Year 19

170 12 0
                                    

Seokjin
2 Maret Tahun 19

Mengikuti ayahku di ruang kepala sekolah, tercium bau musim semi. Sudah 10 tahun sejak kepulanganku dari Amerika, tapi kemarin baru saja ku ketahui jika mendaftar di sekolah ini.

"Tolong kerja samanya," tangan ayahku menyentuh pundakku, menyadarkan diriku yg entah sejak kapan sibuk melihat-lihat sekitar.

"Sekolah adalah tempat yg berbahaya. Sudah pasti kau butuh kendali," kepala sekolah itu menatap lurus ke arahku. Ketika ia bicara, kerutan di kulit dan otot-otot bibirnya bergetar, dan didalam mulutnya benar-benar hitam.

"Seokjin tak berpikir seperti itu," aku berencana untuk menanyakan beberapa pertanyaan dan ayahku memberikan tekanan di pundakku. "Aku percaya jika kau dapat menjaganya dengan baik,"

Kepala sekolah terus melihatku, dan ayahku semakin menekan tangannya dipundakku. Ku kepalkan tanganku karena aku mulai merasakan tulang bahuku yg sebentar lagi akan patah. Badanku bergetar, dan aku mulai berkeringat.

"Tolong, kau harus memberitahu beberapa cerita. Seokjin harus jadi murid baik," kepala sekolah melihatku tanpa senyum dan berkata "Ya," Aku hampir saja menjawab dan seketika sakit itu hilang begitu saja. Aku dapat mendengar ayahku dan kepala sekolah tertawa. Aku tak dapat mengangkat kepala ku. Aku dapat melihat sepatu coklat ayahku dan sepatu pantovel hitam milik kepala sekolah. Aku tak dapat memberitahu dimana cahaya itu berasal, yg pasti itu sangat terang. Cahaya terang itu membuatku takut.

(Scenes diatas dapat dilihat di Video Concert BTS Begins)

Jimin
30 Agustus Tahun 19

Ketika Hoseok hyung menelepon, aku sedang bermain dengan bayangan kakinya di lantai yg kotor. Aku melihat wajahnya tersenyum dan menertawakanku, sambil berkata "Park Jimin, kau tumbuh begitu cepat,". Ini membutuhkan waktu dua jam berjalan dari sekolah ke rumah. Membutuhkan waktu 30 menit untuk mendapatkan bis dan 20 menit di jalan utama. Walaupun demikian, hyung selalu terjebak saat melewati gang yg berkelok-kelok, melintasi bukit dan jembatan layang. Tahun lalu, aku pindah setelah dikeluarkan. Sekolahnya sangat jauh dari rumahku dan tak ada yg tau itu. Aku kira jika semua ini baik-baik saja. Aku sudah sering pindah sekolah beberapa kali, dan aku tidak akan bilang jika akan menjalani rawat inap, jadi kukira tak ada yg berbeda disini.

Lalu aku mengenal hyung. Sejak semester baru dimulai, dia hanya menampakkan diri begitu saja dan berjalan denganku selama 2 jam. Ini sudah sejak lama aku tahu jika ternyata rumah kami berbeda arah. Aku tidak bertanya padanya mengapa ia melakukan itu. Bayangan kita yg berjalan beriringan, kuharap dua jam bersama dibawah sinar matahari membuat hari terakhir yg lebih lama.

Aku berlari menjauh dari hyung yg masih menelepon. Dia mengakhiri panggilannya dan mulai menangkapku. Di teriknya sinar matahari, es krim meleleh dan suara jangkrik terdengar ditelingaku. Aku tiba-tiba ketakutan. Sampai kapan hari-hari terakhir ini dapat berakhir?

Engtrans: @711_snowflakes
Indotrans: @scrtheavn_

'HYYH' SERIES THE NOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang