Tubuhku kaku bahkan untuk menoleh pun aku engan. Bagaimana jika itu melvin?
Ya aku hafal sekali suara itu. Suara yang tadi siang berbicara padaku dan meninggalkan ku di rooftop sendiri. Aku yakin itu suara Melvin.
Aku mengatur nafasku dan debaran jantungku berharap apa yang ku pikirkan tidak benar.
Aku menoleh pelan dan nafasku tercekat, bahkan gelas yang ku pegang pun jatuh tanpa ku tau.
Dia benar-benar Melvin. Apa yang dia lakukan disini? Apa dia calon suamiku?
"Kau tidak apa-apa." tanyanya.
Entah sejak kapan ia berdiri di depanku. Aku masih diam, berkedip saja tidak. Aku melonggo menatap dia berjongkok di depan ku dan membersihkan cairan merah di kaki ku.
"Alisha" ucap Mami dan menyenggol lenganku.
Aku tersadar dan menatap Melvin yang masih membersihkan kaki ku.
"Eh, aku tidak apa-apa." ucapku dan mundur.
Tapi sial meja ini kenapa di taruh disini. Aku melihat dia berdiri di depan ku dan merapikan tuxedonya.
"Baiklah. Lain kali hati-hati, karena aku tidak mau kau lecet sedikit pun, nanti."
Ucapan posesif itu mampu membuatku menahan nafasku. Aku membuang mukaku berharap jika warna merah tidak ada di wajahku.
"You're beautiful." bisiknya lagi.
Aku menunduk tanpa mau menatapnya. Benar kata Nabila, jika Melvin harus di jauhin. Dia adalah perayu ulung.
"Melvin jangan goda dia, bisa merah nanti pipinya "
God... Papi kenapa kau tidak membelaku. Aku marah padamu Papi kali ini.
"Baiklah. Melvin ajak Alisha ke atas. Kalian butuh bicara." ucap wanita yang bernama Lizz itu. Dan aku yakin dia adalah Omma Melvin.
"Baiklah Omma." ucapnya.
Melvin menarik tangan ku. Aku pun tidak berkutip dan menurut. Hingga langkah kami terhenti di depan pintu berwarna coklat.
Aku tau ini kamar, aku pun mundur tapi apalah daya, tanganku di genggam oleh Melvin dan Melvin tersenyum miring ke arahku.
Dia membuka pintu kamar ini lebar-lebar, dan memintaku untuk masuk.
Aku masuk lebih dulu dan terakhir Melvin juga ikut masuk dan dia ... Mengunci kamar ini.
Apa dia akan memperkosaku disini? Jika iya aku akan berteriak kencang. Semoga saja kamar ini tidak kedap suara.
"Jadi?" tanyanya dan membuatku bingung.
Aku membalik tubuhku dan menatapnya. Dia berdiri di depanku cukup tampan, saat kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celannya.
Dan aku suka saat dia menatapku dengan kepala miringnya.
"Apa.." ucapku polos. Karena aku tidak tahu maksut ucapannya.
Melvin menghela nafas, "Apa kau menerima perjodohan ini?"
Aku diam dan menunduk, "Apa yang harus ku perbuat? Tidak ada pilihan, karena aku tidak mau mengecewakan Omma, dan memasukanku di asrama." ucapku jujur.
"Aku pun juga begitu, jadi kau setuju menikah dengan ku?"
Aku mengangguk. Setelah itu aku melihat dia melangkah maju ke arahku. Karena aku gugup aku pun melangkah mundur.
Aku terhenti saat kaki ku terbentur pinggiran ranjang. Ah sial!! Sebaiknya aku kabur.
Saat ingin lari kakiku di tendang kecil oleh Melvin dan membuatku terjatuh di atas kasur dan lebih parahnya lagi Melvin mengurungku di atasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Most Wanted Is My Hubby (Tersedia Ebook)
Roman d'amourAlisha harus terpaksa menikah dengan Melvin. Anak dari sahabat Ayahnya, hanya karena perjanjian Oma di masa muda. Ini gila, kenapa harus anaknya yang menanggung dosa orang tuanya? Bagaimanakah kehidupan rumah tangga Alisha?