Bab 4. Malam mencekam

3.3K 41 6
                                    

Jangan lupa meninggalkan vote, komen, saran dan kritik

Published on. 16 Agustus 2023

Selamat membaca ^^

Selamat membaca ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman Sereniti terlihat lengang malam ini, tidak seperti malam-malam biasa yang selalu dikunjungi anak-anak muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman Sereniti terlihat lengang malam ini, tidak seperti malam-malam biasa yang selalu dikunjungi anak-anak muda. Semilir angin membawa aroma air sungai yang mengitari taman, menyebar ke segala penjuru tempat itu. Hawa dingin yang menusuk tulang, tidak menyurutkan langkah seorang gadis untuk membelah taman itu sendirian.

Di bawah sinar lampu taman, gadis itu berjalan seorang diri menuju salah satu gazebo di tepian sungai. Dia sangat bersemangat untuk bertemu dengan teman kencannya malam ini, seorang pria yang dikenalnya melalui aplikasi sosial media. Pria kenalannya itu tampak tampak dan kaya, jadi tak mungkin ia melewatkan kesempatan begitu saja.

Gadis bernama Sasa itu mengembangkan senyum senang, saat melihat pria yang dikencaninya sudah menunggu di gazebo. Pria yang memiliki tinggi sekitar 180an cm itu, membelakangi Sasa yang berjalan menghampirinya dan baru menoleh ketika Sasa tepat di belakangnya.

"Apa kamu sudah menunggu lama?" tanya Sasa untuk menyapa pria itu. Ia sudah begitu antusias tadi untuk melihat secara langsung pria kencannya, tetapi saat ini pria itu memakai masker untuk menutupi separuh wajah.

"Tidak, aku juga baru saja sampai," jawab pria itu.

Mendengar suara bariton pria itu, rasanya Sasa ingin melayang. Tidak hanya tampangnya yang rupawan, suaranya pun mampu menghipnotisnya. Kali ini kencan butanya tidak mengecewakan sama sekali.

"So... siapa namamu sebenarnya?" tanya Sasa mengingat mereka berkenalan dengan nama samaran.

"Panggil saja aku, Shade."

Pria itu berjalan ke tepi gazebo dan bersandar pada salah satu tiang. Dipandanginya langit kelam yang tertutup mendung. Sangat mewakili hatinya saat ini.

"Aku senang nggak seperti yang kubayangkan sebelumnya," ucap Sasa masih lekat menatap pria di depannya itu. Ia berjalan mendekati Shade tanpa sungkan.

"Memangnya seperti apa yang kamu harapkan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mata PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang