- Main Genre: Angst(?) -
- Non- Fiction -
- Other Genres: none -°°°••••°°°•••°°°•••°°°
Yup, sebaiknya aku mencoba untuk menuliskannya di dalam buku ini saja meskipun aku tahu takkan ada yang membaca. Konon katanya, menulis dapat membuat perasaan kita menjadi lebih tenang, bukan?
Dan sekarang aku bingung harus memulai dari mana ...
Baiklah, kira-kira begini ceritanya. Aku adalah seorang artist. Aku sangat senang menggambar dan melukis dengan cat air. Sudah hampir 3 tahun aku mulai serius mengembangkan bakatku dan aku bangga melihat kemajuanku dari awal hingga sekarang.
Hingga hari ini aku baru saja menyelesaikan sebuah gambar yang hasilnya cukup memuaskan dan kuunggahlah gambar tersebut ke sosial media dan kemudian salah satu artist panutanku juga mengunggah gambarnya.
Gambarku yang awalnya terlihat bagus jadi tidak bagus sama sekali.
Padahal aku sudah mencoba untuk mengikuti gaya gambarnya, tapi tetap saja punya dia terlihat jauh lebih bagus dariku.
Sudah tidak terhitung lagi berapa kali aku berusaha untuk mengubah gaya gambarku mengikuti artist " profesional yang kutemukan di sosial media. Kemudian, aku menemukan seorang lain yang gambarnya juga tidak kalah keren dan aku pun mencoba untuk mengikutinya juga. Begitu terus sampai aku menyadari satu hal bahwa penyebab sebenarnya mengapa aku begitu membenci karyaku sendiri adalah ...
Karena itu 'hasil karyaku'.
Aku selalu mencoba menanamkan dalam pikiranku bahwa 'menjadi diri sendiri itu baik!' namun kenyataannya tidak seperti itu. Jika benar demikian, kenapa aku tidak bisa seterkenal dan semahir mereka?Mengapa banyak orang lebih menyukai mereka ketimbang aku?
Tentu tidak ada alasan lain bukan selain karena karyaku tidak se'wah' mereka??
Dunia ini benar-benar tidak adil. Kita harus hidup dibawah standar yang ditentukan orang lain dan itu mutlak nilainya. Jika orang lain tidak menyukaimu, maka ada sesuatu darimu yang tak sesuai standar dan kau akan terus berada di bawah jika kau tetap kukuh pendirian untuk tidak mengubah dirimu sesuai standar itu.
Yak, bisa jadi ada yang menganggapmu 'unik' dan akan mendukungmu untuk naik ke atas. Namun, janganlah kalian lupakan bila di luaran sana juga banyaakk sekali yang menentang kamu dan tetap pada standar yang telah ditentukan. Pada akhirnya kamu hanya akan ditekan, ditekan, dan ditekan. Akan ada harinya dimana kamu sudah tak tahan lagi dengan tekanan2 itu dan memutuskan untuk berubah mengikuti apa yang 'penentang'mu tersebut inginkan.
°°°•••°°°•••°°°
Ada pepatah yang berkata 'Hidup itu seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.' berdasarkan apa yang aku katakan di atas, apa kalian masih berpikir bahwa pepatah ini benar?
Realitanya, banyak orang yang seumur hidup terus berada di atas. Yang terlahir dari keluarga kaya raya, menikah dengan pasangan yang kaya juga, dan terus begitu hingga mereka meninggal dan hartanya diwariskan ke anak2nya.
Ada juga yang seumur hidup terus berada di bawah. Lahir dari keluarga yang miskin tak punya apa-apa, tidak bersekolah karena orang tua tak punya biaya, mencari nafkah dengan memulung atau meminta-minta, hingga akhirnya mati kelaparan.
Yang seperti itu ada berjibun. Hanya saja, mereka tak pernah diceritakan. Yang diceritakan hanya mereka orang2 yang cukup 'beruntung' atau cukup 'sial' yang nasibnya bisa berubah.
Cerita-cerita itu dimaksudkan untuk 'mencuci otak' kita agar kita dapat tetap menjalani hidup dengan baik dan melihat dunia dari sisi indahnya saja. Berpikir bahwa semua akan berubah jika kita terus berusaha meraihnya.
Tidak semua orang miskin atau yang tidak dipandang ditakdirkan untuk bisa sukses, tidak semua orang ternama atau kaya ditakdirkan untuk bangkrut dan jatuh miskin. Tuhan menciptakan setiap insan dengan skenario cerita yang berbeda-beda.
Jika semua orang di dunia sukses, maka siapa dong yang tidak sukses?
Jika semua orang di dunia kaya, maka siapa yang akan menjadi miskin?
Jika semua orang terkenal, maka siapa yang tidak terkenal?
Bila dipikirkan kembali, alasan mengapa Tuhan menciptakan dunia yang tidak adil inia adalah,
Untuk menjaga agar semesta ini tetap seimbang. Agar kita dapat belajar untuk saling melengkapi, membantu, demu kebaikan kita semua.
°°°•••°°°•••°°°
Hehehe ... gak nyambung, ya, dari masalah gambar-gambaran jadi tentang hidup. Iya, aku tahu, kok, kalau aku gaje.
Jadi apa kesimpulan dari semuanya???
Umurku masih muda. Aku gak tahu kapan aku akan mati. Aku juga gak tahu apakah aku termasuk dalam kategori orang yang 'beruntung' yang mampu mengubah nasibnya atau menjadi orang biasa yang terus berada di bawah.
Skenario hidupku belum habis. Aku masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk hidup dan melihat dan menyelesaikan kisahku.
There's a change. Even just a very little.
Harapan bagiku untuk sukses masih ada, meskipun kecil kemungkinannya dan juga tak tahu kapan hal itu akan datang.
Maka dari itu, aku tetap harus hidup dan menjalani hari-hariku. Biarpun tak satu orang pun bisa benar-benar berada di sisiku dan mendampingiku setiap saat aku butuh. Toh, aku masih bisa menulis. Kalau misalnya sedih lagi ya tinggal nulis lagi, hehehe ...
Kecuali Tuhan menakdirkanku untuk kehilangan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vergesellschaftung
Historia CortaVergesellschaftung, sosialisasi. Kehidupan sosial antara satu manusia dengan manusia lainnya, kira-kira begitu isi dari cerita-cerita singkat dalam buku ini. Dilihat dari sudut pandang dan pembawaan yang bervariasi, berdasarkan kisah nyata maupun ha...