Background Music:
Yiruma - Rivers Flow In YouPaly the BGM first, kalau ga punya play mulmed please👆
Story begin,
Happy reading~Netra ku mengerjap pelan, mencoba beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan dari balik jendela.
Ketika ku mencoba menggerakkan tanganku, beban berat menghalangiku. Ku lirik, di sana ada sosok pria yang selama ini aku rindukan. Yang selalu ku ucap di setiap do'a-do'a ku. Yang selalu datang di setiap mimpiku.
Di sana, pria itu tengah terlelap dengan menggenggam erat tangan mungilku. Seketika perasaan yang amat bahagia membuncah di dalam hatiku. Rasa bahagia yang melebihi apapaun, bahkan lebih bahagia ketimbang mendapatkan kekasih.
Ingin ku hujam ia dengan pelukan erat, merasakan lagi betapa hangatnya pelukan yang dulu selalu mengantarkan ku menuju mimpi, hingga aku selalu bermimpi indah.
Aku rindu dongengan sebelum tidur yang selalu ayah ceritakan. Meskipun berulang kali ayah menceritakan dongeng yang sama, namun aku selalu bahagia mendengarnya.
Aku suka setiap kali melihat perubahan mimik wajah ayahku ketika ia bercerita. Begitu lucu dan terkesan tulus di mata ku.
Ayahku memang yang terbaik dan teramat aku sayangi.
Ingatanku berputar ke beberapa tahun silam yang lalu. ketika ibu, ayah, kakak dan diriku pergi berlibur ke sebuah pantai. Dan hari itu tepat pada tanggal 14 Februari, hari yang sangat istimewa bagiku. Hari ulang tahunku.
"Mau kemana kau peri kecil. . Akan aku tangkap kau"
Ayahku berlari mengejarku yang berlari kecil. Meskipun sering kali aku tersandung sepatuku.
"Hahaha. . Ayah hentikan. .haha. . geli"
Aku tertangkap oleh ayah, dan ayah langsung menghujamku dengan gelitikan tanpa henti di perutku. Memberiku sensasi geli.
"Kau tak bisa lari kemana-mana lagi peri kecil, hyaa rasakan ini" Ayah terus menggelitik ku membuatku tertawa hingga menangis.
"Ayah. . Hentikan. Ily lelah" Ucapku memohon, lalu ayah menghentikan gelitikannya.
Dadaku naik turun mengatur deru nafas ku. Ayahku membantuku berdiri dengan menyelipkan kedua tangannya di tungkak ku dan mengangkatku hingga kaki ku menapak di pasir pantai yang basah.
"Mau ayah gendong?" Tanya ayahku.
Sontak aku pun tersenyum lalu mengangguk. Ayah membalikkan badannya membelakangiku lalu berjongkok mensejajarkan dengan tinggiku.
"Naiklah Ily. Ayah akan mengajakmu berkeliling pantai" Ucap ayahku.
Tanpa berpikir-pikir lagi, aku segera menaiki punggung ayahku, lalu ayahku melangkahkan kaki menyusuri tepi pantai. Aku bahagia sekali. Senyuman ku sematkan.
"Ayah. . Terima kasih" Ucapku tepat di telinganya.
Aku meletakkan kepalaku di punggung tegap nan hangat milik ayahku.
"Sama-sama putri kecilku"
Ucapan ayah sukses membuat senyumku semakin lebar. Aku suka panggilan putri kecil yang ia berikan padaku. Dan selamanya aku ingin menjadi putri kecil ayahku.
Aku menyamankan kepalaku di punggungnya lalu mulai memejamkan mata perlahan-lahan karena rasa kantuk menyerangku. Dan beberapa menit setelahnya aku sudah berada di dalam mimpi. Mimpi yang sangat indah.
