Einsamkeit

22 6 2
                                    

- Main Genre: Hurt-comfort-
-Fiction-
-Other Genre: family, friendship-

°•°•°•°☆☆☆°•°•°•°

Dari gue kecil, gue emang introvert. Gak gampang bagi gue untuk sekedar menyodorkan tangan dan bersalaman dengan orang. Bahkan, untuk ngomong aja bagi gue susah banget. Secara gaya bicara gue emang kasar dari sononya, pengaruh aksen Jerman. Jadi nih ya, gue ngomong apapun pasti dikira marah-marah. Ditambah lagi muka gue yang rada-rada seram gimana gitu, lengkaplah sudah ....

Asal kalian tahu, sangar-sangar gini gue suka loh ngerjain kerjaan-kerjaan halus kayak masak, nyuci, nyapu, ngepel, apalagi bikin kue, itu sih gue jagonya. Tapi, entah ini kutukan atau apa, kalo gue megang sapu, pasti gagangnya patah. Kalo gue sentuh loyang besi, loyangnya langsung penyok. Padahal baru disentuh loh! Belum dipegang.

Dan itulah alasan kenapa gue dipecat kerja di toko kue temen gue beberapa hari lalu.

°•°•°•°☆☆☆°•°•°•°

Pernah juga nih, gue ngajar di SD sebagai guru ekskul paskibra, baru aja gue berdiri, eh tuh murid pada lari semua. Gue cuma bisa pasang muka cengo aja pas itu. Emang muka gue seserem apa sih? Sampe mereka lari gitu.

Karena penasaran, akhirnya gue pun nyoba ngaca di spion mobil orang, hasilnya? Gak gue kasi tau pun kalian udah tau kali ya. Tepat sekali, kaca spionnya pecah. Alhasil gue didenda deh sama yang punya mobil ....

Gue gak ngerti, kenapa sih gue musti dilahirkan dengan segala keanehan-keanehan ini? Apa salah gue? Apa salah ortu gue? Apa salah abang gue?

Dan sekarang cuman inilah yang bisa gue lakuin, duduk sambil meluk kaki di pojokan kamar sambil bermonolog ria dan meratapi nasib apes gue ini.

Kenapa sih gaada yang bisa ngertiin perasaan gue? Nggak bos, anak buah, rekan kerja, temen setim, bahkan keluarga gue satu-satunya, pun sama aja.

Gue mohon sama siapapun itu, please, bebasin gue dari kerangkeng bernama kesepian ini. Gue gak tahan kalau harus begini terus sampai negara Jerman musnah. Gue pengen hidup tentram bahagia bersama orang-orang yang gue cintai, Menjalin hubungan baik dengan semua negara tanpa melihat latar belakang dan masa lalu yang teramat kelam itu.

"Michaaeeeellll!"

"Maikuru-saaaannnnn!"

"Mike! Lo dimana???"

Suara itu, tak salah lagi! Mereka pasti temen-temen dan abang gue! Apakah mereka mencariku?

BRAK!

"Mike, disini lo ternyata! Kami nyariin lo kemana-mana tau!"

"Kami semua mengkhawatirkanmu, Michael."

"Sudah seminggu lebih anda tidak tampak, apakah anda mengurung diri disini?"

Ya, gue emang nggak keluar kamar selama berhari-hari. Karena gue pikir, toh rasanya percuma saja gue keluar. Gue akan tetap kesepian.Ternyata gue salah, masih ada yang peduli sama gue. Masih ada yang khawatir sama gue.

"Michael! Kenapa nangis? Michaeell!" panggil Justin dengan nada childish nya seperti biasa.

"Ma-maikuru-san, tidak usah takut. Kami ada disini." ucap Yahiko dengan sopannya sambil memegang bahuku.

Sumpah gue malu banget, tapi juga seneng. Malu diliatin orang pas lagi nangis, seneng karena tau kalau di dunia ini ada yang peduli sama gue. Meskipun orang lain ga nganggep gue penting, gak nganggep gue ada, seenggaknya bagi mereka bertiga, gue berharga.

Gue masih punya ...  Alasan untuk hidup.

"Mike, lihat gue, sekarang." kata abang gue sembari memegang muka gue dengan dua tangannya.

"Lain kali jangan lo ulangin perbuatan lo ini. Pake ada acara nangis segala lagi, sumpah lo sama sekali gak awesome kalo kaya gini! Liat badan lo, yang awalnya kekar berotot jadi kurus kerempeng gini, nanti gue ga bisa pamerin ade gue lagi sama Rendi dan Antonio, bla bla bla..." ceramahnya panjang lebar padaku.

"Yah, meskipun begitu, gue tetap bersyukur, masih punya kamu sebagai keluarga di masa tua... gue ga bisa bayangin seandainya di hari kematian nanti gue nanti ga punya siapa-siapa." aahh... si abang ... Bukannya bikin tenang, malah bikin tambah baper... Mewek lagi dah gue...

"Ve~ intinya~ kami semua sayang sama kamu!~" ucap Justin riang lalu memelukku. Kedua orang lainnya pun melakukan hal yang sama.

Akhirnya, setelah berabad-abad lamanya, gue bisa kembali tersenyum. Gue bisa menjalani hari-hari gue dengan bahagia penuh canda tawa bersama teman-teman gue. Perduli setan sama anggapan orang luar, mereka mau bilang gue serem kek, monster kek, gila kek, toh gaada pengaruh nya lagi.

Ich liebe dich, my friends .

°•°•°•°☆☆☆°•°•°•°

'Itsumo,

Niranderu to iwareru keredo

Egao wo tayashita koto nado nai

Kowai to omowareteru keredo

Kao de rikinde waratteru dake sa.

Tsuyoku...

Einsamkeit... '

END

A/N: akhirnya update juga setelah sekian lama :v
Sebenernya ini nih fanfic Hetalia, tapi saya ubah karena satu dan lain hal :v ....

Maap kalo gaje :v

VergesellschaftungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang