"Senyumanmu bagaikan mentari terbit di pagi hari yang datang menerangiku"
Hari cerah menghiasi dunia pagi dengan sinar orange yang terang begitu menghangatkan tubuh. Tamara yang sedari tadi tertidur mulai terbangun karena sadar hari sudah pagi. Ia berdiri menuju balkon kamarnya, dilihatnya lah dari bawah ternyata ia dikejutkan dengan kedatangan orang yang ia sayangi, Rama tidak lah datang dengan tangan kosong, tetapi ia membawa bunga kesukaan Tamara, yaitu sebuket bunga matahari. Tak berhenti menatap, Rama pun meneriaki Tamara dari bawah sambil mengatakan "morning," dengan nada datar ditambah senyuman manis dibibirnya. Tak mau kalah dengan teriakan Rama, Tamara pun membalasnya "morning too, i love youuu, your smile your everything," balas Tamara dengan pekikan suara lantang.
Tanpa berfikir panjang, Tamara pun langsung excited menuju kebawah menghampiri Rama. Begitu juga dengan Rama, ia langsung masuk sebelumnya mengucapkan salam. Dilantai bawah, mata mereka bertemu, saling menatap satu sama lain dengan jalan yang mulai lambat hingga posisi mereka yang hampir dekat dan mulai berhadapan. Butuh waktu 2 menit untuk mereka saling menatap, entah apa alasannya.
Tetapi tak sampai 2 menit, Rama mengeluarkan sifat jahil nya. Melihat Tamara yang serius menatap, Rama pun memukul pundak Tamara "Darrrrrrr,"kejut Rama. "a e n j a y eeee," respect Tamara dengan lata nya itu.
Rama mengakak melihat ekspresi Tamara yang kesal "hehe, maaf ya," ucap Rama."maaf kamu bilang? ni jantung hampir loh Ram," teriak Tamara sambil memegang dadanya.
"hehe, gitu aja marah dang," ejek Rama. Untuk tidak memperpanjang masalah, Tamara pun tidak membalas ejekan Rama, karena ia tau berdebat dengan Rama pasti tidak akan ada ujungnya.
Melihat Tamara yang terdiam, Rama merasa cemas, ia tau Tamara diam, pasti karena ulahnya. Tidak mau memperpanjang pemikiran negative nya, Rama pun langsung memberi sebuket bunga matahari itu kepada Tamara "nihh, ambil," beri Rama "hmm, makasih ya ram". Keduanya saling tersenyum bahagia, Tamara yang sangat bahagia, karena baru pertama dapat bunga dari cowok apalagi dari orang yang ia kasihi, begitu juga dengan Rama yang pertama kali nya memberi hadiah untuk cewe yang ia cintai itu.
Tamara pun mengajak Rama untuk duduk disofa, "Ram, duduk di sofa yuk, capek tau berdiri terus", ajak Tamara. "iya," balas Rama datar. Mereka pun akhirnya duduk selama hampir 1 menit, tidak ada yang mulai pembicaraan, Tamara yang sibuk dengan hp nya pun bingung mau mulai dengan topik apa. Rama pun asik mengintip hp ditangan Tamara, ia kepo apa saja yang Tamara lihat di hp itu sampai-sampai tidak ada pembicaraan hampir 1 menit.
Rama pun tercyduk, Tamara menangkap basah Rama yang sedari tadi mengintip hp yang ada ditangannya, sama halnya dengan Rama, Tamara pun juga ingin mengagetkan dengan suara toa nya "apa tuuuuuu", sambil mengempaskan tangan nya kesofa. Dengan ekspresi senyumannya, Rama sama sekali tidak terkejut, dan gagal lah aksi Tamara. "ha? aman kamu?, ujar Rama."ih, anyinggg, kamu kenapa sih dari tadi diam mulu, kenapa? ada masalah? cerita dong, jangan ditutup-tutupin", tanya Tamar.
Tamara yakin, dibalik sikap diamnya Rama, ada hal yang ia tutupi. Yap, pemikiran Rama dan Tamar sangatlah sama diam karena ada masalah.
Tak mau membuat Tamara khawatir, Rama pun langsung menjawab nya "hm, endak ada. Lagi malas aja liat pacar yang dari tadi asik liat hp daripada pacarnya sendiri."
"mmm, aku dari tadi liat notif di grup line loh, dan itu banyak banget ampe seribuan, nah aku kan kepo jadi aku cek deh isinya", jawab Tamar sedikit hati-hati "lagian kamu juga sih diam aja, aku juga ikutan diam dong, ya nggak?", lanjut Tamara sambil menaiki alisnya.
Rama pun membalas "hmm, iya".
Sudah 2 kali mereka berdebat, dan selalu saja ada yang mau mengalah, inilah kelebihan hubungan mereka.Haii! Ini cerita kedua aku yang serius aku tulis, bakal ada konflik juga, intinya jangan dilewatkan yaw.
7 oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Cold
Teen FictionTamara Andriani gadis yang bersekolah di SMA Cahaya Ilahi ini memiliki sang kekasih, ialah Rama Aldian, satu sekolah dan sekelas dengannya. Sikap Rama yang dingin, tidak berpengaruh pada perasaan Tamara. Mereka tetap bertahan meski ditumpuk oleh pa...