Semenjak itu, guanlin gak sama sekali bales pesan terakhir nancy, bahkan ketika gadis itu mengirimkan pesan bertubi-tubi, jangnkan di balas, di baca juga tidak. Malu.
Dan selama 2 hari ini dia dibuat main kucing-kucingan,
Entah apa yang membuat seseorang yang berkepribadian batu sepertinya dibuat panik dan memutar balik kala netranya melihat nancy lee yang sedang berjalan sendiri dari kantin
Menghindar kala nancy mengunjungi perpustakaan
Dan menunggu di lobby sampai nancy keluar gerbang sendiri berjalan ke halte.
Sejauh 2 hari ini sih alibinya berjalan dengan mulus, sampai sampai pada jam olahraga-
"GUANLEEEN SEMANGAAAATTTT!"
Guanlin yang lagi nge-shoot bola basket ke ring jengah sejenak yang membuat bola bundar itu melesat dan di ambil oleh Jaechan, team lawan.
"Goblok!" Woojin berani beraninya nempeleng pala professor kelas yang kini berkeringat itu dan langsung berlari merebut bola
"AYOO GUANLEEEEN KAMU PASTI BISA"
Guanlin gak tau sejak kapan team cheers sekolahnya jadi heboh teriak kaya orang kesetanan nyebut nyebut namanya.
"GIVE ME G give me U give me A give me N give me L give me I give me N!!!! GUANLINNNN!!!!!!!!"
Sinb, doyeon, pinky plus eunseo serempak berteriak, membuat seluruh manusia IPA 2 plus pak dunmill tercengang
"SEMANGATIN GUAAAAA" di tengah pertandingan yang menentukan nilai praktek olahraga, jinyoung melambai lambai yang mendapatkan "Ewwwww" dari mereka
Guanlin udah gak fokus.
Diliriknya sekilas nancy dengan teman temannya di sisi lapangan. Tuh kan. Kenapa sih cewek itu selalu begini?
Gak perlu.
"Guanlin semangat kata nancy EEEEEEEEEEEEEEEEEEE"
Ciwi ciwi kaleng rombeng itu masih ngebacot di sisi lapangan, guanlin udah gak perduli. Semakin kesel sama suara berisik itu.
Peluit di bunyikan, tanda pertandingan selesai dengan skor 5-4. Walaupun team guanlin menang, lelaki itu sempat kebobolan 6 bola karna konsentrasinya buyar.
Masih menenteng botol aq*ua dan keringat yang banjir, lelaki itu keluar dari lapangan menuju kantin udah gak betah
"Halo" tepat di belokkan, gadis dengan rambut curly dan pita merah yang terlihat manis di rambutnya itu tiba tiba muncul di hadapan guanlin, tersenyum.
Guanlinnya flat.
As always.
"Itu....kamu cape ya...."
Tanpa sepatah kata, kaki jenjang itu berlalu begitu saja.
"Tadi keren loh"
Nancy berusaha mensejajarkan langkah riangnya dengan langkah guanlin yang besar.
"Kamu bisa menang lawan sunghyuk, padahal dia kapten basket"