Perkenalan yang manis

25 0 0
                                    



Hujan tak kunjung berhenti Hanin menatap kearah laki-laki yang sering berteduh di tempat yang sama dengan dia "Dhilon. Aku Dhilon, nama kamu siapa?"ucap Dhilon dengan menyodorkan tangannya. Sontak Hanin terkaget dan tertunduk malu "Hanin.."

Atas perkenalan singkat itu Hanin dan Dhilon akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Hari ini Dhilon dan Hanin mengendarai motor akan pulang dari kampus, tak disangka tiba-tiba Hujan turun dengan derasnya, Dhilon dan Hanin berteduh di tempat yang sama "tempat yang sama"Hanin berucap "dan masih dengan orang yang sama"tambah Dhilon

Dikala hujan di tempat dia dan Hanin berteduh Dhilon sengaja duduk disamping Hanin. Dhilon menunggu Hanin untuk menyapanya. Sampai terulang-ulang kejadian itu Hanin tak kunjung menyapanya dengan rasa kesal Dhilon akhirnya Dhilon yang menyapa Hanin. "apaan senyum-senyum sendiri?"kata Hanin dengan menghamburkan lamunan Dhilon "nggak, nggakpapa. aku ulang tahun kan besok. kamu mau kasi aku apa hayoo? aku mau yang spesial"kata Dhilon dengan nada bercanda "nasi goreng kali..Spesial!"jawab Hanin dengan ketus. Mereka pun tertawa di tengah turunnya hujan.

Hari ini hari ulang tahun Dhilon yang ke 25tahun. "Ayoo ikut aja, gausah bawel.."kata Hanin menarik-narik lengan Dhilon "aku cuma minta hadiah waktu bedua sama kamu kok sayang, nggak usah belikan aku mobil ferari plis dah"kata Dhilon yang lagi tertutup matanya dengan becandaanya Dhilon yang receh "ih.. pede amat sih"jawab Hanin sambil membuka pintu dan menarik Dhilon masuk. Hanin pun membuka ikatan dimata Dhilon dan saat Dhilon membuka mata , dia berada di dalam kamar hotel di kasurnya dihias penuh balon dan bunga "Happy Birthday sayang, maaf ya cuma bisa kasi suprise begini, tapi hari ini aku janji dr sekarang sampe besok pagi waktuku untuk kamu semua, aku tau kita jarang ketemu gara-gara ngurusin sidang biar cepet-cepet lulus. Jadinya waktu untuk beduanya jadi hilang deh, maaf ya sayang"kata Hanin panjang lebar dijawab pelukan dari Dhilon.

Jam telah menunjukan pukul 9 malam Hanin yang sudah mulai bosan dan beranjak turun dari kasur "mau kemana eeh"tanya Dhilon sambil turun dari kasur juga . "mau cari angin doang bete, mau ke kolam"jawab Hanin dengan senyuman termanisnya. Belum sempat Hanin membuka pintu Dhilon langsung mengejar sontak Hanin kaget dan lari mengelilingi kasur. Hanin akhirnya tertangkap dipelukannya Dhilon, Dhilon pun mencium bibirnya dengan mesra.

Malam telah berlalu, Pagi yang cerah disambut dengan tangisan oleh Hanin "sudah Nin, aku minta maaf. aku semalam juga khilaf"bujuk Dhilon sambil mengelus-elus rambut Hanin "emang kamu mau tanggung jawab kalo ada apa-apa?"tanya Hanin sambil menangis terseduh "kamu percaya kan sama aku Nin?"jawab Dhilon . Hanin pun memeluk erat Dhilon.

Waktu telah berlalu Dhilon dan Hanin menghadiri acara wisuda mereka. Dhilon mendapatkan ip tertinggi di kampus. Setelah selesai dari acara Wisuda Hanin dan Dhilon makan malam di restoran ternama. "Selamat ya sayang"kata Hanin sambil memberikan sekotak hadiah "kan sayang juga wisuda, sayang juga selamat ya, hadiahnya nanti ya.. sayang kenapa? akhir-akhir ini kok mukanya sedih terus?"kata Dhilon sambil membuka kotak hadiah dari Hanin "serius kamu? kamu ga main-main kan? masih kecil kan Nin?kita jatohin dulu ya. Tunggu sampai bisnis ku berkembang Nin. aku belum bisa menikah sekarang Nin, aku masih mau berkembang. kita bakal tetap sama-sama kok Nin"kata Dhilon pelan dengan panik . Wajah Hanin mendengar semua itu terucap hanya datar dan kecewa "oke.."kata Hanin pelan. "makasi ya sayang.. aku sayang sama kamu"kata Dhilon sambil menggenggam tangan Hanin.

Pulang dari makan malam Hanin meminta Dhilon mengantarkanya untuk kerumah Lisa Sahabatnya. Itu hanya alasan saja untuk Hanin. Hanin sedang ingin sendiri.

1 minggu kemudian di Cafe milik Dhilon, Dhilon mengadakan pertemuan dengan mitra-mitranya. saat itu Dhilon sedang mengajukan cafenya agar membuka cabang yang ke 4 di Indonesia, misi itu pun tercapai Dhilon sangking sibuknya memang tidak ada menghubungi Hanin. sampai akhirnya ia menelpon Hanin untuk memberi kabar usahanya berhasil namun nomor telpon Hanin tidak aktif. Dhilon pun langsung pergi kerumah Hanin.

"ada apa?"tanya Hanin sambil meyuguhkan minuman ke Dhilon "kamu kenapa hpnya mati, aku minta maaf aku emang gada hubungin kamu, tapi itu betul-betul pure ngurusin kafe sayang"kata Dhilon sambil mengelus kepala Hanin

"iya gapapa kok"jawab Hanin dengan wajah datar "ohiya bisnis aku mulai berkembang nih sayang. untung aja kamu udah gugurin. soalnya aku blm ada waktu untuk mikirin itu"kata Dhilon dengan antusias hanya di balas dengan wajah yang datar dengan Hanin "Nin, kamu udah lakuin itu kan?"tanya Dhilon lagi hanya di jawab anggukan pelan oleh Hanin.

"ada yang pengen aku omongin sama kamu"kata Hanin sambil menyodorkan semangkok popcorn.

"aku mau pulang ke Bali"kata Hanin "ngapain? karna kamu belum dapat kerjaan kah Nin? kan ada aku, uang kafe cukup untuk kita berdua"kata Dhilon dengan santai "nggak, aku mau pulang aja, aku kangen sama meme(mama) ku"kata Hanin sambil memakan popcorn "iyaudah ntar kabarin aja ya sayang kalo mau pergi"kata Dhilon

Siang hari yang terik di temani langit yang cerah. Dhilon berniat ingin menelpon Hanin namun saat mencoba menghubungi nomor Hanin tidak aktif, line dan wa juga tidak di balas. "kemana sih kamu Hanin!"gumam Dhilon kesal . Dhilon langsung bergegas kerumah kotrakannya Hanin.

"Neng Haninnya udah pindah dr subuh kemaren, barang-barang juga udah di bawa sama si eneng 2 koper, nih ujang ikut bantuin angkat"kata Ibu yang punya rumah sambil "ohyaudah makasih ya bu"kata Dhilon sambil pergi meninggalkan Ibu itu

Dhilon bingung harus menghubungi Hanin bagaimana, Dhilon langsung membuka kontak ponselnya dan mengetik "memenya Hanin"

"halo siang, me.. ini Dhilon, masih ingat kan me? kabak(pacar)nya Hanin"kata Dhilon lewat ponsel "iya, mau bicara sm Hanin kah Lon?"kata Meme Hanin di balik Ponsel .

"ih me, Hanin ndak mau ngomong"kata Hanin disamping memenya, namun memenya hanya menyodorkan ponselnya dan meninggalkan Hanin. "ya"kata Hanin "kamu kenapa sayang? kenapa nggak kabarin aku sih?"kata Dhilon "Dhilon dengerin aku, aku ingin mejadi yang lebih baik lagi. dan mulai sekarang kamu jangan cari-cari aku lagi. nanti kalo kita sudah sama-sama sukses dan berjodoh kita pasti bertemu lagi, udah dulu ya"kata Hanin sambil menutup panggilan dari Dhilon sambil menghapus air matanya

"aku terlalu rapuh untuk bicara itu langsung di depanmu, aku harus mempertahankan anak yang ku kandung ini, maafin aku Dhilon. aku lebih memilih anak ku ketimbang kamu"batin Hanin

Jodoh Tak TertukarWhere stories live. Discover now