulisan jepang kawai on'nanoko yang artinya dalam bahasa indonesia adalah gadis imut.

"zan'nen. Aku kasihan bila mengingat kejadian tadi. Memikirkan bila gadis itu adalah aku, dan kedua orangtua gadis itu adalah orang tuaku.  Mereka pasti akan sangat sedih. Tapi,  mau bagaimana lagi?  Cuma ini satu-satunya caraku bertahan hidup" dengusnya perlahan. Ia membaringkan tubuhnya didepan genkan.  Ia menengadahkan kepalanya menatap langit biru. Cuaca yang panas membuatnya sedikit berkeringat. Menghirup napas dalam-dalam sambil menutup matanya.

I'm a NukekubiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang