♪ Hari mengerikan itu terlintas dalam pikiranku
Aku yakinkan diriku bahwa hari ini tak akan seperti itu ♪
.
.
.
Somi termasuk tipe siswi yang supel dan mau berteman dengan siapa saja, karena hal itulah ia juga pandai menilai watak seseorang. Menjalani setengah tahun hubungan bersama teman satu angkatannya, Chen, membuat Somi khatam dengan semua sifat-sifatnya. Chen itu lelaki yang bisa dengan mudahnya berubah sikap dalam sekejap karena cemburu buta. Chen bisa saja bersikap sangat baik padanya di pagi hari, namun jika lelaki itu melihatnya dekat dengan lelaki lain, sikap lelaki itu akan berubah di siang harinya.
6 bulan yang mereka lalui sebagai sepasang kekasih ternyata seringkali membuat siswi cantik berambut panjang blasteran Korea – Kanada itu makan hati seorang diri. Somi selalu ingin punya banyak teman, namun Chen malah mengekangnya. Kalau begini terus, apa yang harus dipertahankan dari hubungan tak sehat itu?
“Somi! Somi, dengarkan aku dulu!”
Chen berdiri menghalangi jalan Somi yang hendak kembali masuk ke kelas, tak membiarkan gadisnya itu untuk terus mengambil langkah, menjauhinya. Setelah gadis itu berani mengajaknya putus, Chen seakan langsung kehilangan akalnya.
“Apa lagi? Apa kurang jelas ucapanku tadi?” Tanya Somi, malas meladeni lelaki itu lagi.
“Aku tidak ingin kita putus!” Ucap Chen lantang.
Somi terkekeh pelan sebelum akhirnya menatap mantan kekasihnya itu serius. “Tapi aku ingin.”
Chen menarik Somi, tangannya mencengkram lengan gadis itu kuat-kuat.
“Chen, lepaskan! Kau ini kenapa sih?!”
“Bukankah sudah kukatakan aku mencintaimu, Somi?! Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini!”
Gadis itu menghela nafasnya panjang. Sudah cukup ia bersabar selama ini menghadapi sikap kekanakkan Chen.
Kalau dikatakan cinta, ia juga mencintai Chen. Tapi bukan cinta namanya jika salah satu pihak merasa tersakiti. Somi ingin hubungannya dengan Chen bisa bertahan, hubungan yang normal seperti teman-temannya, bukan mempertahankan cinta penuh ambisi seperti ini.
“Aku lelah dengan semua sikap keterlaluanmu, Chen. Kalau saja kau mau berubah, aku pasti akan menerimamu kembali.”
“Baiklah.”
“Huh?” tanya Somi meminta pengulangan.
Chen menggenggam kedua tangan Somi, menatap kedua manik gadis itu dalam-dalam dengan penuh kesungguhan. “Demi dirimu, aku akan berusaha memperbaiki sikapku. Aku tidak ingin kita putus. Aku sangat mencintaimu, kau tahu?”
“Aku mengerti.” Perlahan senyuman tipis terukir di bibir gadis itu. “Ini kesempatan terakhirmu, Chen. Jangan disia-siakan ya?”
“Tidak akan pernah, Somi. Aku berjanji padamu.”
♪♬♪
Sambil saling merangkul satu sama lain, Chen dan Somi berjalan berdampingan begitu mesra di lorong sekolah saat jam istirahat berbunyi. Kelas mereka yang terhalang oleh tembok pembatas membuat mereka tak bisa sering-sering mencuri-curi pandang seperti pasangan lain saat jam pelajaran masih berlangsung. Jadi, momen-momen seperti jam istirahat dan jam pulang sekolah-lah yang paling dinantikan dua insan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAR SERIES
FanfictionSetiap pertemuan pasti mempunyai akhir. 8 kisah cinta dengan rasa berbeda dari siswa-siswa kelas 3 SMA yang akan menghadapi pesta perpisahan mereka sebentar lagi. Akankah mereka semua bisa menciptakan akhir yang bahagia dan meninggalkan kenangan ind...