One

1K 125 12
                                    


Hasley- Sorry


Secangkir kopi yang masih hangat menyisakan sedikit uap..

Lagu Indie yang sengaja diperdengarkan mengalun pelan memasuki indera pendengaran setiap orang yang berada disana..

Sebuah kafe bergaya vintage dengan bau kopi dan vanilla yang begitu kentara..

Kopi yang hangat perlahan mulai mendingin akibat sang waktu.

Sama sekali belum tersentuh oleh sang pemilik yang sibuk merenung.

Merenungkan sesuatu yang barus aja ia katakan sebelumnya.

Ia mungkin memang telah menjadi pemeran antagonis disini.

Wanita itu tau, ia memang selalu memerankan peran itu.

Pria yang baru saja ia sakiti telah lama pergi dan menghilang dari radar pandangannya.

Lagu masih mengalun tenang, kopi yang mulai mendingin, suara pelayan yang menyapa pelanggan baru.

Wanita itu masih di sana, berharap sang pria akan kembali dan meminta kesempatan sekali lagi.

Tapi itu semua mustahil setelah ia menyakitinya tanpa hati.

Menyakiti dan menodai perasaan tulus sang pria.

Menghela napas pelan seolah ingin membuang semua perasaan berat dan bersalah.

Tapi ia tau itu semua sia-sia.



"Sorry I could be so blind...

Didn't mean to leave you...

And all of the things that we had behind...."

***

.

.

.

.

Jalanan kota London.

Tampak tenang dan damai..

Sore hari yang indah dan tentram..

Tanpa ada polusi yang mengganggu ataupun suara berisik kendaraan bermotor..

Bangunan-bangunan toko model lama masih kokoh berdiri di tepi jalanan..

Bunga-bunga yang terpajang di salah satu toko bunga mekar dengan begitu indah bak bidadari di siang hari.

Seolah tidak jadi masalah ia membuka kelopaknya dengan indah meskipun itu musim dingin di bulan Desember..

Namun suasana cerah itu tidak bisa menyingkirkan perasaan mendung seorang laki-laki yang tengah berjalan cepat menyusuri trotoar.

Pria itu memasukan kedua tangannya kedalam kantong coat abu-abu. Sorot matanya terlihat sendu, kaki terus melangkah tanpa tau arah tujuan yang pasti.

Menatap kedepan tetapi pikiran masih terbayang dengan suasana cafe Vintage yang baru saja ia datangi bersama wanita itu.

Wanita yang telah membuatnya merasa begitu kecewa.

Dadanya masih terasa sesak tapi tidak begitu kentara diperlihatkan olehnya.

Ingin rasanya berbalik dan memastikan sekali lagi, tapi entah kenapa kaki malah terus melangkah maju.

Menjauh dan terus menjauh.

***

"I run away when things are good
And never really understood
The way you laid your eyes on me
In ways that no one ever could
And so it seems I broke your heart..."


****

.

.

à suivre  


Lagi-lagi aku bikin book baru lolol

Tapi cerita ini cuman sekilas lewat doang kok..

Dibuat dikala author sedang tergila gila dengan genre lagu indie dan folk *te-he~

lagipula ini pertama kali kubikin ff khusus bang Sei  :3

see ya!


Spark 🎄 || Akashi SeijuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang