Bagian 2✨ Pertemuan

144 42 2
                                    

Bel sudah berbunyi saatnya jam kelas

"Udah masuk lagi aja mana belum makan apa-apa ni, semoga aja aku bisa tahan sampai jam istirahat berikutnya",
"Hmm pulang sekolah ya, eh bentar bukannya aku mau cari alasan biar bisa keluar dari situ ya, kalo gini mah namanya balik lagi",
"Mau ngomongin apa ya ntar, ah bodo amat, penting jangan sampai terlambat balik ke kelas",

Setelah banyak berbicara sendiri aku langsung bergegas menuju kelas, dan saat di jalan aku sempat hampir saja berpapasan dengan Marcell.

"Oh iya aku tadi minta traktir sama dia ya, Marcell marah gak ya, ah minta maaf nya ntar aja",

Aku mengambil jalan memutar, meski tambah jauh yang penting bisa lebih cepat dari pada berurusan dengan murid teladan itu. Setelah berjalan cukup lama aku akhirnya sampai di kelas.

"Lama banget baliknya Ji, abis ngapain? Untung gurunya belum datang lo" ucap Rama, setelah baru saja disebut tiba-tiba gurunya datang.

"Sepertinya aku tepat waktu ya" gumamku,
"Tadi ada urusan bentar, eh Ram pulang sekolah ini lo mau ikut gak?" Jawabku.

"Kemana?",

"Ikut aja, ntar pulang sekolah jangan balik dulu" jawabku.

"Terserah lah, aku juga gaada kerjaan dirumah" jawab Rama.

"Yah rencana baru, aku pengen nemuin Rama sama Marika ntar bakalan gimana ya, liat aja lu Ram lu nggak bisa nyembunyiin hubungan lu dari gua" gumam ku sambil tersenyum licik,
"Oh iya kalau Rui ada bakalan gagal, mending aku suruh jangan ikut dah",
Aku menyobek bagian belakang buku ku lalu kutulis,

"Nanti di belakang sekolah biar Marika datang sendiri, lu gausah ikut" lalu ku letakkan di meja Rui, dan dia langsung menyadari nya.
Dia malah menggerinyit kan alisnya, dan bukannya membuka nya dia malah melemparkan nya kepada ku.

"Aitte..", "oii.. dibuka lah" ucapku sambil berbisik,
Dia masih menatap ku dengan wajah kecurigaan, lalu dia membuka nya, dan menuliskan sesuatu padaku.
"Apa yang kau rencanakan?",
"Tenang saja aku tidak akan melakukan yang aneh-aneh kok, toh aku teman sebangku mu" tulis ku balik.
"Sudah kubilang jangan memanggilku begitu, daripada itu jika kau melakukan yang aneh-aneh kepada Marika, rasakan akibatnya" jawabnya,
"Kau boleh mengawasi lo" jawabku,
"Tak perlu kau suruh".

"Oii Reza, Rui kelas bukan buat surat-surat an lo" teriak ibu didepan, disambut tawa murid di kelas, kulihat wajah Rui memerah dan ia menundukkan kepalanya, sepertinya dia malu sekali.

"Ah tahap kedua selesai, aku juga ingin menanyakan apa maksudnya nona yang tadi Rui ucapkan saat memanggil Marika",
"Yha itu urusan nanti, ngomong-ngomong kenapa tadi aku merasa seperti penjahat ya",
"Apa jangan-jangan Rui bakal ngira aku ngincar Marika ya".

Lalu aku melihat ke papan tulis, aku baru sadar sudah tertinggal banyak catatan, "bahaya.. kalau tidak segera kususul"
"Ngomong-ngomong aku sudah lapar sekali", "kuharap aku bisa sanggup"

Setelah berjam-jam berlalu kelas akhirnya berakhir

Kulihat Marika dan Rui sudah sejak tadi meninggalkan kelas.

"Ram skuy, jangan pake lama" seruku.
Dia segera membereskan bukunya, dan meletakkan bukunya yang besar di loker,
"Pake tas yang gede lah Ram, buku kok ditinggal-tinggal begitu" ucapku,

"Aku nggak mau berat-berat" sautnya,

"Badan sendiri berat ngatain buku" jawabku iseng.

"Berisik, yang lebih penting kita mau kemana emang?", "he kemana?" Tanya Rama dua kali.

"Udah kubilang ikut aja" karena cerewet ku seret saja dia sampai koridor. Lalu aku segera menuju ke belakang sekolah karena kupikir Marika sudah menunggu. Sesampainya aku tak melihat siapa pun di sana.

True Friend: Love 9 SquareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang