Five

433 99 9
                                    

Eyes On You- Ed Patrick

.

.

.

.

.

Akashi tak pernah menyangka bahwa ia akan kembali membuka folder itu di laptopnya.

Sebuah folder yang telah bertahun-tahun terkubur bersama file-file komputer lainnya.

Akashi selalu ingin menghapusnya tapi niatan tersebut tak pernah sepenuhnya terwujud.

Sekarang disinilah ia. Membuka data tersebut dan menatap isinya satu persatu.

Sebuah foto.

Dengan beberapa video.

Bernostalgia kembali meski ada perasaan sesak.

Akashi jadi merasa bingung apa yang membuatnya memiliki keinginan untuk melihat kembali bagian dari serpihan masa lalu yang telah lama ia buang dan ia kubur jauh bersama memori lainnya.

Apakah karena hari ini ia telah melihat sosok yang mirip dengan gadis itu.

Apakah karena itu Akashi kembali merasakan perasaan rindu yang menggebu.

Batin pria itu berkecamuk. Jika mengingat sosok gadis itu maka Akashi akan kembali mengingat sosok pria bedebah di masa lalu yang begitu bodoh dan pecundang.

Pria bodoh yang menyia-nyiakan masa depannya hanya untuk seorang wanita yang tak memiliki apa-apa.

Pria bodoh yang pertama kalinya membangkang sang Ayah. Satu-satunya sosok keluarga dan pemimpin yang amat ia hormati.

Pria bodoh yang meninggalkan segalanya hanya demi sebuah ilusi emosi berkedok cinta.

Akashi telah lama mengenyahkan sosok pengecut tersebut.

Ia sama sekali tidak menyesal atas jalan yang di pilihnya, ia merasa bersyukur karena telah di campakkan oleh gadis itu.

Seharusnya memang seperti itu.

Tapi saat melihat kembali foto-foto lama kenangannya bersama gadis itu kembali membawa Akashi kepada perasaan rindu dan sesak.

Manik merah menatap lekat-lekat potret seorang wanita yang tengah tersenyum ceria sembari memainkan kembang api.

Akashi ingat, itu adalah saat tahun baru.

Lalu kemudian potret wanita dengan latar laut dan langit biru. Terpantri jelas sebuah senyuman manis dari wajah wanita itu.

Akashi ingat, foto tersebut diambil saat mereka memilih menghabiskan musim panas di villa sewaan tepi pantai.

Foto demi foto, video demi video. Akashi melihatnya satu persatu, menjawab sendiri kapan dan dimana foto serta video tersebut diambil. Memori demi memori tersambung dan terekam kembali tanpa sengaja.

Foto terakhir adalah foto dirinya dengan gadis itu. Tampak akrab sekali dengan balutan seragam SMA.

Akashi ingat, itu adalah saat kelulusan mereka.

Tanpa sadar tubuh pria itu bergetar hebat.

Begitu banyak perasaan yang ia rasakan setiap melihat kenangan demi kenangan.

Seharusnya Akashi menghapusnya saja dari dulu.

Seharusnya folder tersebut tak usah di buka saja.

Sekarang siapa yang akan bertanggung jawab ketika dirinya jadi menangis dalam diam.

***


à suivre

Spark 🎄 || Akashi SeijuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang