Kemarin adalah hari dimana aku harus menerima kenyataan bahwa orang tua ku sudah menyiapikan calon istri pilihan mereka. Mereka ingin ada yang mengurus ku, mereka ingin aku tidak sendirian di apartemen. Semalaman aku benar-benar tidak bisa tidur karena memikirkan perjodohan itu,aku bahkan tidak tahu perempuan seperti apa yang akan menjadi calon istriku. Dan apakah dia bisa menerima sikap dingin dan cuek yang ku miliki? Karena aku bukanlah laki-laki yang bisa dengan gampang care dengan orang lain. Karena aku masih belum bisa menghilangkan rasa takut akan kehilangan yang setahun lalu terjadi denganku. Aku harus kehilangan seseorang yang spesial dan bahkan akan aku jadikan ibu dari anak-anakku kelak. Tapi ternyata aku harus membuang impian itu karena dia lebih memilih pergi dengan seseorang dari masa lalunya. Dan aku masih merasakan sakitnya sampai hari ini.
"Lex ada yang ingin Papa dan Mama bicarakan denganmu. Nanti pulang kantor ke rumah ya," kata papa diujung telepon.
"Ok Pa nanti malam aku pulang."
Ada hal penting apa sampai Papa menyuruhku pulang?
"Jadi kamu masih belum bisa melupakan dia Lex?" tanya Papa saat kita sudah di ruang tengah, iya aku sudah sampai rumah sore tadi karena pekerjaan ku tidak terlalu banyak.
"..." Aku hanya mengangguk meng-iyakan, karena memang benar aku masih belum bisa melupakan Dara, mantanku.
"Dia sudah menyakitimu Nak, kamu harus bisa membuka hati untuk perempuan lain agar hidup kamu tidak berlarut-larut dalam kesedihan," tambah Mama.
Mama memang benar setahun ini aku tidak sebahagia dulu, aku lebih menutup diri dari perempuan, untuk tersenyum pun rasanya malas. Segitu patah kah hati ku? Dan bahkan aku menjadi laki-laki yang dingin dan cuek, aku lebih sibuk dengan kerjaan kantor, agar tidak terlalu memikirkannya.
"Jadi Papa sama Mama mau bicara soal apa?" Aku kembali ke topik awal.
"Oh ya,,jadi Papa dan Mama udah menyiapkan perempuan yang kelak akan menjadi istri kamu, dia anak rekan bisnis Papa."
"Lho Pa kok gitu? Aku tidak bisa Pa, yang ada dia akan sakit hati kalau tahu aku masih memikirkan Dara. Dan aku bisa cari pasangan aku sendiri."
Aku berusaha menolak dengan alasan aku yang masih belum bisa seutuhnya melupakan Dara dan berharap Papa akan maklum dan membatalkannya.
"Lex, kalau kamu bisa cari pasangan kamu sendiri, udah setahun ini kamu tidak pernah mengenalkan perempuan ke Mama. Mama tahu kamu masih sering kepikiran Dara, tapi kamu juga harus memikirkan diri kamu juga, sampai kapan kamu akan seperti ini? Usia kamu juga sudah cukup matang untuk membina rumah tangga. Mama juga ingin cucu Lex, biar Mama tidak kesepian." tambah Mama.
Yang membuatku shock, Mama mau cucu?!
"Lex, dia akan membantu menyembuhkan lukamu," sambung Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married an Ice Man ✔ (OPEN PO)
Romance"Aku harus bisa mencairkan hati dan sikapnya, karena mulai saat ini dia yang akan menjadi pelengkap hidupku sampai napas tak lagi berhembus." -Aresha Ravan Arabella "Sepertinya dia membuat dinding es ku semakin hari semakin mencair. Iya dia. Dia yan...