Wellcome to my imagination!!
❄❄❄
"Tersenyumlah Nicky, kau akan bertemu banyak gadis cantik." Lelaki tua itu tersenyum semangat, hingga menampakkan deretan giginya. Untuk ukuran kakek berumur 58 tahun, Ronald Geraldton memang masih terlihat gagah. Dan wajah rupawannya tentu menurun pada cucu semata wayangnya. Nicollas Geraldton.
"Jangan cemari otak cucuku, Ronald!" Bantah wanita tua di samping kirinya. Ia adalah istri dari Ronald, Alenka.
"Dia hanya cemburu Nicky." Ronald kembali membisikan Nic, namun suaranya dapat didengar istrinya dengan jelas karena posisi duduk mereka yang berdekatan.
"Aku tidak cemburu Ronald. Berhentilah bicara omong kosong pada cucuku." Alenka mulai kesal. Ia tidak suka sifat player suaminya menurun pada cucunya.
"Oh, jangan katakan hal sekejam itu, Lenka. Nicky akan menjadi player hebat. Tidakkah kau lihat semua mengagumi rupanya yang menurun dariku." Ronald tersenyum percaya diri dengan satu kedipan yang ia kirimkan pada istrinya.
"Dasar gila! Jangan pernah turuti ucapan gila kakekmu, Nicky." Alenka mendekatkan dirinya pada Nic. Ia tidak ingin cucunya yang baru berusia 5 tahun itu tercemar karena ucapan absurd suaminya.
Nic hanya diam tanpa menjawab. Ia bahkan tidak mengerti dengan perdebatan kakek neneknya yang ia tahu ia sangat bosan di pesta orang dewasa ini, terlebih pada tuxedo yang melekat pada tubuhnya. Itu sangat mengganggu.
"Nicky lihatlah siapa yang datang!" Ronald berseru antusias dari kejauhan. Entah sejak kapan ia menghilang dan kini kembali lagi.
"Jangan mempermalukannya, Ronald. Cucu perempuanku sangat pemalu." Ucap seorang lelaki yang tak kalah tua dengan kakeknya.
Ronald tidak menghiraukan ucapan sahabatnya itu. Orlando memang sangat menjaga cucu semata wayangnya itu.
Ronald sendiri masih sibuk merayu sosok yang bersembunyi dibalik tubuh kekar sahabatnya. "Ayolah sweetie, tunjukan dirimu."
Nic menyatukan alisnya. Ia tidak suka kakeknya merayu wanita selain neneknya. Oh, ia penasaran bagaimana paras wanita yang dipanggil kakeknya dengan sebutan sweetie.
"Keluarlah Kana, Nic bisa menjadi teman pertamamu." Sambung Orlando. Ia sendiri juga menginginkan cucunya bergaul dengan teman sebayanya.
"Apa ia tidak akan mengejekku, kakek?" Akhirnya suara imut itu terdengar. Suara itu imut, menurut versi Nic.
"Cucuku tidak akan mengejekmu, sweetie. Tapi, ia akan merayumu." Ronald mengedipkan sebelah matanya pada gadis kecil itu.
"Seperti dirimu?" Tanyanya lagi.
"That's right!" Ronald tersenyum mantap.
Dan gadis itu mulai menampakkan dirinya di depan Nic. Gadis itu tersenyum menampakkan dua gigi depannya yang besar. Nic, bahkan hampir tersedak makanannya.
Gadis itu jauh dari kata cantik. Bahkan sepupu perempuannya yang sangat cerewet lebih baik dari gadis itu. Gadis kecil itu sangat gemuk. Dengan gigi besar dan mata bulat. Ia bahkan membayangkan bertemu dengan anak panda.
"Hai, aku Kana." Gadis itu menyodorkan tangannya pada Nic.
Nic menatap gigi Kana yang menghitam, mungkin sisa makanannya. Itu membuatnya geli.
"Pffht.....Huahahahahahahaha!"
Nic tertawa keras. Kakeknya pasti sudah tidak dapat melihat dengan jelas, karena memanggil gadis itu dengan sebutan sweetie.
"Kau tampak mirip dengan anak panda." Sela Nic ditengah tawanya. Gadis ini sungguh mengundang gelak tawanya. "Kakek pasti semakin tua karena menyebutnya sweetie!"
Semua orang diam. Tidak ada yang bersuara. Hanya Nic yang heboh tertawa, hingga mengeluarkan sedikit air mata. Ini adalah tawa pertamanya sejak kedua orang tuanya memilih untuk bercerai.
Tawa Nic mereda setelah ia tidak mendengar suara lainnya. Ia menghapus air mata diujung matanya. Dan ia baru sadar jika dua buah bola mata kecil itu melotot padanya.
Kana mengembungkan kedua pipinya, hingga membuat mukanya semakin bulat. Ditambah dengan rona merah dikedua pipinya. Sekarang Nic harus berpikir ulang. Kana itu lebih mirip panda atau tomat.
"Jika aku anak panda, maka kau anak monkey!" Teriak Kana dengan lantang.
Dan ketiga orang tua itu tidak dapat berkata apa-apa lagi. Ini pertama kalinya Kana mengeluarkan suara sekeras dan selantang itu dalam hidupnya.
❄❄❄
Next part↓↓↓↓
KAMU SEDANG MEMBACA
Protected Enemy
RomanceKana membenci setiap tingkah laku dan segala ucapan pedas Nic. Hidupnya tidak pernah tenang dengan segala kritik pedas dan tingkah Gila Nic selama 12 tahun hingga mereka berpisah setelah malam itu. Surga untuk Kana.... , setidaknya itulah yang ia r...