Four

494 93 4
                                    


The Story Never Ending - Lauv

.

.

.

.

.

Kaki melangkah dengan pasti memasuki sebuah kamar. Aroma lavender menyeruak memasuki indera penciuman sang pemilik kamar. Ruangan tampak bersih dan rapi meskipun sudah hampir 2 tahun tidak terjamah oleh sang pemilik.

Ini bertanda bahwa sang Ibu selalu membersihkan dan merapikan kamarnya setiap hari.

Tanpa sadar, sebuah kurva tipis terbentuk menghiasi wajah (Name).

Gadis itu sangat merindukan kamarnya.

Kamar tempat ia belajar, berguling, dan mengerjakan tugas dengan teman-teman di masa SMP maupun SMA.

Tempat dimana ia dan orang itu selalu menghabiskan waktu bersama.

Saling berdebat, belajar bersama, maupun sekedar mengobrol biasa.

Netra (e/c) menatap sofa panjang di pojok kamar, dan tanpa sadar bayangan akan sosok pria bersurai merah yang tengah duduk sembari membaca buku hinggap di alam pikirannya.

Pria itu lantas menghentikan kegiatan membaca dan menoleh sembari tersenyum tipis kearahnya.

(Name) menggigit bagian bawah bibirnya sendiri, sadar bahwa itu hanyalah sebuah delusi.

Menggeleng pelan, berjalan cepat dan langsung merebahkan diri diatas tempat tidur.

Setelah melakukan beberapa penyambutan dan bertemu melepas rindu, keluarganya memaksa gadis itu beristirahat sambil menunggu waktu makan malam.

(Name) menatap langit-langit kamarnya, lalu kemudian menutup mata.

"Sei! Hentikan! Jangan bercanda mana mungkin hasilnya begini?!"

Bantahan seorang gadis samar-samar memasuki indera pendengaran milik (Name).

"(Name), jangan membantahku. Hasilnya memang begini. Memangnya kau memakai rumus yang mana?"

Tak lama disusul dengan suara bariton seorang pria.

'Aku menggunakan jalan cepat, kalau pakai rumus itu sudah pasti merepotkan,'

Buru-buru (Name) bangkit dan sebuah bayangan dua remaja yang tengah berdebat pun muncul di hadapannya.

'Mana boleh seperti itu, kau ini bagaimana sih?'

'Uh tapi kurasa jalan ini benar kok!'

'Matematika itu ilmu pasti, berhenti menggunakan perasaanmu dalam menjawabnya,'

Pats

Lagi-lagi (Name) bernostalgia.

Gadis itu menggeleng kuat, sembari berpikir keras. Tanpa sadar gadis itu baru saja meneteskan air mata.

"Aku ini sedang apa sih?"

.

.

.

.

***


à suivre

Spark 🎄 || Akashi SeijuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang