Chapter 11

18.7K 1.2K 74
                                    

Baekhyun menangis tersedu-sedu. Punggungnya bergetar tak beraturan dalam dekapan Kai. Ia terisak keras hingga rasanya sangat sulit untuk sekedar mengais oksigen. Ia sangat takut saat mesin itu menunjukkan bahwa jantung Chanyeol berhenti berdetak. Tak henti-hentinya ia berdoa supaya Chanyeol baik-baik saja. Ia sangat takut. Dokter meminta izin keluarga Chanyeol untuk menggunakan alat kejut jantung.

Bagaimana jika Chanyeol meninggalkannya?

"Tidak boleh.. Chanyeol tak boleh pergi Kai.. hiks hiks" Baekhyun berbicara nyaris putus asa di dada Kai. Mengeratkan remasannya pada jaket yang Kai kenakan. Sementara punggungnya di elus dengan lembut oleh Kai.

"Chanyeol akan baik-baik saja..." elusan itu beralih dari punggung ke kepalanya. Sesekali ia mengecup pelipis Baekhyun tanpa ragu, "...hyung." dan itu adalah panggilan 'hyung' yang mungkin dapat dihitung dengan jari seberapa banyak Kai memanggilnya demikian setahun belakangan.

Setelah melewati penantian yang sangat menyakitkan, tim medis keluar dari ruang ICU. Seorang pria membuka maskernya lalu membungkuk pada mereka yang serempak berdiri, termasuk Baekhyun yang masih berada dalam dekapan Kai.

"Pasien memiliki keinginan hidup yang sangat tinggi. Detak jantungnya memang sempat menghilang tapi untungnya kembali lagi setelah kami menggunakan alat kejut jantung. Detak jantungnya cukup lemah, kita lihat perkembangannya besok."

Baekhyun menutup mulutnya sambil menggeleng kalut di dada Kai. Membayangkan betapa besarnya perjuangan Chanyeol melawan maut didalam sana.

"Terimakasih seonsaengnim" Yoora mengusap air mata dan hidungnya yang memerah, membungkuk pada dokter dengan penuh rasa terimakasih sebelum dokter itu pergi meninggalkan mereka dalam keadaan cemas.

"Dengar kan? Pacarmu baik-baik saja" tangan Kai mengusak kepala Baekhyun sambil tersenyum lebar.

Baekhyun tak menjawab. Dia terdiam masih dengan isakannya saat semakin lama kepalanya terasa semakin pening dan ia jatuh dalam pelukan adiknya.

Orang-orang disana mulai panik. Mengguncang tubuhnya yang sudah terkulai lemas sambil berusaha membangunkannya.

Kai adalah yang pertama mengambil tindakan, tentu saja. Ia berlari dengan menggendong Baekhyun dalam pelukannya menuju ke UGD untuk mendapatkan pertolongan.

e)(o

Ia merasa tubuhnya sangat ringan seolah terapung. Kaki-kaki mungilnya terus membawanya melangkah di tempat yang ia pun tak tahu dimana. Sejauh mata memandang hanya terlihat cahaya putih yang menyilaukan mata.

Ini tidak nyata, pikirnya.

Lalu ia mulai mendengar samar-samar suara beberapa orang yang mengobrol. Ketika matanya ia paksa untuk terbuka, ia menemukan Jongdae, Xiumin, Sehun serta Kai.

Jongdae dan Xiumin terlihat tengah mengobrol sambil mengupas buah di atas sofa sedangkan Kai dan Sehun berdiri di ujung ranjangnya seraya membicarakan sesuatu dengan serius.

"Dimana aku?" Suaranya berhasil menarik perhatian keempatnya. Mereka menoleh secara serempak dan terkejut saat mendapati Baekhyun sudah membuka matanya. Ia sebenarnya sudah dapat menebak ia berada dimana, tetapi bibirnya tetap saja bertanya dengan refleks.

"Hyung.. ah syukurlah kau siuman" Sehun menggenggam tangannya dengan lembut. Mengusapkan jempolnya diatas punggung tangan Baekhyun.

"Kau di rumah sakit, Baekkie. 2 hari tertidur dan membuat kami cemas. Kakak-kakakmu baru pulang barusan karena harus bekerja." Xiumin yang menjelaskan. Ia mengusap kening Baekhyun yang sedikit panas dengan khawatir.

To Be With You [CHANBAEK] | (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang