Setiap Detik Adalah Masa Depan

1.1K 76 0
                                    

Hai aku Zoe. Umurku 12 tahun dan masih cukup umur untuk menjadi anak kritis yang penuh tanya. Hari ini aku begitu berduka. Aku harap kalian mau tau alasannya. Kakak ku meninggal. Padahal baru saja dia menggodaku di depan tv dengan wajah menjengkelkannya. Aku tak bisa berhenti menangis sedari tadi. Bahkan aku mengurung diri sekarang ini. Aku tak sanggup untuk datang ke makamnya.

Tok tok

"Zoe, sampai kapan mau dikamar?"

Ah sepertinya itu Ibu.

"Keluarlah nak. Ibu masuk ya?"

Ah lebih baik aku pura-pura tidur saja.

"Ibu tau kamu pura-pura tidur. Sini bangun."

Ah, aku ketahuan. Aku memutuskan untuk bangun dan duduk disebelah Ibu. Memeluknya dan menangis disana.

"I..Ibu tak se..sedih?" tanyaku dengan napas yang masih tersenggal.

"Tentu saja sedih."
"Kenapa kakak secepat ini meninggalkan Zoe, Bu? Kakak janji akan nemenin Zoe sampai masa depan. Kakak bilang kakak ga akan ingkar janji, tapi sekarang kakak...kakak."
Aku kembali menangis.
"Zoe, setiap waktu yang telah kamu habiskan dengan kakak, itu sudah bisa disebut masa lalu. Dan apa yang akan kamu lakukan dengan kakak itu sudah bisa disebut masa depan. Hargai waktu yang ada, Zoe."

"Ibu, apakah besuk itu disebut masa depan?"
"Tentu."
"Apa satu jam kedepan juga disebut masa depan?"
"Iya."
"Apa satu menit nanti, juga disebut masa depan?"
"Betul sekali."
"Bagaimana dengan satu detik?"
"Itu juga masa depan, Zoe. Sebentar lagi kakak akan dimakamkan. Kau tak ingin merasakan masa depan mu dengan kakak untuk terakhir kalinya?"

Aku menggeleng kuat. Aku langsung berlari dan menyusul rombongan untuk ke makam kakak. Kakak maafkan Zoe yang menganggap kakak ingkar janji. Izinkan Zoe untuk membuat masa lalu dan mengerjar masa depan terakhir dengan kakak. Zoe menghargai sedetikpun waktu yang Zoe punya.

......................................................

Hai, aku balik lagi. Oke maaf atas ke-sangat lambatan update. Makasih buat kalian yang vote dan komen. Ditunggu next komen dan vote nya, hihi. Butuh banget inspirasi dan dukungan kalian supaya cerita ini bisa lanjut dengan makin baik.

Filsafat dari Seorang AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang