Kringg...krringg...krringg, alarm pun berbunyi tanda Tamara harus bangun dari tidurnya. Ia terbangun bukan dari kasurnya, melainkan dari meja belajar yang dari semalam ia duduki sampai tertidur pulas hingga pagi ini, dengan mata yang sembab akibat terlalu lama berlarut dalam kesedihannya. Tamara memang sangat sedih.
Mood pagi ini tidak mendukung Tamara untuk pergi ke sekolah, rasanya ia ingin berdiam diri saja di rumah minimalisnya itu. Gadis yang dikenal ceria, kini berubah lemah tak berdaya, yang ia rasakan hanya lah sebuah kesedihan tak ada secuil pun kebahagiaan dipikirannya.
Mamanya memergoki Tamara yang sedari tadi termenung dikamarnya, Mia pun heran karena sudah hampir siang tapi tak ada satupun persiapan sekolah anaknya itu.
"Tamara? Are you okey?," tanya Mia khawatir.
"eh? Mama? Yes i'm okey mam", balas Tamara.
"Kalau kamu okey, kenapa engga siap-siap kesekolah sayang? Ayo dong, anak mama jangan malas-malas ntar nyesel loh ga sekolah ", Mia pun heran dengan anaknya itu, ia berpikir pasti ada masalah yang terjadi pada Tamara. Tapi dia tidak terlalu mengurusinya, menurutnya apapun itu masalahnya Tamara harus bisa menyelesaikannya sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Tamara memikirkan kedua orang tua nya yang pagi-malam bekerja hanya untuk keluarga, ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya hanya karena ego.
"ehm, iya ma, Tamar siap-siap dulu ya,"
🌿🌿
Setelah sampai disekolah, Tamara pun langsung memasuki kelasnya. Dengan wajah palsu yang di pajangnya, tersenyum hampa, apa yang ia lakukan tak sesuai dengan isi hatinya. Semua ia lakukan hanya agar tidak terlihat lemah di mata kawan sekelas nya, terutama Rama, pacarnya.
Melihat Tamara yang telah tiba dikelasnya itu, Rama pun beranjak dari kursi nya menuju ke arah Tamara, tepatnya di mata Tamara. Mata Rama seolah ditarik oleh kekuatan cinta yang Tamara berikan. Iyolo.
"Tam," sapa Rama datar.
Tamara yang tadinya sangat kecewa dengan Rama, berubah menjadi sifat seperti biasanya. Bila ada kekecewaan dirinya terhadap Rama, apapun itu bila ia dekat dengan Rama, hatinya merasa nyaman dan berubah drastis dari apa yang ia pikirkan sebelumnya. Rama memang moodboster nya Tamara.
"ha?," jawab Tamara memasang muka jutek, tetapi didalam hatinya ia merasa bahagia karena Rama selalu menyapa nya dalam situasi apapun.
"kamu kenapa?" tanya Rama heran dengan ekspresi jutek Tamara.
"hm, ga ada," sambil berjalan menuju kursi sekaligus meninggalkan Rama dengan ekspresi yang belum berubah.
Tamara mencoba untuk menutupi apa yang terjadi semalaman, ia tidak ingin Rama tau yang sebenarnya bahwa ia menangis hanya karena memikirkan kecemburuan nya saja.
Rama heran dengan sikap Tamara yang hari ini begitu cuek ditambah mata Tamara yang sembab makin membuat Rama bertanya-tanya apa yang terjadi pada kekasihnya itu.
Apa ia menangis semalam? Tapi apa sebabnya? Apa mungkin karena ia memikirkan kejadian kemaren?
Banyak sekali pertanyaan yang ada dibenak Rama, dan ia ingin semuanya terpecahkan. Tapi ia pikir bukanlah hal yang mudah untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Tamara.
🌿🌿
Tett..tett..tett, lonceng sekolah pun berbunyi, tanda jam pelajaran sekolah telah usai dan para siswa diperbolehkan pulang kerumahnya masing-masing.
Satu persatu siswa pergi meninggalkan kelas mereka hingga Tamara lun turut serta keluar dari kelas. Tetapi, Rama menarik tas Tamara dan menyuruhnya agar jangan pulang dulu.
"Tam, tunggu lu" paksa Rama sambil memegang tas Tamara dan menariknya.
"apa lagi Ram? aku capek, mau pulang kerumah", balas Tamara dengan nada yang lemas sambil memegang tas yang berhasil di tarik Rama.
"aku mau nanya, kenapa dari tadi pagi cuek sama aku?," tanya Rama penasaran
Tamara pun terkejut dengan pertanyaan Rama, ia bingung harus jawab dengan apa dan tidak ingin Rama tau yang sebenarnya. Tamara pun menjawab pertanyaan Rama dengan semua jawabn palsu.
"hm, ga apa-apa,i'm fine baik-baik aja kok,aku lagi capek aja makanya kaya gitu, serius loh aku ga boong," jawab Tamara memasang muka meyakinkan.
"srius ni? yalah, pulang lah lagi," balasan Rama cuek sekali seperti biasanya.
"okey, dah"
Tamara pun akhirnya bisa bernafas lega. Karena berhasil meyakini Rama dengan mengatakan i'm fine.
Disamping itu, Rama belum bisa terima jawaban dari pertanyaannya, ia masih belum yakin, tetapi didepan Tamara iya yakin-yakin saja.
Fix, rumit weh gilak:'v.
Sorry kalau kurang bagus. Cuma untuk senang" sajah.
Btw, h-10 ay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Cold
Teen FictionTamara Andriani gadis yang bersekolah di SMA Cahaya Ilahi ini memiliki sang kekasih, ialah Rama Aldian, satu sekolah dan sekelas dengannya. Sikap Rama yang dingin, tidak berpengaruh pada perasaan Tamara. Mereka tetap bertahan meski ditumpuk oleh pa...