♪ Aku tak butuh yang lain selama aku memilikimu,
(tak ada lagi?)
Selama aku memilikimu ♪
.
.
.
Ruang OSIS masih sepi sekali pagi itu. Di sekolah pun baru terlihat segelintir orang yang berjalan menuju kelas masing-masing untuk mengerjakan piket. Berbeda dengan orang lain, gadis berpipi gembul satu itu justru memilih masuk ke kelas kekasihnya dulu yang berjarak lumayan jauh dari kelasnya. Sebuah kotak makan ada dalam genggamannya sedaritadi.
“Selamat pagi, Pacar!” Kejut Mina, gadis berpipi gembul tadi, pada kekasihnya yang masih terduduk sendirian di bangku paling depan, Xiumin.
Sayangnya, meskipun Mina pernah mencoba mengejutkan Xiumin berkali-kali, kekasihnya itu tetap tak merasa terkejut sama sekali.
“Selamat pagi juga, Pacar.”
Dengan bibir mengerucut, Mina duduk di bangku sebelah Xiumin.
“Mengerjakan tugas Suho lagi?”
Xiumin mengangguk, masih serius dengan aktivitasnya mengotret rumus matematika. “Dia akan marah besar jika aku belum menyelesaikan tugas-tugasnya pagi ini.”
“Untuk apa sih semua itu? Kan pelajaran juga sudah selesai semua.”
“Ini tugas dari ayahnya, sebagai syarat jika Suho mau melanjutkan kuliahnya keluar negeri.”
Jari telunjuk Xiumin tiba-tiba menempel di bibir gadisnya, “Tapi jangan bilang pada siapapun tentang hal ini ya? Aku tidak mau mencari gara-gara dengannya.”
Mina sih mengiyakan saja. Kasihan juga kalau Xiumin harus terus berurusan dengan orang kaya sombong macam Suho, tapi kalau Mina berusaha melawannya, yang ada hanya semakin menambah beban penderitaan Xiumin. Terakhir Mina memukul kepala Suho dengan bonekanya, Xiumin harus berakhir menjadi pesuruh Suho selama seminggu. Kasihan sekali bukan, kekasihnya itu?
“Ini sarapan buatanku. Tarraaaa!” Seru Mina membukakan kotak makan yang tadi dibawanya di hadapan Xiumin.
Xiumin menyingkirkan sebentar tugas-tugas Suho, untuk menikmati makanan buatan sang kekasih yang selalu juara di hatinya. Eaaaa.
“Aku suapi saja ya? Biar Pacar bisa sambil mengerjakan tugas Suho juga.” Ujar Mina, memberi saran.
Xiumin menggeleng, sesuap nasi beserta lauknya sudah tercampur dalam mulutnya. “Tidak boleh begitu, Pacar. Kita itu harus fokus pada satu hal. Kalau sedang makan, ya dahulukan makan saja, jangan dicampur-adukkan dengan kegiatan lain.”
“Unchhhh, Pacar dewasa sekali sih!” Mina mencubit pipi Xiumin, gemas.
“Seharusnya bagian mencubit pipi itu aku, bukan Pacar. Pipi Pacar kan lebih menggemaskan.” Xiumin balik membalas cubitan Mina.
Keduanya memang pasangan kekasih yang begitu romantis sejak setahun terakhir. Awal kisah cinta siswi berperawakan sedikit berisi dengan mantan ketua OSIS sekolah itu dimulai saat Mina menolong Xiumin yang menjadi bahan bulian Suho dan teman-temannya. Dengan keberanian maksimal, Mina memukul keras-keras punggung teman-teman Suho sekuat tenaga. Sebagai lelaki gentle, tentu saja Suho dan teman-temannya takkan mau menyakiti seorang gadis.
“Sudah selesai?” Tanya Mina sambil terus bergelayut manja di lengan kekasihnya.
“Sudah. Pacar tidak mau ke kelas dulu untuk menyimpan tas?” Xiumin terlihat merapikan kertas-kertas hasil kotretannya untuk segera ia berikan pada Suho di ruang OSIS sebelum bel masuk berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAR SERIES
FanfictionSetiap pertemuan pasti mempunyai akhir. 8 kisah cinta dengan rasa berbeda dari siswa-siswa kelas 3 SMA yang akan menghadapi pesta perpisahan mereka sebentar lagi. Akankah mereka semua bisa menciptakan akhir yang bahagia dan meninggalkan kenangan ind...