still flashback...
"Boleh nebeng gak?!" Tanya sebuah suara setengah teriak mengagetkan ku diparkiran,
"Hah?" Aku memastikan apa yang diucapkan cowok yang muncul dari pos satpam itu,
kayak kenal,
"Nebeng sampe malioboro!"ucapnya dengan intonasi yang sama sekali gak ramah,
Plis deh mas,
Kok bahasanya kayak ngomong sama tukang ojek,
Batinku agak sebal,Belom kuiyakan cowok itu sudah berdiri disamping motor maticku, mengulurkan tangannya seperti meminta sesuatu
aku mengerutkan dahi,bingung lah
"Apaan?""Kunci,biar aku yang nyetir"katanya ketus,
Aku mendecakkan lidah,
Cih, ganteng ganteng GR an kasar lagi,"Emang aku bolehin?"ketusku balik,
Gantian cowok itu yang bingung
"Iyalah.." dengan mantap dia menjawab,"30 rebu"
"Pelit amat sih dimintain tolong,"
"Kasar amat minta tolong" balasku tak mau kalah,
"Mending aku minta nebeng, bukan minta motornya"
"Cih, kamu jadi orang songong bener sih mas,mentang mentang sama adek kelas"
Cowok itu menyipitkan mata, menatapku lebih tajam,
"Kita sekelas gak sih?"
"Taok! Peduli amat, perasaan aku gak punya temen songong kayak situ"
Cowok itu menatapku lebih tajam, lalu tiba tiba tersenyum sambil tertawa kecil,
"Aku yakin itu kamu kok."
"Apaan"
"Kamu yang tempo hari..."
Cowok itu menunjuk telinganya,Aku jadi teringat sesuatu, aahh ya, pak setya, aku jewer jeweran sama cowok ganteng tinggi, dan dia...
Anak songong ini? Fahry?"Oh,"ucapku santai,
Memang sesuai deskripsi orang orang, ganteng memukau tapi songong dan dingin,
"Terus apa hubungannya?" Tanyaku masih enggan menolong fahry songong ini,
"Yaaa karena kita satu angkatan perjuangan udah seharusnya saling tolong menolong kan, apa susah nya sih ngasih tebengan sampe kota doank" katanya diplomatis,
aku tersenyum sinis,
"Minta tolong pake krama donk!""Hah? Aku kan dah baik baik minta ke kamu" kali ini si fahry terasa lebih ramah, tidak se songong tadi
"Nebeng sampe malioboro!"aku menirukan intonasi kasarnya tadi, "kamu kira sini ojek apa!?"
Fahry terkekeh, menyebabkan gigi putih rapi nya telihat, kesan menggemaskan nya tiba tiba muncul,
Duh,kok aku malah terpesona?"Maaf maaf, aku ulangi"
"Dear naf yang baik hati, sudikah kiranya dikau memberi tumpangan pada teman yang memelas ini, dengan sangat memohon saya ucapkan terimakasih atas kesediaan nya"
Mendengar aku langsung tergelak,
apalagi ditambah gaya nya yang menunduk dan melipat tangan nya didepan khas pelayan,
Bisa aja nih anak songong bercandanya,Aku melempar kunci motorku kedia,
Lalu mulai meluncur ke arah kota, dalam perjalanan aku jadi mikir sesuatu,Si fahry tau namaku sejak kapan? Aku aja lupa lupa ingat sama dia, tapi dia lancar saja mengucapkan namaku,
Ash,biarlah tak usah dipikir, toh memang aku saja yang pelupa dan dia tipe pengingat dengan
Cepat,Sampai di persimpang jl.abubakar ali, fahry meminggirkan motor lalu berhenti, ada polisi didepan dan cuman aku yang pake helm,
"Sampe sini aja, makasih banget ya naf,"
Ucapnya sambil menyerahkan stang motor, segera kupegang,"Iya"
"See you besok naf,"ucap fahry sebelum menyebrang, mata nya mengerling sambil tersenyum lebar,
Aku diam tak menanggapi, hanya menatap fahry yang mulai jalan menjauh,
Satu pertanyaan muncul lagi dipikiran ku,
Kenapa sikap fahry bisa ganti ganti secepat itu? Lihat,saat menyapaku diparkiran tadi aura nya dingin dan angkuh, tak lama tiba tiba berubah jadi hangat dan menyenangkan, apalagi senyuman nya sebelum pergi barusan, membuat hatiku sedikit berdesir,

KAMU SEDANG MEMBACA
untuk fahry
Novela JuvenilKarena darimu aku belajar memendam rindu, Mencintai dalam bisu dan merasa cukup memandang dari jauh, terimakasih untuk fahry,